25.2 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

60 Persen Guru di Indonesia Masih Gagap TIK

PROKALTENG.CO – Digitalisasi dunia pendidikan tak berbanding lurus
dengan para pengajar. Padahal digitalisasi dunia pendidikan belakangan semakin
digencarkan.

Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Dasar dan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud), Jumeri menyebut penguasaan dan penggunaan alat
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di kalangan dunia pendidikan masih sangat
minim. Bahkan 60 persen guru masih gagap TIK.

“Masih ada 60 persen guru yang
penguasaan TIK-nya masih terbatas,” kata, Kamis (15/4).

Disebutkannya, guru harus lebih
aktif untuk belajar terbiasa menggunakan TIK. Terlebih di masa pandemi
COVID-19. Sebab alat TIK menjadi keniscayaan dalam kegiatan belajar mengajar. “Ketidakmampuan
guru menggunakan TIK akan berakibat fatal. Sebab akan terjadi gap pendidikan,”
ungkapnya.

Baca Juga :  Menristekdikti Tak Bergeming, Tahun Depan 5 PTN Bakal Dipimpin Rektor

Guru yang tak mampu menghadirkan
pembelajaran melalui TIK akan menurunkan layanan konten belajar siswa.
Dampaknya terjadi kesenjangan kebutuhan konten belajar. “Kesenjangan kebutuhan
konten belajar di dunia maya dan media bahan ajar sebagai guru. Kita masih
butuh banyak konten,” jelasnya.

Karenanya, guru harus mau
belajar, membangun konten pembelajaran yang lebih kreatif untuk siswa. “Seluruh
potensi untuk meningkatkan mutu hasil belajar harus diwujudkan. Dengan basis
TIK ada kepraktisan tentunya. Kita harus bergotong royong memecah akses yang masih
terbatas,” katanya.

PROKALTENG.CO – Digitalisasi dunia pendidikan tak berbanding lurus
dengan para pengajar. Padahal digitalisasi dunia pendidikan belakangan semakin
digencarkan.

Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Dasar dan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud), Jumeri menyebut penguasaan dan penggunaan alat
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di kalangan dunia pendidikan masih sangat
minim. Bahkan 60 persen guru masih gagap TIK.

“Masih ada 60 persen guru yang
penguasaan TIK-nya masih terbatas,” kata, Kamis (15/4).

Disebutkannya, guru harus lebih
aktif untuk belajar terbiasa menggunakan TIK. Terlebih di masa pandemi
COVID-19. Sebab alat TIK menjadi keniscayaan dalam kegiatan belajar mengajar. “Ketidakmampuan
guru menggunakan TIK akan berakibat fatal. Sebab akan terjadi gap pendidikan,”
ungkapnya.

Baca Juga :  Menristekdikti Tak Bergeming, Tahun Depan 5 PTN Bakal Dipimpin Rektor

Guru yang tak mampu menghadirkan
pembelajaran melalui TIK akan menurunkan layanan konten belajar siswa.
Dampaknya terjadi kesenjangan kebutuhan konten belajar. “Kesenjangan kebutuhan
konten belajar di dunia maya dan media bahan ajar sebagai guru. Kita masih
butuh banyak konten,” jelasnya.

Karenanya, guru harus mau
belajar, membangun konten pembelajaran yang lebih kreatif untuk siswa. “Seluruh
potensi untuk meningkatkan mutu hasil belajar harus diwujudkan. Dengan basis
TIK ada kepraktisan tentunya. Kita harus bergotong royong memecah akses yang masih
terbatas,” katanya.

Terpopuler

Artikel Terbaru