32.3 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Hilangkan UN, Mendikbud Ingin Ciptakan Suasana Happy di Sekolah

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Nadiem Makarim
memiliki trobosan baru untuk dunia pendidikan. Sebab, Ujian Nasional (UN)
ditiadakan pada 2021. UN akan diganti dengan asesemen kompetisi minimum dan
survei karakter.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ade Erlangga Masdiana mengatakan
adanya penghapusan UN ini berdasarkan beberapa masukan dari banyak pihak. “Ini
masukan dari LSM, pemangku kebijakan, masukan dari para eselon,” ujar Erlangga
dalam diskusi di kawan Menteng, Jakarta, Sabtu (14/12).

Erlangga mengatakan, Mendikbud Nadiem Makarim menginginkan tidak
ada lagi siswa yang gusar adanya UN ini. Mendikbud ingin melihat anak-anak
bahagia di sekolah. Terlabih tidak ada kegusaran lagi bagi para orang tua
murid.

Baca Juga :  BNSP Ubah Prosedur Standar Ujian Nasional

“Jadi ingin meciptakan di sekolah suasana happy, karena
pendiikan harus meciptakan suasan bahagia bagi siswa, guru dan orang tua,”
ungkapnya.

Erlangga mengatakan dari dulu sudah banyak yang mengkritik
standar kelulusan siswa dengan adanya UN ini. Sehingga banyak siswa yang
menjadi stres karena menganggap UN itu momok yang menakutkan. “Jadi orangtua
stres anaknya juga, dan guru juga ditekan supaya anak berprestasi,” ungkapnya.

Sekadar informasi, Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan UN hanya
akan ada di 2020. Setelah itu formatnya akan diganti. Sehingga di 2021 tidak
lagi ada UN. “Pada tahun 2021 UN akan diganti menjadi asesemen kompetisi
minimum dan survei karakter,” ujar Nadiem.

Baca Juga :  Doris Observasi 2 Pasien Gejala Yang Sama dengan Ciri Corona

Nadiem menjelaskan kenapa UN tetap dilakukan sampai dengan 2020.
Alasannya karena sudah dilakukan persiapan adanya pelaksanaan UN tersebut.
Sehingga tidak bisa serta merta dihapus. Sementara sudah ada persiapan.

Alasan UN diganti karena berdasarkan survei dan diskusi dari
beberapa pihak termasuk juga dengan orang tua siswa. Hasilnya adalah tidak
baik. Karena siswa fokusnya menghapal materi yang telah dipelajari. Adanya UN
ini juga menurut Nadiem belum menyentuh kepada karakter siswa.

Sehingga Nadiem menilai UN hanya akan ada sampai 2020. Setelah
itu asesemen kompetisi minimum dan survei karakter‎ yang akan diterapkan. “Jadi
memang belum menyentuh karekter siswa secara holistik,” tuturnya.(jpc)

 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Nadiem Makarim
memiliki trobosan baru untuk dunia pendidikan. Sebab, Ujian Nasional (UN)
ditiadakan pada 2021. UN akan diganti dengan asesemen kompetisi minimum dan
survei karakter.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ade Erlangga Masdiana mengatakan
adanya penghapusan UN ini berdasarkan beberapa masukan dari banyak pihak. “Ini
masukan dari LSM, pemangku kebijakan, masukan dari para eselon,” ujar Erlangga
dalam diskusi di kawan Menteng, Jakarta, Sabtu (14/12).

Erlangga mengatakan, Mendikbud Nadiem Makarim menginginkan tidak
ada lagi siswa yang gusar adanya UN ini. Mendikbud ingin melihat anak-anak
bahagia di sekolah. Terlabih tidak ada kegusaran lagi bagi para orang tua
murid.

Baca Juga :  BNSP Ubah Prosedur Standar Ujian Nasional

“Jadi ingin meciptakan di sekolah suasana happy, karena
pendiikan harus meciptakan suasan bahagia bagi siswa, guru dan orang tua,”
ungkapnya.

Erlangga mengatakan dari dulu sudah banyak yang mengkritik
standar kelulusan siswa dengan adanya UN ini. Sehingga banyak siswa yang
menjadi stres karena menganggap UN itu momok yang menakutkan. “Jadi orangtua
stres anaknya juga, dan guru juga ditekan supaya anak berprestasi,” ungkapnya.

Sekadar informasi, Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan UN hanya
akan ada di 2020. Setelah itu formatnya akan diganti. Sehingga di 2021 tidak
lagi ada UN. “Pada tahun 2021 UN akan diganti menjadi asesemen kompetisi
minimum dan survei karakter,” ujar Nadiem.

Baca Juga :  Doris Observasi 2 Pasien Gejala Yang Sama dengan Ciri Corona

Nadiem menjelaskan kenapa UN tetap dilakukan sampai dengan 2020.
Alasannya karena sudah dilakukan persiapan adanya pelaksanaan UN tersebut.
Sehingga tidak bisa serta merta dihapus. Sementara sudah ada persiapan.

Alasan UN diganti karena berdasarkan survei dan diskusi dari
beberapa pihak termasuk juga dengan orang tua siswa. Hasilnya adalah tidak
baik. Karena siswa fokusnya menghapal materi yang telah dipelajari. Adanya UN
ini juga menurut Nadiem belum menyentuh kepada karakter siswa.

Sehingga Nadiem menilai UN hanya akan ada sampai 2020. Setelah
itu asesemen kompetisi minimum dan survei karakter‎ yang akan diterapkan. “Jadi
memang belum menyentuh karekter siswa secara holistik,” tuturnya.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru