JAKARTA – Satu persatu dalang kerusuhan termasuk
pelaku penembakan terbongkar. Dan Polri terus bergerak, mendalami kasus
kerusuhan 22 Mei. Khususnya, terkait penembakan terhadap delapan korban dan
satu korban tewas karena benda tumpul. Untuk penembak salah satu korban
wajahnya dilihat oleh tiga orang saksi.
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, ciri-ciri
pelaku berambut gondrong dengan tinggi sekitar 175 cm. Serta, berkulit gelap
diketahui dari dua orang saksi mata. “Namun, polisi ternyata menemukan saksi
lainnya yang juga melihat pelaku,†urainya, Minggu (14/7).
Artinya, tiga orang saksi melihat langsung kejadian tersebut. Dengan begitu
langkah untuk menggambar wajah pelaku melalui sketsa menjadi lebih mudah.
Sebab, ada tiga orang saksi yang bisa saling menyempurnakan. “Ketiganya sebut
ciri-cirinya memang sama,†jelasnya.
Sayangnya, dalam rekaman closed circuit television (CCTV) yang diperoleh
penyidik, tidak terlihat wajah pelaku. Sehingga, sulit untuk menerapkan face
recognition atau mengenali identitas melalui deteksi wajah. “Yang terlihat di
CCTV hanya saat korban Harun terjatuh setelah tertembak,†urainya.
Menurutnya, pekerjaan kepolisian masih banyak. Sebab, lokasi penembakan
terhadap korban itu berbeda-beda serta jaraknya berjauhan. Dengan begitu ada
kemungkinan pelaku penembakan lebih dari satu orang. “Empat TKP, jauh-jauh,â€
jelasnya.
Untuk korban lainnya, dia menuturkan bahwa ada satu saksi yang melihat
peristiwa penembakan di depan kantor Pemadam Kebakaran. Saksi tersebut masih
dalam pemeriksaan. “Masih didalami bagaimana yang dilihat saksi,†terangnya.
Dedi menjelaskan bahwa saat ini polisi juga tengah mengejar salah seorang
komandan lapangan kerusuhan 22 Mei di Jawa Barat. Sejak diumumkan beberapa hari
lalu soal perkembangan kasus 22 Mei, hingga saat ini komandan lapangan ini
belum juga tertangkap. “Ini yang melakukan provokasi agar terjadi kerusuhan,â€
paparnya.
Bila komandan lapangan ini tertangkap, tentu akan dapat diketahui siapa
pelaku lain yang tingkatannya lebih tinggi. Apakah komandan lapangan ini
dibayar atau diperintah oleh seseorang. “Semua itu baru akan ketahuan,â€
jelasnya.
Sebelumnya, dari sembilan korban meninggal dunia, Polri baru bisa
mengotopsi empat diantaranya. Lima korban meninggal dunia lain terlanjur dikubur oleh keluarga. Namun, diduga delapan korban meninggal dunia akibat
tembakan dan satu korban karena pukulan benda tumpul. (idr/ful/fin/kpc)