32.9 C
Jakarta
Wednesday, November 13, 2024

Angkasa Pura I Pastikan Pengawasan akan Virus Korona Tetap Ketat

Pengamanan akan merebaknya Covid-19 atau lebih
dikenal dengan nama virus korona terus dilakukan. PT Angkasa Pura I yang
mengelola Bandara Internasional Juanda tidak mau kecolongan. Kemarin (19/2)
instansi tersebut mengadakan Airport Security Committee Meeting. Tujuannya,
menangkal virus tersebut masuk dan menyebar di Jawa Timur (Jatim).

General Manager Bandar Udara Internasional
Juanda Heru Prasetyo mengatakan, sampai saat ini belum ditemukan pasien
terjangkit virus korona yang masuk melalui Bandara Juanda. Meski begitu,
petugas tidak boleh lengah. Sebab, jumlah penerbangan di Juanda cukup tinggi.

Data tahun lalu, setidaknya ada 2,4 juta
penumpang yang terlayani di Juanda. Karena itu, upaya pencegahan dan pengawasan
harus tetap dilakukan. ”Kami berkoordinasi dengan semua pihak terkait. Termasuk
dengan pihak intelijen,” paparnya.

Baca Juga :  Pendaftaran SBMPTN 2021 Dimulai Besok, Ini Jadwal dan Ketentuannya

Fokus Airport Security Meeting saat ini
membahas pengawasan tentang korona. Yang diundang, antara lain, imigrasi dan
bea cukai serta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya. Sebab, KKP
sangat berperan ketika ada indikasi penumpang yang terjangkit korona. ”Standar
operasional prosedur (SOP) menjadi acuan penanganan,” kata Plt Kabid Upaya
Kesehatan Lintas Wilayah (UKLW) KKP I Surabaya dr Acub Zaenal kemarin.

Menurut dia, hingga saat ini ada satu orang
yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Delapan orang berstatus orang
dalam pemantauan (ODP). ”Tapi, semuanya hasilnya negatif korona,” terangnya.

Upaya pengawasan dilakukan dengan ketat.
Petugas mengecek ke maskapai yang baru saja terbang dari negara yang terjangkit
korona. Salah satunya Singapura. Jadi, pengawasan dilakukan sebelum penumpang
turun. ”Biasanya koordinasi dengan kru pesawat. Nah setelah mendarat,
pengecekan dilakukan dengan sensor pemantau suhu badan,” paparnya.

Baca Juga :  KPK Sudah Kantongi Bukti, Selangkah Lagi Menteri Agama Bakal Susul Rom

Yang ditakutkan, kata Zaenal, penumpang yang
terjangkit virus, tetapi gejalanya tidak terlihat. Misalnya, suhu badan normal.
Artinya, mereka bisa bebas lolos. Menurut dia, hal itu bisa terjadi. Sebab,
virus tersebut memiliki masa inkubasi selama 14 hari. Karena itu, penumpang
dari luar negeri diberi health alert card (HAC). ’’Bila ada keluhan, surat
tersebut bisa dibawa ke puskesmas atau rumah sakit,” ucapnya.(jpc)

 

Pengamanan akan merebaknya Covid-19 atau lebih
dikenal dengan nama virus korona terus dilakukan. PT Angkasa Pura I yang
mengelola Bandara Internasional Juanda tidak mau kecolongan. Kemarin (19/2)
instansi tersebut mengadakan Airport Security Committee Meeting. Tujuannya,
menangkal virus tersebut masuk dan menyebar di Jawa Timur (Jatim).

General Manager Bandar Udara Internasional
Juanda Heru Prasetyo mengatakan, sampai saat ini belum ditemukan pasien
terjangkit virus korona yang masuk melalui Bandara Juanda. Meski begitu,
petugas tidak boleh lengah. Sebab, jumlah penerbangan di Juanda cukup tinggi.

Data tahun lalu, setidaknya ada 2,4 juta
penumpang yang terlayani di Juanda. Karena itu, upaya pencegahan dan pengawasan
harus tetap dilakukan. ”Kami berkoordinasi dengan semua pihak terkait. Termasuk
dengan pihak intelijen,” paparnya.

Baca Juga :  Pendaftaran SBMPTN 2021 Dimulai Besok, Ini Jadwal dan Ketentuannya

Fokus Airport Security Meeting saat ini
membahas pengawasan tentang korona. Yang diundang, antara lain, imigrasi dan
bea cukai serta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya. Sebab, KKP
sangat berperan ketika ada indikasi penumpang yang terjangkit korona. ”Standar
operasional prosedur (SOP) menjadi acuan penanganan,” kata Plt Kabid Upaya
Kesehatan Lintas Wilayah (UKLW) KKP I Surabaya dr Acub Zaenal kemarin.

Menurut dia, hingga saat ini ada satu orang
yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Delapan orang berstatus orang
dalam pemantauan (ODP). ”Tapi, semuanya hasilnya negatif korona,” terangnya.

Upaya pengawasan dilakukan dengan ketat.
Petugas mengecek ke maskapai yang baru saja terbang dari negara yang terjangkit
korona. Salah satunya Singapura. Jadi, pengawasan dilakukan sebelum penumpang
turun. ”Biasanya koordinasi dengan kru pesawat. Nah setelah mendarat,
pengecekan dilakukan dengan sensor pemantau suhu badan,” paparnya.

Baca Juga :  KPK Sudah Kantongi Bukti, Selangkah Lagi Menteri Agama Bakal Susul Rom

Yang ditakutkan, kata Zaenal, penumpang yang
terjangkit virus, tetapi gejalanya tidak terlihat. Misalnya, suhu badan normal.
Artinya, mereka bisa bebas lolos. Menurut dia, hal itu bisa terjadi. Sebab,
virus tersebut memiliki masa inkubasi selama 14 hari. Karena itu, penumpang
dari luar negeri diberi health alert card (HAC). ’’Bila ada keluhan, surat
tersebut bisa dibawa ke puskesmas atau rumah sakit,” ucapnya.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru