25.6 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Bisnis PCR, Menko Luhut dan Erick Thohir akan Dilaporkan ke KPK

PROKALTENG.CO-Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir bakal dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

Itu terkait dugaan terlibatnya Menko Luhut dan Erick Thohir dalam permainan harga tes PCR.

“Kita masih menganalisa dan menyiapkan data-data untuk melaporkan dua menteri ini ke KPK dan Polri,” kata Wakil Ketua Umum PRIMA Alif Kamal dalam keterangannya kepada PojokSatu.id, Selasa (2/11/2021).

Alif menyebutkan, bahwa ada duggan Luhut dan Erick Thohir terlibat dalam penyedia tes PCR.

“Keduanya dituding terlibat mendirikan PT GSI yang menyediakan tes PCR bagi masyarakat,” kata dia.

Karena itu, Alif berharap lembaga antirusuah memeriksa kedua anak buah Presiden Jokowi itu agar terang benderang.

“KPK harus merespon duggan tersebut dengan memanggil mereka dan mengungkap permainan harga tes PCR,” tegasnya.

Sebelumnya, juru bicara Luhut, Jodi Mahardika membantah keterlibatan Luhut dalam bisnis PCR.

Namun, Jodi mengakui Luhut memang menjadi salah satu pemegang saham di Toba Bara Sejahtera (TBS).

Akan tetapi kepemilikan saham Menko Luhut di TBS kurang dari 10 persen. Sementara Toba Bumi Energi merupakan anak perusahaan TBS.

Baca Juga :  Demo UU Cipta Kerja di Bekasi Makan Korban

Karena itu, Jodi menyatakan bahwa Menko Luhut bukan orang yang memiliki kontrol mayoritas di TBS.

“Sehingga kita tidak bisa berkomentar terkait Toba Bumi Energi,” ucap Jodi Mahardika melalui keterangan tertulisnya, Senin (1/11/2021).

Jodi juga menjelaskan terkait tudingan Agustinus Edy yang mengatakan bahwa pembantu Jokowi terafiliasi PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).

GSI disebut merupakan perusahaan penyedia jasa tes Covid-19.

Jodi menjelaskan, Menko Luhut saat itu diajak oleh teman-teman dari Grup Indika, Adaro, Northstar, yang memiliki inisiatif untuk membantu menyediakan tes Covid dengan kapasitas tes yang besar karena saat awal pandemi masih terkendala.

“Total kalau tidak salah ada sembilan pemegang saham disitu. Yayasan dari Indika dan Adaro adalah pemegang saham mayoritas di GSI ini,” ujar dia.

Sampai saat ini, kata Jodi, tidak ada pembagian keuntungan dalam bentuk dividen atau bentuk lain kepada pemegang saham.

Menurut Jodi, keuntungan perusahaan itu malah banyak digunakan untuk memberikan test swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu dan petugas kesehatan di garda terdepan.

Baca Juga :  Setelah Tragedi Susur Sungai, Dua Pembina Pramuka Jadi Tersangka Baru

“Kalau tidak salah lebih dari 60 ribu test yang sudah dilakukan untuk kepentingan tersebut. Termasuk juga membantu di wisma atlet,” kata dia.

Sementara, partisipasi Menko Luhut di GSI merupakan bagian dari usaha Luhut untuk membantu penanganan pandemi di masa awal masuknya virus tersebut ke Indonesia.

“Selain tadi, donasi pemberian alat-alat test PCR dan reagen yang diberikan kepada fakultas kedokteran di beberapa kampus seperti yang saya sebutkan di atas,” ujar Jodi.

Luhut juga disebut Jodi ikut membantu Nusantics, salah satu start up di bidang bioscience, untuk membuat reagen PCR buatan anak bangsa yang saat ini diproduksi Biofarma.

Karena itu, ia membantah bahwa ada maksud bisnis dalam partisipasi Toba Sejahtra di GSI.

“Apalagi Pak Luhut sendiri selama ini juga selalu menyuarakan agar harga test PCR ini bisa terus diturunkan sehingga menjadi semakin terjangkau buat masyarakat,” tandas Jodi. 

