26.1 C
Jakarta
Wednesday, April 16, 2025

3 Tokoh Muhammadiyah Raih Gelar Pahlawan, Haedar Nasir: Alhamdulillah

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menganugerahi gelar pahlawan
nasional kepada KH Abdul Kahar Muzzakir. Penganugerahan ini menambah panjang
daftar kader PP Muhammadiyah yang dihadiahi gelar pahlawan karena dinilai
berjasa pada kemerdekaan Indonesia.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir menyampaikan apresiasi
kepada pemerintah atas penghargaan tersebut. “Gelar tersebut membuktikan
pengakuan atas jasa dan pengabdian terhadap tokoh kemerdekaan yang juga tokoh
Muhammadiyah kelahiran Kotagede Jogjakarta tersebut,” kata Haedar kepada
wartawan, Sabtu (09/11).

Haedar menuturkan, sampai saat ini ada 3 tokoh Muhammadiyah yang
diberi gelar pahlawan nasional. Mereka yakni Ki Bagus Hadikusumo pada November
2015, Mr Kasman Singedimedjo pada 2018, dan Kahar Muzakkir tahun ini.

Baca Juga :  Tito Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri Sukoharjo Tak Masuk Jaringan Teroris

“Alhamdulilah semua proses administratif telah dilakukan
disertai ikhtiar silaturahim, lobi, dan komunikasi yang didukung semua pihak
telah berakhir baik dan menggembirakan untuk mengenang jasa tiga tokoh nasional
yang berjasa besar bagi Republik ini,” imbuhnya.

Haedar menilai, ketiga tokoh Muhammadiyah ini tidak menuntut
diberi gelar. Namun, negara mengakui jasa-jasa mereka sehingga penghargaan
diberikan.

Dia menyampaikan, tokoh-tokoh yang berkontribusi kepada
kemerdekaan bangsa jumlahnya sangat banyak. Baik yang telah terdaftar, maupun
atau yang masih luput dari perhatian pemerintah. Tokoh-tokih seperti ini
dinilai bisa menjadi suri tauladan bagi elite bangsa saat ini.

Hader mengatakan, Indonesia akan menjadi negara maju,
sebagaimana yang dicita-citakan para pendiri bangsa apabila para elite,
pejabat, dan warga semuanya mau berkorban mengutamakan kepentingan Indonesia di
atas kepentingan diri, kelompoknya sendiri.

Baca Juga :  Kemenhub Pastikan Belum Ada Maskapai Langgar Aturan Tarif Batas Atas

“Kecewa dan tidak puas terhadap keadaan itu normal dan semua
pihak harus introspeksi diri. Pemerintah, DPR, parpol, lembaga-lembaga negara
yang lainnya, dan segenap komponen bangsa harus koreksi diri dan terbuka pada
kritik,” pungkasnya.(jpc)

 

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menganugerahi gelar pahlawan
nasional kepada KH Abdul Kahar Muzzakir. Penganugerahan ini menambah panjang
daftar kader PP Muhammadiyah yang dihadiahi gelar pahlawan karena dinilai
berjasa pada kemerdekaan Indonesia.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir menyampaikan apresiasi
kepada pemerintah atas penghargaan tersebut. “Gelar tersebut membuktikan
pengakuan atas jasa dan pengabdian terhadap tokoh kemerdekaan yang juga tokoh
Muhammadiyah kelahiran Kotagede Jogjakarta tersebut,” kata Haedar kepada
wartawan, Sabtu (09/11).

Haedar menuturkan, sampai saat ini ada 3 tokoh Muhammadiyah yang
diberi gelar pahlawan nasional. Mereka yakni Ki Bagus Hadikusumo pada November
2015, Mr Kasman Singedimedjo pada 2018, dan Kahar Muzakkir tahun ini.

Baca Juga :  Tito Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri Sukoharjo Tak Masuk Jaringan Teroris

“Alhamdulilah semua proses administratif telah dilakukan
disertai ikhtiar silaturahim, lobi, dan komunikasi yang didukung semua pihak
telah berakhir baik dan menggembirakan untuk mengenang jasa tiga tokoh nasional
yang berjasa besar bagi Republik ini,” imbuhnya.

Haedar menilai, ketiga tokoh Muhammadiyah ini tidak menuntut
diberi gelar. Namun, negara mengakui jasa-jasa mereka sehingga penghargaan
diberikan.

Dia menyampaikan, tokoh-tokoh yang berkontribusi kepada
kemerdekaan bangsa jumlahnya sangat banyak. Baik yang telah terdaftar, maupun
atau yang masih luput dari perhatian pemerintah. Tokoh-tokih seperti ini
dinilai bisa menjadi suri tauladan bagi elite bangsa saat ini.

Hader mengatakan, Indonesia akan menjadi negara maju,
sebagaimana yang dicita-citakan para pendiri bangsa apabila para elite,
pejabat, dan warga semuanya mau berkorban mengutamakan kepentingan Indonesia di
atas kepentingan diri, kelompoknya sendiri.

Baca Juga :  Kemenhub Pastikan Belum Ada Maskapai Langgar Aturan Tarif Batas Atas

“Kecewa dan tidak puas terhadap keadaan itu normal dan semua
pihak harus introspeksi diri. Pemerintah, DPR, parpol, lembaga-lembaga negara
yang lainnya, dan segenap komponen bangsa harus koreksi diri dan terbuka pada
kritik,” pungkasnya.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru