26.3 C
Jakarta
Friday, September 20, 2024

Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi dan Berstatus Siaga

PROKALTENG.CO – Gunung Anak Krakatau kembali mengalami erupsi pada Rabu (6/12), pukul 00.06 WIB. Menurut laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi tersebut mengeluarkan abu setinggi 1.000 meter di atas puncak atau sekitar 1.157 meter di atas permukaan laut.

Melansir dari Antara, Rabu (6/12) kolom abu berwarna hitam dengan intensitas yang tebal tersebut lebih condong mengarah ke arah barat daya laut.

Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 55 milimeter dan memiliki durasi lebih kurang 2 menit 6 detik.

Gunung Anak Krakatau terletak di perairan Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan baru-baru ini memang kerap mengalami erupsi.

Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi, pada Selasa (5/12) mengatakan bahwa pemukiman terdekat dari Gunung Anak Krakatau berada pada Pulau Sebesi yang berjarak 16,5 kilometer.

Baca Juga :  KLHK Borong Panen Petani Untuk Dibagikan ke Tenaga Medis Covid-19

Andi mengimbau masyarakat dan nelayan untuk tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau pada radius lima kilometer.

“Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada level III atau siaga. Jadi masyarakat, nelayan, pendaki gunung, diminta untuk tidak mendekati gunung dengan radius lima kilometer,” katanya.

Sejak munculnya Gunung Anak Krakatau pada Juni 1927 hingga saat ini, erupsi berulang kali terjadi, dan menyebabkan Gunung tersebut tumbuh semakin besar dan tinggi. Bahkan sehari sebelumnya, Gunung Anak Krakatau juga mengalami erupsi tepatnya pada Selasa (4/12) dini hari.

Karakter letusan Gunung Anak Krakatau berupa erupsi eksplosif dan erupsi efusif dengan waktu istirahat letusannya berkisar antara satu sampai enam tahun.

Baca Juga :  MUI Se-Indonesia Keluarkan Pernyataan Sikap: Stop Masukan TKA Tiongkok

Sebelumnya Pelaksana tugas, Plt Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan, Aflah Efendi mengimbau kepada seluruh masyarakat yang ada di daerahnya untuk tenang dan tetap waspada terhadap erupsi Gunung Anak Krakatau yang terjadi di awal 2023.

“Atas adanya erupsi aktivitas gunung anak Krakatau kami berharap masyarakat yang tinggal di sekitar pesisir pantai, dan Pulau Sebesi selalu waspada terhadap dampak letusan Gunung Anak Krakatau,” ungkapnya.

Efendi lalu mengimbau masyarakat di daerah itu agar meningkatkan kewaspadaan letusan Gunung Anak Krakatau untuk mengurangi risiko kebencanaan.

“Masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki, agar tidak mendekati gunung anak Krakatau dalam radius 5 kilometer,” kata dia.

Hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan dari masyarakat pesisir terkait dampak dari erupsi gunung anak Krakatau. (pri/jawapos.com)

PROKALTENG.CO – Gunung Anak Krakatau kembali mengalami erupsi pada Rabu (6/12), pukul 00.06 WIB. Menurut laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi tersebut mengeluarkan abu setinggi 1.000 meter di atas puncak atau sekitar 1.157 meter di atas permukaan laut.

Melansir dari Antara, Rabu (6/12) kolom abu berwarna hitam dengan intensitas yang tebal tersebut lebih condong mengarah ke arah barat daya laut.

Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 55 milimeter dan memiliki durasi lebih kurang 2 menit 6 detik.

Gunung Anak Krakatau terletak di perairan Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan baru-baru ini memang kerap mengalami erupsi.

Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi, pada Selasa (5/12) mengatakan bahwa pemukiman terdekat dari Gunung Anak Krakatau berada pada Pulau Sebesi yang berjarak 16,5 kilometer.

Baca Juga :  KLHK Borong Panen Petani Untuk Dibagikan ke Tenaga Medis Covid-19

Andi mengimbau masyarakat dan nelayan untuk tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau pada radius lima kilometer.

“Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada level III atau siaga. Jadi masyarakat, nelayan, pendaki gunung, diminta untuk tidak mendekati gunung dengan radius lima kilometer,” katanya.

Sejak munculnya Gunung Anak Krakatau pada Juni 1927 hingga saat ini, erupsi berulang kali terjadi, dan menyebabkan Gunung tersebut tumbuh semakin besar dan tinggi. Bahkan sehari sebelumnya, Gunung Anak Krakatau juga mengalami erupsi tepatnya pada Selasa (4/12) dini hari.

Karakter letusan Gunung Anak Krakatau berupa erupsi eksplosif dan erupsi efusif dengan waktu istirahat letusannya berkisar antara satu sampai enam tahun.

Baca Juga :  MUI Se-Indonesia Keluarkan Pernyataan Sikap: Stop Masukan TKA Tiongkok

Sebelumnya Pelaksana tugas, Plt Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan, Aflah Efendi mengimbau kepada seluruh masyarakat yang ada di daerahnya untuk tenang dan tetap waspada terhadap erupsi Gunung Anak Krakatau yang terjadi di awal 2023.

“Atas adanya erupsi aktivitas gunung anak Krakatau kami berharap masyarakat yang tinggal di sekitar pesisir pantai, dan Pulau Sebesi selalu waspada terhadap dampak letusan Gunung Anak Krakatau,” ungkapnya.

Efendi lalu mengimbau masyarakat di daerah itu agar meningkatkan kewaspadaan letusan Gunung Anak Krakatau untuk mengurangi risiko kebencanaan.

“Masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki, agar tidak mendekati gunung anak Krakatau dalam radius 5 kilometer,” kata dia.

Hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan dari masyarakat pesisir terkait dampak dari erupsi gunung anak Krakatau. (pri/jawapos.com)

Terpopuler

Artikel Terbaru