PROKALTENG.CO – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa deep learning bukanlah kurikulum baru yang menggantikan sistem pendidikan sebelumnya. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang salah paham mengenai konsep ini.
“Deep learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir mendalam, bukan kurikulum baru,” kata Abdul Mu’ti. Ia menekankan bahwa metode ini bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful.
Dia menuturkan, dalam konsep ini siswa tidak hanya dituntut untuk menghafal atau mengerjakan soal-soal ujian, tetapi lebih diarahkan untuk memahami konsep secara menyeluruh, mengaitkannya dengan berbagai disiplin ilmu, dan menerapkannya dalam kehidupan nyata.
Implementasi deep learning dilakukan dengan pendekatan yang fleksibel dan menyenangkan. Model pembelajaran ini diyakini dapat mendorong siswa agar lebih aktif mengeksplorasi konsep serta menghubungkan berbagai bidang ilmu, mulai dari aspek kognitif hingga aplikasinya dalam dunia nyata.
“Deep learning mengutamakan proses berpikir tingkat tinggi, seperti pemecahan masalah (problem solving), kolaborasi, dan menemukan makna. Pendekatan ini akan mendorong siswa untuk berpikir kritis,” jelasnya.
Abdul Mu’ti berharap konsep deep learning dapat diterapkan secara optimal di sekolah-sekolah agar siswa tidak hanya sekadar menerima materi, tetapi juga mampu mengembangkan kemampuan analitis dan inovatif. (mia/bas/jawapos.com)