BADAN Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasiona (BKKBN) meluncurkan portal baru untuk calon
pengantin. Adapun portal tersebut yakni Siapnikah.org. Portal ini diharapkan
bisa menjadi rujukan bagi generasi muda untuk mendapat pengetahuan tentang
pernikahan.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, ada sepuluh dimensi kesiapan
berkeluarga yang harus menjadi perhatian calon pasangan. Mulai dari dari
kesiapan usia, fisik, mental, finansial, moral, emosi, sosial, interpersonal,
keterampilan hidup, dan kesiapan intelektual. Jika terpenuhi, maka diharapkan
akan terbentuk keluarga berkualitas.
Salah satu dimensi yang menjadi perhatian serius BKKBN adalah kesiapan
usia. Hasto menyebut, usia siap nikah bagi laki-laki setidaknya 25 tahun dan
perempuan 21 tahun. Namun, data menunjukkan jika angka hamil dan melahirkan
pada usia 15-19 tahun di Indonesia masih tinggi, 36 dari 1.000 kelahiran.
â€Hamil dan melahirkan di usia remaja lebih berisiko secara kesehatan maupun
mental,†imbuhnya saat webinar launching website www.siapnikah.org hari ini.
BKKBN mengambil inisiatif untuk mengembangkan Indeks Kesiapan
Berkeluarga. BKKBN menggandeng Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen serta
Direktorat Sistem Informasi dan Transformasi Digital Institut Pertanian Bogor
(IPB). Indeks ini mengukur kesiapan seseorang membangun keluarga dalam 10
dimensi dan 50 indikator. Indeks ini kemudian dikembangkan dalam bentuk
aplikasi yang bisa diakses publik melalui website www.siap-nikah.id.
Sejak diluncurkan Juli 2019, aplikasi ini mendapat respons positif
generasi muda yang ingin mengukur kesiapannya sebelum menuju gerbang
pernikahan. Pada April lalu, inisiatif kembali digulirkan oleh BKKBN untuk
mengembangkan www.siap-nikah.id dengan menggandeng Rumah Perubahan, website
yang sebelumnya berisi kuesioner kesiapan menikah, dikembangkan dalam konsep
one stop solution.
Bulan ini, lahirlah konsep baru melalui hadirnya www.siapnikah.org.
Website ini menghadirkan berbagai content yang relevan dengan kebutuhan
generasi muda dalam mempersiapkan pernikahan, termasuk mempersiapkan diri dalam
pengasuhan anak.
Pada saat yang sama, Guru Besar Fakultas Ekonomi UI Rhenald Kasali
menambahkan, era digital membutuhkan kesiapan lebih bagi calon pasangan maupun
keluarga muda yang tengah membangun rumah tangga. â€Digitalisasi mendorong
perubahan masif dan cepat di berbagai bidang, jadi kita dituntut adaptif,â€
ujarnya.
Rhenald mengatakan, generasi muda maupun keluarga muda harus memiliki
kemampuan literasi digital. Salah satunya adalah menyaring informasi. Sebab,
popularitas media sosial telah memicu banjir informasi. Sayangnya, sebagian
adalah hoax. “Salah satu isu terbesar yang menjadi sasaran hoax adalah
kesehatan. Jadi, sangat terkait dengan keluarga,†katanya.