Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo
menyatakan, 2019 merupakan tahun yang berat bagi kinerja pemberantasan korupsi.
Hal ini terlihat dari adanya revisi Undang-Undang KPK.
“Kita harus terus berharap meskipun tahun 2019 ini tahun berat.
Jangan-jangan ada yang mau diperkenalkan panglima strategi perang kita, kalau
kita sebut panglima kan Presiden,†kata Agus saat memberikan sambutan dalam
acara Anti-Corruption Film Festival di Kuningan, Jakarta, Selatan, Minggu
(08/12).
Kendati demikian, Agus tetap memberikan semangat terhadap
kinerja pemberantasan korupsi. Menurutnya perjuangan pemberantasan korupsi
masih panjang.
“Jangan lupa korupsi masih berjangkit begitu luas, dan kita
(harus) selalu berjuang melakukan perlawanan terhadap korupsi,†ucap Agus.
Senada dengan Agus, Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat
KPK Giri Suprapdiono menyatakan, dalam tiga bulan terakhir KPK diterpa berbagai
isu oleh orang-orang tidak bertanggungjawab. Berbagai isu itu seperti isu
taliban, radikal hingga isu rekayasa kasus Novel Baswedan.
“Tiga bulan terakhir ini diterpa berbagai isu, taliban, radikal,
sampai ada saudaraku Novel Baswedan yang disebut rekayasa matamu,†ucap Giri.
Giri pun menyampaikan, bahwa 2019 merupakan perjalanan yang
berat bagi KPK. Menurutnya, berbagai upaya pelemahan dituju kepada KPK.
“2019 tahun yang berat bagi perjalanan tindak pidana korupsi,
tahun 2019 tahun air mata dan gas air mata,†sesal Giri.
Oleh karena itu, melalui gelaran acara Hari Antikorupsi Sedunia
(Hakordia) 2019, Giri berharap pemberantasan korupsi masih tetap berjalan.
“Seni bagian dari penyampaian pesan nilai peradaban, ketika
kejahatan mulai sempurna, marak dengan korupsi dan kolusi, malam ini berkumpul
ribuan jiwa dan ruh tuhan dimana independensi adalah permata dan harga diri,â€
pungkasnya.(jpc)