PROKALTENG.CO – Kisah tragis menimpa seorang remaja putri asal Kota Cirebon. Lantaran tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA akibat keterbatasan biaya, ia nekat mencoba mengakhiri hidup dengan menenggak cairan pembersih lantai.
Peristiwa ini menyita perhatian publik dan mengetuk hati Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi. Tokoh yang dikenal dekat dengan rakyat ini langsung bergerak memberikan bantuan.
“Ada berita yang sangat memprihatinkan hari ini. Seorang anak masuk rumah sakit karena keracunan setelah meminum cairan pembersih lantai. Hal itu disebabkan karena kekecewaannya terhadap keputusan orang tuanya yang tidak mampu meneruskan pendidikannya ke SMA karena faktor biaya,” ujar Kang Dedi dalam Instagram pribadinya @dedimulyadi71.
Remaja tersebut diketahui merupakan alumni pesantren dan sempat bersekolah di SMA Negeri Tengah Tani, Kota Cirebon, pada semester pertama tahun ajaran 2024.
Namun, himpitan ekonomi membuat keluarganya tidak mampu menyediakan seragam baru. Ia pun hanya mengenakan seragam lama dari madrasah tsanawiyah (MTs) yang telah dimodifikasi agar menyerupai seragam SMA.
Kondisi ini membuat sang gadis tak dapat melanjutkan sekolah setelah Desember 2024. Rencana untuk kembali menempuh pendidikan di tahun ajaran baru pun kembali terhalang kendala biaya.
Meski biaya sekolah di SMA negeri ditanggung negara, kebutuhan pendukung seperti seragam dan buku tetap menjadi beban berat bagi orang tuanya.
Mengetahui kisah memilukan ini, Kang Dedi mengutus ajudannya untuk menemui langsung keluarga dan korban. Ia juga memastikan seluruh biaya pengobatan gadis tersebut telah ditanggung secara pribadi.
“Pertama, rumah sakitnya sudah saya selesaikan seluruh biayanya. Kedua, mulai besok anak itu menjadi anak asuh saya dan berhak untuk sekolah di sekolah negeri. Tentunya masuk sekolah negerinya harus melalui prosedur yang sama seperti anak-anak lainnya. Tapi saya bertanggung jawab penuh terhadap pendidikannya sampai tamat SMA,” tegasnya dilansir dari baliexpress.
Tak hanya itu, Kang Dedi berkomitmen akan terus mendukung sang gadis jika memiliki prestasi akademik dan berkeinginan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling membantu agar tidak ada lagi anak Indonesia yang putus sekolah hanya karena masalah ekonomi.
“Semoga peristiwa serupa tidak terjadi lagi pada siapapun. Mari anak-anak kita sekolah minimal sampai SMA, dan mari kita gotong royong bersama agar orang yang miskin tetap bisa sekolah,” tutupnya. (jpg)