Rumah Kang Dedi Mulyadi mendadak jadi sorotan warganet usai kunjungan hangat Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, yang viral di media sosial. Namun bukan sekadar kunjungan biasa, momen ini berubah menjadi potret unik dari persahabatan, budaya, dan kejutan lucu yang bikin publik gemas.
Ditemani sang putri kecil, Ni Hyang Sukma Ayu, Dedi Mulyadi menyambut Sherly Tjoanda dengan penuh kehangatan khas Sunda. Tapi siapa sangka, obrolan mereka justru membuka tabir sejarah mengejutkan, masa ketika Dedi harus menghadapi demo hanya karena mengenakan ikat kepala adat Sunda.
“Dulu mah ribut… Saya pakai ikat begini aja dibilang musyrik, kafir, dikejar-kejar!” ungkap Dedi dengan santai namun penuh makna, seperti terekam dalam video yang kini ramai ditonton di channel YouTube miliknya.
Sherly yang mendengar kisah itu terlihat terkejut dan kagum, membalas, “Oh, waktu jadi Bupati?”
“Iya, belum ada medsos, belum bisa klarifikasi, pokoknya dihajar!” tambah Dedi sambil tertawa, tawa yang tak hanya menandakan luka lama, tapi juga keberhasilannya menjaga identitas budaya hingga hari ini.
Tapi tak berhenti di situ. Di tengah diskusi serius tentang budaya, datang momen tak terduga, sang putri, Ni Hyang, mendekat ke meja dan menyalami Sherly dengan santun. Lalu… Dedi melempar pertanyaan mengejutkan:
“Ayah boleh kawin nggak?”
Seketika ruangan meledak oleh tawa, apalagi setelah jawaban polos dan tegas dari Ni Hyang terdengar lantang,
“NGGAK BOLEH!”
Warganet langsung menjuluki momen itu sebagai “plot twist termanis 2025”. Banyak yang memuji Dedi atas hubungan eratnya dengan sang putri, dan menyebut Sherly Tjoanda sebagai tamu negara yang bisa membaur dengan kehangatan lokal.
Di tengah gempuran isu politik dan panasnya suasana negeri, video ini jadi oase, pengingat bahwa pemimpin juga manusia, dan bahwa nilai-nilai keluarga serta budaya adalah kekuatan terbesar kita.(jpc)