PROKALTENG.CO – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin menerima gelar kehormatan “Tun Perak” dari Yang di-Pertua Negeri Melaka sekaligus Presiden Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI), Jumat (24/10/2025). Penghargaan ini menjadi pengakuan internasional atas kiprahnya memperkuat peran masyarakat Melayu dan Islam, baik di Indonesia maupun di kancah global.
Gelar “Tun Perak” dikenal sebagai simbol kepemimpinan dan kebijaksanaan, merujuk pada tokoh legendaris Kesultanan Melayu Melaka, Bendahara Paduka Raja, yang memimpin pada abad ke-15. Dalam konteks masa kini, DMDI menganugerahkan gelar ini kepada tokoh-tokoh berpengaruh di bidang sosial, politik, dan budaya yang dinilai berjasa bagi kemajuan umat Melayu dan Islam.
Acara penganugerahan digelar di Hotel Borobudur Jakarta, dihadiri pimpinan DMDI serta sejumlah tokoh masyarakat. Dalam sambutannya, Mukhtarudin menyampaikan rasa syukur dan komitmennya untuk terus memperjuangkan nilai-nilai kemajuan dan keadilan.
“Gelar ini menjadi penyemangat bagi saya untuk terus berkhidmat kepada bangsa dan agama. Tun Perak adalah simbol kepemimpinan bijaksana yang patut diteladani,” ujar Mukhtarudin usai menerima penghargaan.
Pihak DMDI menilai Mukhtarudin layak menerima gelar kehormatan tersebut karena dedikasinya dalam pemberdayaan masyarakat perbatasan dan komunitas Melayu di Indonesia.
Penghargaan “Tun Perak” kepada Mukhtarudin diharapkan menjadi momentum mempererat hubungan Indonesia dengan dunia Melayu, serta mendorong kolaborasi sosial dan budaya lintas negara. (tim)
PROKALTENG.CO – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin menerima gelar kehormatan “Tun Perak” dari Yang di-Pertua Negeri Melaka sekaligus Presiden Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI), Jumat (24/10/2025). Penghargaan ini menjadi pengakuan internasional atas kiprahnya memperkuat peran masyarakat Melayu dan Islam, baik di Indonesia maupun di kancah global.
Gelar “Tun Perak” dikenal sebagai simbol kepemimpinan dan kebijaksanaan, merujuk pada tokoh legendaris Kesultanan Melayu Melaka, Bendahara Paduka Raja, yang memimpin pada abad ke-15. Dalam konteks masa kini, DMDI menganugerahkan gelar ini kepada tokoh-tokoh berpengaruh di bidang sosial, politik, dan budaya yang dinilai berjasa bagi kemajuan umat Melayu dan Islam.
Acara penganugerahan digelar di Hotel Borobudur Jakarta, dihadiri pimpinan DMDI serta sejumlah tokoh masyarakat. Dalam sambutannya, Mukhtarudin menyampaikan rasa syukur dan komitmennya untuk terus memperjuangkan nilai-nilai kemajuan dan keadilan.
“Gelar ini menjadi penyemangat bagi saya untuk terus berkhidmat kepada bangsa dan agama. Tun Perak adalah simbol kepemimpinan bijaksana yang patut diteladani,” ujar Mukhtarudin usai menerima penghargaan.
Pihak DMDI menilai Mukhtarudin layak menerima gelar kehormatan tersebut karena dedikasinya dalam pemberdayaan masyarakat perbatasan dan komunitas Melayu di Indonesia.
Penghargaan “Tun Perak” kepada Mukhtarudin diharapkan menjadi momentum mempererat hubungan Indonesia dengan dunia Melayu, serta mendorong kolaborasi sosial dan budaya lintas negara. (tim)