PROKALTENG.CO-Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir bakal dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

Itu terkait dugaan terlibatnya Menko Luhut dan Erick Thohir dalam permainan harga tes PCR.

“Kita masih menganalisa dan menyiapkan data-data untuk melaporkan dua menteri ini ke KPK dan Polri,” kata Wakil Ketua Umum PRIMA Alif Kamal dalam keterangannya kepada PojokSatu.id, Selasa (2/11/2021).

Alif menyebutkan, bahwa ada duggan Luhut dan Erick Thohir terlibat dalam penyedia tes PCR.

“Keduanya dituding terlibat mendirikan PT GSI yang menyediakan tes PCR bagi masyarakat,” kata dia.

Karena itu, Alif berharap lembaga antirusuah memeriksa kedua anak buah Presiden Jokowi itu agar terang benderang.

“KPK harus merespon duggan tersebut dengan memanggil mereka dan mengungkap permainan harga tes PCR,” tegasnya.

Sebelumnya, juru bicara Luhut, Jodi Mahardika membantah keterlibatan Luhut dalam bisnis PCR.

Namun, Jodi mengakui Luhut memang menjadi salah satu pemegang saham di Toba Bara Sejahtera (TBS).

Akan tetapi kepemilikan saham Menko Luhut di TBS kurang dari 10 persen. Sementara Toba Bumi Energi merupakan anak perusahaan TBS.

Baca Juga :  Demo UU Cipta Kerja di Bekasi Makan Korban

Karena itu, Jodi menyatakan bahwa Menko Luhut bukan orang yang memiliki kontrol mayoritas di TBS.

“Sehingga kita tidak bisa berkomentar terkait Toba Bumi Energi,” ucap Jodi Mahardika melalui keterangan tertulisnya, Senin (1/11/2021).

Jodi juga menjelaskan terkait tudingan Agustinus Edy yang mengatakan bahwa pembantu Jokowi terafiliasi PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).

GSI disebut merupakan perusahaan penyedia jasa tes Covid-19.

Jodi menjelaskan, Menko Luhut saat itu diajak oleh teman-teman dari Grup Indika, Adaro, Northstar, yang memiliki inisiatif untuk membantu menyediakan tes Covid dengan kapasitas tes yang besar karena saat awal pandemi masih terkendala.

“Total kalau tidak salah ada sembilan pemegang saham disitu. Yayasan dari Indika dan Adaro adalah pemegang saham mayoritas di GSI ini,” ujar dia.

Sampai saat ini, kata Jodi, tidak ada pembagian keuntungan dalam bentuk dividen atau bentuk lain kepada pemegang saham.

Menurut Jodi, keuntungan perusahaan itu malah banyak digunakan untuk memberikan test swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu dan petugas kesehatan di garda terdepan.

Baca Juga :  Setelah Tragedi Susur Sungai, Dua Pembina Pramuka Jadi Tersangka Baru

“Kalau tidak salah lebih dari 60 ribu test yang sudah dilakukan untuk kepentingan tersebut. Termasuk juga membantu di wisma atlet,” kata dia.

Sementara, partisipasi Menko Luhut di GSI merupakan bagian dari usaha Luhut untuk membantu penanganan pandemi di masa awal masuknya virus tersebut ke Indonesia.

“Selain tadi, donasi pemberian alat-alat test PCR dan reagen yang diberikan kepada fakultas kedokteran di beberapa kampus seperti yang saya sebutkan di atas,” ujar Jodi.

Luhut juga disebut Jodi ikut membantu Nusantics, salah satu start up di bidang bioscience, untuk membuat reagen PCR buatan anak bangsa yang saat ini diproduksi Biofarma.

Karena itu, ia membantah bahwa ada maksud bisnis dalam partisipasi Toba Sejahtra di GSI.

“Apalagi Pak Luhut sendiri selama ini juga selalu menyuarakan agar harga test PCR ini bisa terus diturunkan sehingga menjadi semakin terjangkau buat masyarakat,” tandas Jodi. 

Terpopuler

Artikel Terbaru