29.1 C
Jakarta
Saturday, September 21, 2024

Inilah Sistem Penilaian Pengganti UN, Berlaku Setelah 2020

JAKARTA – Kemendikbud memastikan Ujian Nasional
alias UN akan dihapus dan sudah disiapkan penggantinya. Penggantian itu akan dimulai
setelah tahun ajaran 2020.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Totok Suprayitno
mengatakan, Ujian Nasional akan diganti dengan sistem penilaian yang
mengedepankan penalaran.

“UN yang sekarang mungkin dominan ke arah konten, misalnya ujian sejarah
itu ingat tahun, nama pahlawan, dan sebagainya, kalau matematika bagaimana
mengingat rumus dan penerapannya. Nanti akan diganti dengan sistem penilaian
yang mengedepankan penalaran,” ujar Totok dalam diskusi di Jakarta, Selasa
(10/12).

Dijelaskan, hal ini karena kompetensi yang dibutuhkan pada masa depan
adalah kompetensi yang mengedepankan penalaran.

Bagaimana bentuk soal ujian pengganti UN? Dikatakan, untuk bentuk sistem
penilaiannya sendiri bisa pilihan ganda atau esai.

Baca Juga :  Ombudsman Ingatkan Maladministrasi Iuran JKN

“Kami belum tahu bentuknya seperti apa, belum sampai ke arah situ. Masih
dalam tahap pembahasan,” kata dia.

Totok menegaskan bahwa untuk 2020, UN tetap diselenggarakan. Penggantian
sistem penilaian tersebut dilakukan setelah UN 2020.

Pada sistem penilaian yang baru tersebut, soal yang ada beragam. Ada yang
memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, dan ada juga yang mudah.

“Kalau dalam teori penilaian, kesulitan selalu ada. Ada yang mudah dan ada
yang sulit, ” kata Totok yang juga Plt Dirjen Dikdasmen Kemendikbud tersebut.

Tujuannya untuk menangkap kemampuan siswa yang beragam. Hal tersebut tidak
bisa tercapai jika soal yang diberikan semuanya mudah atau semuanya sulit.

Baca Juga :  SBY Akan Jalani Pengobatan di AS Selama 1,5 Bulan

Sebelumnya, Kemendikbud telah menambah jumlah soal yang membutuhkan
penalaran tinggi dalam soal UN dalam beberapa tahun terakhir.

Namun Totok mengaku hal itu tidak efektif, karena daya pikir tingkat tinggi
harus dilakukan dengan mengubah budaya. (jpnn/fajar/kpc)

JAKARTA – Kemendikbud memastikan Ujian Nasional
alias UN akan dihapus dan sudah disiapkan penggantinya. Penggantian itu akan dimulai
setelah tahun ajaran 2020.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Totok Suprayitno
mengatakan, Ujian Nasional akan diganti dengan sistem penilaian yang
mengedepankan penalaran.

“UN yang sekarang mungkin dominan ke arah konten, misalnya ujian sejarah
itu ingat tahun, nama pahlawan, dan sebagainya, kalau matematika bagaimana
mengingat rumus dan penerapannya. Nanti akan diganti dengan sistem penilaian
yang mengedepankan penalaran,” ujar Totok dalam diskusi di Jakarta, Selasa
(10/12).

Dijelaskan, hal ini karena kompetensi yang dibutuhkan pada masa depan
adalah kompetensi yang mengedepankan penalaran.

Bagaimana bentuk soal ujian pengganti UN? Dikatakan, untuk bentuk sistem
penilaiannya sendiri bisa pilihan ganda atau esai.

Baca Juga :  Ombudsman Ingatkan Maladministrasi Iuran JKN

“Kami belum tahu bentuknya seperti apa, belum sampai ke arah situ. Masih
dalam tahap pembahasan,” kata dia.

Totok menegaskan bahwa untuk 2020, UN tetap diselenggarakan. Penggantian
sistem penilaian tersebut dilakukan setelah UN 2020.

Pada sistem penilaian yang baru tersebut, soal yang ada beragam. Ada yang
memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, dan ada juga yang mudah.

“Kalau dalam teori penilaian, kesulitan selalu ada. Ada yang mudah dan ada
yang sulit, ” kata Totok yang juga Plt Dirjen Dikdasmen Kemendikbud tersebut.

Tujuannya untuk menangkap kemampuan siswa yang beragam. Hal tersebut tidak
bisa tercapai jika soal yang diberikan semuanya mudah atau semuanya sulit.

Baca Juga :  SBY Akan Jalani Pengobatan di AS Selama 1,5 Bulan

Sebelumnya, Kemendikbud telah menambah jumlah soal yang membutuhkan
penalaran tinggi dalam soal UN dalam beberapa tahun terakhir.

Namun Totok mengaku hal itu tidak efektif, karena daya pikir tingkat tinggi
harus dilakukan dengan mengubah budaya. (jpnn/fajar/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru