JAKARTA – Tim peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya,
telah menemukan kombinasi obat penawar virus corona atau Covid-19.
Hal itu dibenarkan Sekretaris
Utama Badan Intelijen Negara (BIN) Komjen Bambang Sunarwibowo kepada wartawan
di Kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Matraman, Jakarta
Timur, Jumat (12/6/2020).
Bambang menyatakan, Gugus Tugas
Penanganan Covid-19 dan BIN gencar melakukan rapid test massal di beberapa
wilayah yang menjadi zona merah pandemik seperti Jakarta dan Surabaya.
Sejak 29 Mei hingga 11 Juni
kemarin, sudah lebih dari 26.000 warga mengikuti rapid test massal bantuan
kemanusiaan BIN.
Dari jumlah tersebut, ditemukan
2.629 yang reaktif dan setelah dilakukan swab test dan RT PCR terdapat 960
orang yang positif Covid-19.
“Angka ini menunjukkan bahwa
penyebaran Covid-19 belum mengalami penurunan yang signifikan,†jelasnya.
Untuk percepatan penanganan
Covid-19, lanjutnya, BIN telah memberikan bantuan kemanusiaan kepada beberapa
rumah sakit rujukan Covid-19, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 BNPB,
dan Kementerian Kesehatan dalam bentuk alat Kesehatan dan APD.
Termasuk bantuan alat
laboratorium Covid-19 kepada Lembaga Penelitian Biomolekular Eijkman,
Universitas Gajah Mada (UGM), Unair dan Pemerintah Kota Surabaya.
Pemberian bantuan alat
laboratorium ini untuk meningkatkan efektifitas formulasi obat kombinasi untuk
penanganan pasien Covid-19.
Dari kerjasama yang dilakukan BIN
dan beberapa lembaga penelitian ada sejumlah hasil yang dicapai.
Di antaranya, tidak ada lagi
antrian specimen suspect Covid-19 dan efektivitas terapi plasma convalescent
pada LBM Eijkman.
Juga pembuatan rapid test oleh
peneliti UGM yang bekerjasama dengan Universitas Mataram.
(Baca juga: Kabar Baik, Kombinasi Obat Penawar Covid-19 Unair Tinggal
Tunggu Izin Produksi dan Edar)
Keberhasilan kerjasama BIN
lainnya, para peneliti di Unair sudah berhasil menemukan efektifitas formulasi
kombinasi obat yang terbukti efektif menyembuhkan pasien Covid-19.
Bambang menyatakan, kombinasi
obat ini diharapkan dapat dijadikan standar pemberian obat bagi pasien
Covid-19. Terutama di rumah sakit rujukan pemerintah dan juga rumah sakit
lainnya.
“Mudah-mudahan kandidat obat baru
juga bisa dalam waktu dekat dihasilkan dari kerjasama BIN dengan para peneliti
Unair,†harapnya.
BIN, lanjut Bambang, juga sudah
melakukan rapat koordinasi dengan Kemenkes, BPOM, dan produsen obat untuk
percepatan perijinan dan produksinya.
“Semuanya mendukung. Saya sangat
yakin karena ini demi pemulihan anak bangsa,†jelasnya.