25.2 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Besok, Jemaah An Nadzir di Gowa Sudah Berlebaran

PROKALTENG.CO-Tak lama lagi, bulan suci Ramadan akan berakhir. Itu pertanda, perayaan Idulfitri 1 Syawal 1442 Hijriyah pun bakal digelar. Terkhusus untuk Jemaah An Nadzir yang bermukim di Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Kelompok jemaah ini resmi menetapkan 1 Syawal pada Rabu, (12/5/2021) besok.

Artinya, penyelenggaraan salat Ied bagi para jemaah ini akan digelar besok pagi. Hal itu dibenarkan oleh pemimpin Jemaah An Nadzir, Ustaz M Samiruddin Pademmui saat dikonfirmasi. “Berdasarkan hasil musyawarah tim pemantau bulan tadi malam, diputuskan, Jamaah An-Nadzir Insya Allah lebaran besok (Rabu),” katanya, Selasa (11/5/2021).

Namun karena lantaran saat ini masih berada di masa pandemi, pihaknya menggelar salat Ied di masjid yang telah ia tentukan, dan juga menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.

Baca Juga :  BNPB: 124 Jiwa Meninggal akibat Longsor dan Banjir Bandang di NTT

Sekadar diketahui, pada awal keberadaan jemaah ini, mereka sempat menjadi tanda tanya. Warga sekitar khawatir, jemaah tersebut akan menyebarkan ajaran sesat hingga aksi terorisme.

Namun, seluruh dugaan itu kini telah sirna. Jemaah yang identik dengan pakaian serba hitam dan berambut pirang bagi laki-laki ini, kini telah berbaur dengan warga lain. Awal mulanya, mereka membuat permukiman sendiri di Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Hingga pada akhirnya diterima oleh masyarakat sekitar.

“Jemaah ini terbentuk sejak tahun 2000-an. Waktu itu hanya ada sekitar tujuh Kepala Keluarga (KK),” kata Ustaz Samiruddin Pademmui.

Saat itu, jemaah ini masih di bawah kepemimpinan Abah Syamsuri Abdul Madjid. Pendiri An Nadzir ini wafat pada tahun 2005. Setahun kemudian, jumlah jemaah di sana mulai bertambah. Berawal dari tujuh KK, meningkat menjadi 60 KK pada tahun 2006.Pemimpin dan jemaahnya saat itu membeli lahan di kelurahan itu sedikit demi sedikit. Kini sudah ada seluas lima hektare yang mereka tempati saat ini. Tanah itu pun kini dibagi untuk lahan pertanian.“Sampai sekarang ada sekitar 5 hektare luas tanah yang kami miliki. Dijadikan permukiman sekitar dua hektare, pertanian sekitar 2,5 hektar. Selebihnya untuk masjid, sarana pendidikan, pertokoan dan lainnya,” tambah Ustaz Samir, pria berjanggut panjang itu.

Baca Juga :  Lahan Bekas Tambang Diusulkan Jadi Lokasi Pembangunan Ibu Kota Baru

PROKALTENG.CO-Tak lama lagi, bulan suci Ramadan akan berakhir. Itu pertanda, perayaan Idulfitri 1 Syawal 1442 Hijriyah pun bakal digelar. Terkhusus untuk Jemaah An Nadzir yang bermukim di Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Kelompok jemaah ini resmi menetapkan 1 Syawal pada Rabu, (12/5/2021) besok.

Artinya, penyelenggaraan salat Ied bagi para jemaah ini akan digelar besok pagi. Hal itu dibenarkan oleh pemimpin Jemaah An Nadzir, Ustaz M Samiruddin Pademmui saat dikonfirmasi. “Berdasarkan hasil musyawarah tim pemantau bulan tadi malam, diputuskan, Jamaah An-Nadzir Insya Allah lebaran besok (Rabu),” katanya, Selasa (11/5/2021).

Namun karena lantaran saat ini masih berada di masa pandemi, pihaknya menggelar salat Ied di masjid yang telah ia tentukan, dan juga menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.

Baca Juga :  BNPB: 124 Jiwa Meninggal akibat Longsor dan Banjir Bandang di NTT

Sekadar diketahui, pada awal keberadaan jemaah ini, mereka sempat menjadi tanda tanya. Warga sekitar khawatir, jemaah tersebut akan menyebarkan ajaran sesat hingga aksi terorisme.

Namun, seluruh dugaan itu kini telah sirna. Jemaah yang identik dengan pakaian serba hitam dan berambut pirang bagi laki-laki ini, kini telah berbaur dengan warga lain. Awal mulanya, mereka membuat permukiman sendiri di Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Hingga pada akhirnya diterima oleh masyarakat sekitar.

“Jemaah ini terbentuk sejak tahun 2000-an. Waktu itu hanya ada sekitar tujuh Kepala Keluarga (KK),” kata Ustaz Samiruddin Pademmui.

Saat itu, jemaah ini masih di bawah kepemimpinan Abah Syamsuri Abdul Madjid. Pendiri An Nadzir ini wafat pada tahun 2005. Setahun kemudian, jumlah jemaah di sana mulai bertambah. Berawal dari tujuh KK, meningkat menjadi 60 KK pada tahun 2006.Pemimpin dan jemaahnya saat itu membeli lahan di kelurahan itu sedikit demi sedikit. Kini sudah ada seluas lima hektare yang mereka tempati saat ini. Tanah itu pun kini dibagi untuk lahan pertanian.“Sampai sekarang ada sekitar 5 hektare luas tanah yang kami miliki. Dijadikan permukiman sekitar dua hektare, pertanian sekitar 2,5 hektar. Selebihnya untuk masjid, sarana pendidikan, pertokoan dan lainnya,” tambah Ustaz Samir, pria berjanggut panjang itu.

Baca Juga :  Lahan Bekas Tambang Diusulkan Jadi Lokasi Pembangunan Ibu Kota Baru

Terpopuler

Artikel Terbaru