26.7 C
Jakarta
Tuesday, April 15, 2025

Ajak Warga Bersihkan Sisa Kerusuhan Wamena

Anto tidak mampu berbuat apa pun ketika ruko miliknya di daerah
Hom-Hom, Wamena, Jayawijaya, Papua, dibakar massa pada Senin (23/9). Pikirannya
saat itu hanya satu. Menyelamatkan istri dan cucunya. Tidak peduli harta benda
dilalap api.

Merasa kondisi mulai kondusif, kakek 54 tahun itu datang ke
tempat usaha yang juga rumahnya tersebut kemarin (3/10). Bersama warga dan
aparat, dia membersihkan puing-puing bangunan. Pendatang asal Tana Toraja,
Sulawesi Selatan, itu menyatakan tidak punya apa-apa lagi. “Sekarang tinggal di
batalyon,” ungkapnya.

Pemkab Jayawijaya, Kodim 1702/Jayawijaya, dan Polres Jayawijaya
kemarin mengajak ratusan pengungsi untuk melakukan karya bakti. Mereka dibawa
ke daerah-daerah sentral kerusuhan. Diajak membantu membersihkan area
terdampak. Salah satunya ruko milik Manto.

Baca Juga :  Pekerja yang Tak Libur pada 9 Desember Berhak Dapat Uang Lembur

“Kami ajak semua yang laki-laki. Kami perlihatkan situasi real
di lapangan,” kata Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Infanteri Candra
Dianto.

Tujuan kegiatan itu tidak lain adalah menunjukkan bahwa situasi
di Wamena sudah aman. Dengan begitu, pengungsi yang selama ini tinggal di kodim
maupun polres tidak perlu khawatir kembali ke rumah. Candra menyatakan,
kepulangan mereka penting supaya keadaan yang sudah baik menjadi semakin baik.

Usaha tersebut tak sia-sia. Seusai karya bakti, sebagian
pengungsi yang rumahnya tidak terdampak kembali ke rumah mereka meski listrik
belum sepenuhnya normal. Candra mengungkapkan, PLN sudah turun tangan untuk
melakukan perbaikan. “Mudah-mudahan dalam satu dua hari nyala semua,” ujar
perwira menengah TNI-AD tersebut.

Baca Juga :  Lebih Berisiko, Berusia 60 Tahun Lebih Diimbau Tidak Menghadiri Ibadah

Candra menyebutkan, di kodim kini ada 2.500 pengungsi. Jumlah
itu berkurang dari awal pasca kerusuhan yang mencapai 3.500 orang.

Sementara itu, kegiatan sekolah akan berjalan lagi mulai Senin
(7/10). “Tapi tidak langsung belajar-mengajar. Melainkan, rapat dahulu,” ungkap
Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya Bambang Budiandoyo.

Rapat akan membahas sejumlah persoalan. Akibat kerusuhan, banyak
siswa atau guru yang mengungsi ke luar Wamena. Dari total 426 guru, kini hanya
terdata 198 yang masih berada di ibu kota Kabupaten Jayawijaya itu.

Berdasar data pemerintah, total ada 61 sekolah di Wamena. Di
antara angka itu, 25 sekolah terdampak. Hari ini sekolah terdampak itu akan
mulai dibersihkan.(jpg)

 

Anto tidak mampu berbuat apa pun ketika ruko miliknya di daerah
Hom-Hom, Wamena, Jayawijaya, Papua, dibakar massa pada Senin (23/9). Pikirannya
saat itu hanya satu. Menyelamatkan istri dan cucunya. Tidak peduli harta benda
dilalap api.

Merasa kondisi mulai kondusif, kakek 54 tahun itu datang ke
tempat usaha yang juga rumahnya tersebut kemarin (3/10). Bersama warga dan
aparat, dia membersihkan puing-puing bangunan. Pendatang asal Tana Toraja,
Sulawesi Selatan, itu menyatakan tidak punya apa-apa lagi. “Sekarang tinggal di
batalyon,” ungkapnya.

Pemkab Jayawijaya, Kodim 1702/Jayawijaya, dan Polres Jayawijaya
kemarin mengajak ratusan pengungsi untuk melakukan karya bakti. Mereka dibawa
ke daerah-daerah sentral kerusuhan. Diajak membantu membersihkan area
terdampak. Salah satunya ruko milik Manto.

Baca Juga :  Pekerja yang Tak Libur pada 9 Desember Berhak Dapat Uang Lembur

“Kami ajak semua yang laki-laki. Kami perlihatkan situasi real
di lapangan,” kata Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Infanteri Candra
Dianto.

Tujuan kegiatan itu tidak lain adalah menunjukkan bahwa situasi
di Wamena sudah aman. Dengan begitu, pengungsi yang selama ini tinggal di kodim
maupun polres tidak perlu khawatir kembali ke rumah. Candra menyatakan,
kepulangan mereka penting supaya keadaan yang sudah baik menjadi semakin baik.

Usaha tersebut tak sia-sia. Seusai karya bakti, sebagian
pengungsi yang rumahnya tidak terdampak kembali ke rumah mereka meski listrik
belum sepenuhnya normal. Candra mengungkapkan, PLN sudah turun tangan untuk
melakukan perbaikan. “Mudah-mudahan dalam satu dua hari nyala semua,” ujar
perwira menengah TNI-AD tersebut.

Baca Juga :  Lebih Berisiko, Berusia 60 Tahun Lebih Diimbau Tidak Menghadiri Ibadah

Candra menyebutkan, di kodim kini ada 2.500 pengungsi. Jumlah
itu berkurang dari awal pasca kerusuhan yang mencapai 3.500 orang.

Sementara itu, kegiatan sekolah akan berjalan lagi mulai Senin
(7/10). “Tapi tidak langsung belajar-mengajar. Melainkan, rapat dahulu,” ungkap
Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya Bambang Budiandoyo.

Rapat akan membahas sejumlah persoalan. Akibat kerusuhan, banyak
siswa atau guru yang mengungsi ke luar Wamena. Dari total 426 guru, kini hanya
terdata 198 yang masih berada di ibu kota Kabupaten Jayawijaya itu.

Berdasar data pemerintah, total ada 61 sekolah di Wamena. Di
antara angka itu, 25 sekolah terdampak. Hari ini sekolah terdampak itu akan
mulai dibersihkan.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru