Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian memimpin
delegasi Polri dalam Konferensi ASEANAPOL Tahun 2019 di Hanoi, Vietnam, Rabu
(18/9). Dalam pertemuan itu, Tito menyoroti pentingnya kerja sama kepolisian
antar negara-negara ASEAN dalam mewujudkan stabilitas keamanan di kawasan Asia
Tenggara.
“Khususnya dalam penanggulangan kejahatan transnasional untuk
mendukung terselenggaranya pembangunan ekonomi menuju kemajuan dan
kesejahteraan bangsa,†kata Tito lewat keterangan tertulisnya, Kamis (19/9).
Menurut dia, hal itu tidak bisa dipisahkan dari peran penting
negara-negara ASEAN dalam dinamika ekonomi dunia. Ketahanan dan pertumbuhan
ekonomi negara-negara Asia Tenggara yang cukup unggul telah menjadi perhatian
utama dunia di tengah kemelut perdagangan dan ekonomi dunia.
“Keunggulan dan keberhasilan ekonomi negara-negara ASEAN hanya
akan dapat terwujud dengan terpeliharanya stabilitas keamanan yang optimal,â€
ujarnya.
Oleh karena itu, Tito mengatakan kerja sama di antara kepolisian
negara ASEAN memainkan peran penting. Selain itu, Konferensi ASEANAPOL ini
punya peran yang sangat strategis dalam upaya mengoptimalkan kerja sama
kepolisian di kawasan Asia Tenggara.
“Kerja sama tersebut diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan
bidang operasional, seperti tukar menukar informasi dalam pencegahan kejahatan
secara dini maupun penindakan, pencegahan dan penanganan kejahatan di kawasan
perbatasan, serta berbagai bentuk komunikasi dan koordinasi dalam penegakan
hukum,†jelas dia.
Selain itu, kata Tito, kerja sama diselenggarakan dalam bidang
pengembangan kapasitas yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan kepolisian serta berbagai bentuk diskusi dan kursus intensif dan
berkelanjutan.
Di samping itu, Tito menyampaikan dukungan secara terbuka
terhadap upaya untuk memperkuat aspek operasional ASEANAPOL melalui pembangunan
pusat data yang kuat dan terintegrasi. Namun demikian, Tito menggarisbawahi
bahwa upaya tersebut hanya dapat terwujud bila terdapat keinginan yang kuat
dari seluruh organisasi kepolisian anggota ASEANAPOL dan pemerintah
negara-negara anggota.
Kemudian, Tito mengingatkan bahwa tantangan yang akan dihadapi
dalam bidang operasional juga sangat besar khususnya perbedaan sistem dan
budaya hukum negara anggota. Kejahatan di sebuah negara belum tentu menjadi
rumusan kejahatan berdasarkan undang-undang negara lain.
“Jenis data yang dikumpulkan dan dibagikan juga harus diatur
secara ketat. Keberhasilan dan kegagalan yang dialami oleh EUROPOL dan INTERPOL
dalam pengelolaan pusat data juga harus menjadi pelajaran untuk menentukan
model terbaik bagi kepolisian negara-negara Asia Tenggara,†tandasnya.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengikuti Konferensi ASEANAPOL
Tahun 2019 di Hanoi, Vietnam sampai Jumat (20/9). Tujuh dari sepuluh kepala
kepolisian negara ASEANAPOL hadir sebagai pimpinan delegasi masing-masing
negara. Sedangkan, tiga negara yang dihadiri oleh wakil kepala kepolisian
adalah Malaysia, Laos dan Thailand.
Konferensi juga dihadiri oleh 10 delegasi mitra dialog yaitu
Kepolisian Australia, China, Jepang, Korea, New Zealand, Rusia, Turki, Setjen
INTERPOL dan EUROPOL. Enam delegasi turut hadir sebagai peninjau, yaitu
Kepolisian Timor Leste, Fiji, National Crime Agency Inggris, FBI, International
Association of Chief of Police, serta Palang Merah Internasional.(jpg)