26 C
Jakarta
Wednesday, October 1, 2025

Muktamar X PPP Sempat Rusuh, Pendukung Cekcok dan Baku Hantam

Saling dukung masing-masing calon ketua umum (ketum) PPP di Muktamar X PPP di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara (Jakut) sempat memicu ketegangan. Beberapa pendukung masing-masing calon ketum terlibat cekcok dan baku hantam. Suasana tersebut membuat elite PPP bersuara. Seluruh muktamarin dan pendukung masing-masing calon ketum menahan diri.

Wakil Ketua Umum DPP PPP Rusli Effendi mengungkapkan bahwa para peserta muktamirin harus menahan diri. Mereka diminta berperilaku sesuai ajaran agama Islam dalam pelaksanaan Muktamar X yang sudah dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Ketum PPP Muhammad Mardiono pada sore tadi. Meski sempat panas, namun pembukaan muktamar tersebut tetap berjalan sampai tuntas.

”Perbedaan pendapat pasti ada dalam pemilihan ketua umum. Namun, bedanya ada yang mengedepankan kesantunan dan ada yang tidak. Jadi, kami minta untuk semua muktamirin menahan diri untuk tidak mencederai proses pelaksanaan Muktamar X,” ungkap dia kepada awak media pada Sabtu (27/9).

Menurut Rusli, PPP adalah partai Islam yang tidak sepatutnya mengedepankan perkelahian dan keributan. Dia menyatakan bahwa ribut-ribut dalam Muktamar X PPP tidak ada gunanya. Bahkan bisa dinilai sebagai upaya mencari sensasi. Jika diteruskan, PPP yang akan rugi. Sebab, umat akan melihat hal itu.

”Kalau maunya ribut terus dan hanya cari sensasi saja bagaimana mau mendapatkan simpati dari umat,” imbuhnya.

Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa pihaknya tidak ingin PPP kembali ke era saat  Rommy dan Djan Farid berseteru dan membuat partai berlambang ka’bah tersebut terbelah menjadi dua kubu. Sebab, konflik di internal partai akan membuat PPP semakin jauh dari  masyarakat.

Baca Juga :  PPP Tetapkan Kandidat Pilkada di 8 Wilayah Kalteng, Rekomendasi Resmi Diserahkan

”Saya rasa konflik itu hanya membuat kita semakin jauh dengan masyarakat dan merupakan satu hal yang menyebabkan PPP ada di titik ini. Semoga tidak terulang kembali,” harapnya.

Juru Bicara PPP Donie Tokan pun menyampaikan bahwa seluruh muktamarin harus waspada terhadap potensi munculnya penyusup dalam Muktamar X PPP. Apalagi yang sampai memicu kerusuhan dan aksi anarkis. Sebab, hal itu bisa mengganggu jalannya muktamar sebagai agenda besar partai.

”Kalau ada yang anarkis bisa jadi itu penyusup-penyusup yang sengaja datang untuk membuat suasana menjadi gaduh, jadi rusuh begitu,” ujarnya.

Beberapa pendukung masing-masing calon ketum terlibat cekcok dan baku hantam. Suasana tersebut membuat elite PPP bersuara. Seluruh muktamarin dan pendukung masing-masing calon ketum menahan diri.

Wakil Ketua Umum DPP PPP Rusli Effendi mengungkapkan bahwa para peserta muktamirin harus menahan diri. Mereka diminta berperilaku sesuai ajaran agama Islam dalam pelaksanaan Muktamar X yang sudah dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Ketum PPP Muhammad Mardiono pada sore tadi. Meski sempat panas, namun pembukaan muktamar tersebut tetap berjalan sampai tuntas.

”Perbedaan pendapat pasti ada dalam pemilihan ketua umum. Namun, bedanya ada yang mengedepankan kesantunan dan ada yang tidak. Jadi, kami minta untuk semua muktamirin menahan diri untuk tidak mencederai proses pelaksanaan Muktamar X,” ungkap dia kepada awak media pada Sabtu (27/9).

Baca Juga :  Kriminalisasi Masih Jadi Ancaman Bagi Aktivis Pembela HAM

Menurut Rusli, PPP adalah partai Islam yang tidak sepatutnya mengedepankan perkelahian dan keributan. Dia menyatakan bahwa ribut-ribut dalam Muktamar X PPP tidak ada gunanya. Bahkan bisa dinilai sebagai upaya mencari sensasi. Jika diteruskan, PPP yang akan rugi. Sebab, umat akan melihat hal itu.

”Kalau maunya ribut terus dan hanya cari sensasi saja bagaimana mau mendapatkan simpati dari umat,” imbuhnya.

Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa pihaknya tidak ingin PPP kembali ke era saat  Rommy dan Djan Farid berseteru dan membuat partai berlambang ka’bah tersebut terbelah menjadi dua kubu. Sebab, konflik di internal partai akan membuat PPP semakin jauh dari  masyarakat.

”Saya rasa konflik itu hanya membuat kita semakin jauh dengan masyarakat dan merupakan satu hal yang menyebabkan PPP ada di titik ini. Semoga tidak terulang kembali,” harapnya.

Juru Bicara PPP Donie Tokan pun menyampaikan bahwa seluruh muktamarin harus waspada terhadap potensi munculnya penyusup dalam Muktamar X PPP. Apalagi yang sampai memicu kerusuhan dan aksi anarkis. Sebab, hal itu bisa mengganggu jalannya muktamar sebagai agenda besar partai.

”Kalau ada yang anarkis bisa jadi itu penyusup-penyusup yang sengaja datang untuk membuat suasana menjadi gaduh, jadi rusuh begitu,” ujarnya.(jpc)

Saling dukung masing-masing calon ketua umum (ketum) PPP di Muktamar X PPP di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara (Jakut) sempat memicu ketegangan. Beberapa pendukung masing-masing calon ketum terlibat cekcok dan baku hantam. Suasana tersebut membuat elite PPP bersuara. Seluruh muktamarin dan pendukung masing-masing calon ketum menahan diri.

Wakil Ketua Umum DPP PPP Rusli Effendi mengungkapkan bahwa para peserta muktamirin harus menahan diri. Mereka diminta berperilaku sesuai ajaran agama Islam dalam pelaksanaan Muktamar X yang sudah dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Ketum PPP Muhammad Mardiono pada sore tadi. Meski sempat panas, namun pembukaan muktamar tersebut tetap berjalan sampai tuntas.

”Perbedaan pendapat pasti ada dalam pemilihan ketua umum. Namun, bedanya ada yang mengedepankan kesantunan dan ada yang tidak. Jadi, kami minta untuk semua muktamirin menahan diri untuk tidak mencederai proses pelaksanaan Muktamar X,” ungkap dia kepada awak media pada Sabtu (27/9).

Menurut Rusli, PPP adalah partai Islam yang tidak sepatutnya mengedepankan perkelahian dan keributan. Dia menyatakan bahwa ribut-ribut dalam Muktamar X PPP tidak ada gunanya. Bahkan bisa dinilai sebagai upaya mencari sensasi. Jika diteruskan, PPP yang akan rugi. Sebab, umat akan melihat hal itu.

”Kalau maunya ribut terus dan hanya cari sensasi saja bagaimana mau mendapatkan simpati dari umat,” imbuhnya.

Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa pihaknya tidak ingin PPP kembali ke era saat  Rommy dan Djan Farid berseteru dan membuat partai berlambang ka’bah tersebut terbelah menjadi dua kubu. Sebab, konflik di internal partai akan membuat PPP semakin jauh dari  masyarakat.

Baca Juga :  PPP Tetapkan Kandidat Pilkada di 8 Wilayah Kalteng, Rekomendasi Resmi Diserahkan

”Saya rasa konflik itu hanya membuat kita semakin jauh dengan masyarakat dan merupakan satu hal yang menyebabkan PPP ada di titik ini. Semoga tidak terulang kembali,” harapnya.

Juru Bicara PPP Donie Tokan pun menyampaikan bahwa seluruh muktamarin harus waspada terhadap potensi munculnya penyusup dalam Muktamar X PPP. Apalagi yang sampai memicu kerusuhan dan aksi anarkis. Sebab, hal itu bisa mengganggu jalannya muktamar sebagai agenda besar partai.

”Kalau ada yang anarkis bisa jadi itu penyusup-penyusup yang sengaja datang untuk membuat suasana menjadi gaduh, jadi rusuh begitu,” ujarnya.

Beberapa pendukung masing-masing calon ketum terlibat cekcok dan baku hantam. Suasana tersebut membuat elite PPP bersuara. Seluruh muktamarin dan pendukung masing-masing calon ketum menahan diri.

Wakil Ketua Umum DPP PPP Rusli Effendi mengungkapkan bahwa para peserta muktamirin harus menahan diri. Mereka diminta berperilaku sesuai ajaran agama Islam dalam pelaksanaan Muktamar X yang sudah dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Ketum PPP Muhammad Mardiono pada sore tadi. Meski sempat panas, namun pembukaan muktamar tersebut tetap berjalan sampai tuntas.

”Perbedaan pendapat pasti ada dalam pemilihan ketua umum. Namun, bedanya ada yang mengedepankan kesantunan dan ada yang tidak. Jadi, kami minta untuk semua muktamirin menahan diri untuk tidak mencederai proses pelaksanaan Muktamar X,” ungkap dia kepada awak media pada Sabtu (27/9).

Baca Juga :  Kriminalisasi Masih Jadi Ancaman Bagi Aktivis Pembela HAM

Menurut Rusli, PPP adalah partai Islam yang tidak sepatutnya mengedepankan perkelahian dan keributan. Dia menyatakan bahwa ribut-ribut dalam Muktamar X PPP tidak ada gunanya. Bahkan bisa dinilai sebagai upaya mencari sensasi. Jika diteruskan, PPP yang akan rugi. Sebab, umat akan melihat hal itu.

”Kalau maunya ribut terus dan hanya cari sensasi saja bagaimana mau mendapatkan simpati dari umat,” imbuhnya.

Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa pihaknya tidak ingin PPP kembali ke era saat  Rommy dan Djan Farid berseteru dan membuat partai berlambang ka’bah tersebut terbelah menjadi dua kubu. Sebab, konflik di internal partai akan membuat PPP semakin jauh dari  masyarakat.

”Saya rasa konflik itu hanya membuat kita semakin jauh dengan masyarakat dan merupakan satu hal yang menyebabkan PPP ada di titik ini. Semoga tidak terulang kembali,” harapnya.

Juru Bicara PPP Donie Tokan pun menyampaikan bahwa seluruh muktamarin harus waspada terhadap potensi munculnya penyusup dalam Muktamar X PPP. Apalagi yang sampai memicu kerusuhan dan aksi anarkis. Sebab, hal itu bisa mengganggu jalannya muktamar sebagai agenda besar partai.

”Kalau ada yang anarkis bisa jadi itu penyusup-penyusup yang sengaja datang untuk membuat suasana menjadi gaduh, jadi rusuh begitu,” ujarnya.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru