Presiden
Joko Widodo (Jokowi) melihat, seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi
pertahanan kini semakin canggih. Tranformasi di bidang pertahanan sangat cepat.
Jokowi tak ingin Indonesia ketinggalan.
Maka dari
itu, dia menyampaikan bahwa kebijakan pengembangan alutsista harus dilakukan
secara tepat. Alutsista yang dibeli pun mesti bisa diproyeksikan untuk jangka
panjang.
“Apakah
pembelian ini berguna untuk 20, 30, 50 tahun yang akan datang? Harus dihitung
dan dikalkulasi semua secara detail. (Pola pikir) Belanja pertahanan harus
diubah menjadi investasi pertahanan,†kata Jokowi dalam arahannya di Rapim
Kemenhan, di Jakarta, Kamis (23/1).
Dengan
kebijakan alutsista yang jelas, maka APBN bisa digunakan seefisien mungkin. Dia
pun meminta kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto agar
berhati-hati dalam penggunaan anggaran Kemenhan 2020 senilai Rp 127 triliun.
“Saya yakin
Pak Menhan ini kalau urusan anggaran detail. Berkali-kali dengan saya hampir
hapal di luar kepala. ‘Ini Pak, di sini Pak. Aman untuk urusan Rp 127 triliun
ini’†ucapnya menirukan Prabowo.
Politikus
PDI Perjuangan itu pun berharap agar tak ada permainan dalam penggunaan
anggaran Kemenhan. “Harus efisien, bersih, tak boleh ada mark up-mark
up lagi. Dan yang paling penting, mendukung industri dalam negeri
kita,†pungkas Jokowi.(jpc)