26.1 C
Jakarta
Wednesday, April 16, 2025

Hebohnya Kerajaan Agung Sejagat yang Mengaku Kuasai Dunia

DALAM beberapa hari ini, masyarakat
Purworejo digegerkan dengan adanya orang yang mengaku sebagai pemimpin dan
pengikut Kerajaan Keraton Agung Sejagat.

Mereka bermarkas dengan
mendirikan semacam keraton yang belum selesai pembangunannya, di Desa Pogung
Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Dalam jumpa pers di dalam ruang
sidang ‘keraton’, pimpinan Keraton Agung Sejagat dipanggil Sinuhun bernama asli
Totok Santosa Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu memiliki
nama Dyah Gitarja.

“Keberadaan kami adalah
menunaikan janji 500 tahun dari runtuhnya Kerajaan Majapahit tahun 1518.
Wilujengan Keraton Agung Sejagat ini adalah untuk menyambut kehadiran Sri
Maharatu (Maharaja) Jawa kembali ke Jawa,” kata Totok yang bergelar sangat
panjang namun hanya disingkat Rangkai Mataram Agung.

Entah dari mana asal usul cerita
yang disampaikan oleh Sang Sinuhun, namun dia mengklaim memiliki wilayah
kekuasaan seluruh negara di dunia dengan dalih bahwa tatanan di dunia ini
terbesar adalah kekaisaran dan terkecil adalah berbentuk republik.

“Keraton Agung Sejagat memiliki
alat-alat kelengkapan yang dibangun dan dibentuk di Eropa, memiliki parlemen
dunia yaitu United Nation (UN). Keraton Agung Sejagat memiliki International
Court of Justice dan Defense Council. Pentagon adalah Dewan Keamanan KAS, bukan
milik Amerika,” katanya.

Entah dari mana ide untuk
mengklaim semua kalimat tersebut, yang jelas para pendukungnya yang menurut
informasi berjumlah 425 sangat mempercayainya.

Baca Juga :  Putusan Sidang Isbat, Hari Raya Iduladha Jatuh Pada 20 Juli 2021

Bahkan dia mengklaim memiliki
tugas mengubah semua sistem negara di dunia, baik keuangan, politik,
pemerintahan dan lain-lain.

Namun ketika didesak terkait
caranya, Sinuhun tak dapat menjelaskannya secara gamblang. Dia juga menyatakan
bisa mengeluarkan nota diplomatik.

Bahkan Kanjeng Ratu sempat naik nada
suaranya ketika didesak untuk menyatakan, mengakui NKRI atau tidak, memiliki
KTP Indonesia atau tidak. Dyah juga mengaku dulu pernah ikut mendirikan Ormas
Laskar Merah Putih.

Hebohnya kelompok orang yang
mengaku sebagai anggota Kerajaan Keraton Agung Sejagat ini membuat publik bertanya-tanya siapa
sosok dari Sinuhun pemimpin Kerajaan Keraton Agung Sejagat itu.

Tak sulit untuk meriset pria yang
menamai dirinya sangat panjang ala keraton kuno bernama asli Totok Santosa
Hadiningrat ini.

Bahkan dari beberapa sumber
media, diketahui sebelumnya Totok telah menjalankan modus serupa di Jogja,
namun beda nama organisasi pada tahun 2016-2017 lalu.

Dia menamai organisasinya Jogja
Development Committee (Jogja DEC) yang menjanjikan kepada anggotanya akan
mendapatkan uang 100-200 Dollar Amerika per bulan. Akan tetapi banyak anggota
Jogja DEC yang keluar karena realisasi janji tak kunjung ada.

Sama dengan anggota Kerajaan
Keraton Agung Sejagat, mereka juga harus membayar uang seragam Rp 3 juta.

Baca Juga :  Cuti Bersama Natal 2021 Ditiadakan

Para anggota Kerajaan Keraton
Agung Sejagat pun mengeluarkan uang untuk setiap kegiatan. Dengan janji-janji
mendapat imbalan jika dana dari Bank Dunia turun.

Bahkan disinyalir, ada anggota
Jogja DEC yang hingga saat ini terus menjadi pengikut Totok Santosa.

Ditelusuri dari akun
Instagramnya, tidak ada satu pun yang menerangkan bahwa dia adalah keturunan
raja atau yang memperoleh wahyu untuk menguasai dunia.

Foto-foto yang diunggah pun
kebanyakan foto selfie Totok dan kegiatan-kegiatannya. Followernya pun hanya
436 orang sementara yang dia ikuti 1.654 akun.

Jumlah tersebut tentu sangat
kontradiktif dengan klaimnya sebagai penguasa dunia. Bahkan seorang presiden
saja bisa memiliki jutaan follower di akun medsosnya.

Wakapolres Purworejo, Kompol
Andis Arfan Tofani mengatakan bahwa bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan
Pemkab agar seluruh Forkompimda bisa duduk bersama menghadirkan sejarawan.

“Sampai saat ini belum ada aduan
ataupun laporan. Kami menindaklanjuti sesuatu berdasar laporan,” kata
Wakapolres, Senin (13/1/2020).

Wakapolres melanjutkan jika ada
keresahan, Kamtibmas harus diutamakan.

“Kami yakinkan negara akan hadir
untuk menyelesaikan permasalahan Kerajaan Keraton Agung Sejagat ini,” tegas
Andis.

Sementara itu, Totok yang
dihubungi via direct message (DM) di akun Instagramnya belum memberikan
jawaban. (jie/rmol/pojoksatu/kpc)

DALAM beberapa hari ini, masyarakat
Purworejo digegerkan dengan adanya orang yang mengaku sebagai pemimpin dan
pengikut Kerajaan Keraton Agung Sejagat.

Mereka bermarkas dengan
mendirikan semacam keraton yang belum selesai pembangunannya, di Desa Pogung
Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Dalam jumpa pers di dalam ruang
sidang ‘keraton’, pimpinan Keraton Agung Sejagat dipanggil Sinuhun bernama asli
Totok Santosa Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu memiliki
nama Dyah Gitarja.

“Keberadaan kami adalah
menunaikan janji 500 tahun dari runtuhnya Kerajaan Majapahit tahun 1518.
Wilujengan Keraton Agung Sejagat ini adalah untuk menyambut kehadiran Sri
Maharatu (Maharaja) Jawa kembali ke Jawa,” kata Totok yang bergelar sangat
panjang namun hanya disingkat Rangkai Mataram Agung.

Entah dari mana asal usul cerita
yang disampaikan oleh Sang Sinuhun, namun dia mengklaim memiliki wilayah
kekuasaan seluruh negara di dunia dengan dalih bahwa tatanan di dunia ini
terbesar adalah kekaisaran dan terkecil adalah berbentuk republik.

“Keraton Agung Sejagat memiliki
alat-alat kelengkapan yang dibangun dan dibentuk di Eropa, memiliki parlemen
dunia yaitu United Nation (UN). Keraton Agung Sejagat memiliki International
Court of Justice dan Defense Council. Pentagon adalah Dewan Keamanan KAS, bukan
milik Amerika,” katanya.

Entah dari mana ide untuk
mengklaim semua kalimat tersebut, yang jelas para pendukungnya yang menurut
informasi berjumlah 425 sangat mempercayainya.

Baca Juga :  Putusan Sidang Isbat, Hari Raya Iduladha Jatuh Pada 20 Juli 2021

Bahkan dia mengklaim memiliki
tugas mengubah semua sistem negara di dunia, baik keuangan, politik,
pemerintahan dan lain-lain.

Namun ketika didesak terkait
caranya, Sinuhun tak dapat menjelaskannya secara gamblang. Dia juga menyatakan
bisa mengeluarkan nota diplomatik.

Bahkan Kanjeng Ratu sempat naik nada
suaranya ketika didesak untuk menyatakan, mengakui NKRI atau tidak, memiliki
KTP Indonesia atau tidak. Dyah juga mengaku dulu pernah ikut mendirikan Ormas
Laskar Merah Putih.

Hebohnya kelompok orang yang
mengaku sebagai anggota Kerajaan Keraton Agung Sejagat ini membuat publik bertanya-tanya siapa
sosok dari Sinuhun pemimpin Kerajaan Keraton Agung Sejagat itu.

Tak sulit untuk meriset pria yang
menamai dirinya sangat panjang ala keraton kuno bernama asli Totok Santosa
Hadiningrat ini.

Bahkan dari beberapa sumber
media, diketahui sebelumnya Totok telah menjalankan modus serupa di Jogja,
namun beda nama organisasi pada tahun 2016-2017 lalu.

Dia menamai organisasinya Jogja
Development Committee (Jogja DEC) yang menjanjikan kepada anggotanya akan
mendapatkan uang 100-200 Dollar Amerika per bulan. Akan tetapi banyak anggota
Jogja DEC yang keluar karena realisasi janji tak kunjung ada.

Sama dengan anggota Kerajaan
Keraton Agung Sejagat, mereka juga harus membayar uang seragam Rp 3 juta.

Baca Juga :  Cuti Bersama Natal 2021 Ditiadakan

Para anggota Kerajaan Keraton
Agung Sejagat pun mengeluarkan uang untuk setiap kegiatan. Dengan janji-janji
mendapat imbalan jika dana dari Bank Dunia turun.

Bahkan disinyalir, ada anggota
Jogja DEC yang hingga saat ini terus menjadi pengikut Totok Santosa.

Ditelusuri dari akun
Instagramnya, tidak ada satu pun yang menerangkan bahwa dia adalah keturunan
raja atau yang memperoleh wahyu untuk menguasai dunia.

Foto-foto yang diunggah pun
kebanyakan foto selfie Totok dan kegiatan-kegiatannya. Followernya pun hanya
436 orang sementara yang dia ikuti 1.654 akun.

Jumlah tersebut tentu sangat
kontradiktif dengan klaimnya sebagai penguasa dunia. Bahkan seorang presiden
saja bisa memiliki jutaan follower di akun medsosnya.

Wakapolres Purworejo, Kompol
Andis Arfan Tofani mengatakan bahwa bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan
Pemkab agar seluruh Forkompimda bisa duduk bersama menghadirkan sejarawan.

“Sampai saat ini belum ada aduan
ataupun laporan. Kami menindaklanjuti sesuatu berdasar laporan,” kata
Wakapolres, Senin (13/1/2020).

Wakapolres melanjutkan jika ada
keresahan, Kamtibmas harus diutamakan.

“Kami yakinkan negara akan hadir
untuk menyelesaikan permasalahan Kerajaan Keraton Agung Sejagat ini,” tegas
Andis.

Sementara itu, Totok yang
dihubungi via direct message (DM) di akun Instagramnya belum memberikan
jawaban. (jie/rmol/pojoksatu/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru