Industri wisata bahari berkembang pesat sejak
lima tahun terakhir. Termasuk di bidang wisata selam. Supaya pertumbuhannya
tetap stabil, sektor itu harus disertai dengan kehadiran sumber daya manusia
(SDM) berkualitas.
Ketua Laboratory Dive
Manado Frans Rattu mengatakan, orang-orang yang bekerja di industry diving
adalah mitra utama industry wisata selam. Tanpa SDM yang memiliki kemampuan
sesuai, sulit mengharapkan wisata bahari maju secara berkelanjutan dan ramah
lingkungan.
“Instruktur diving dan
sumber daya manusia yang bekerja di sektor ini adalah ambassador atau duta bagi
laut. Mereka yang akan mengajarkan masyarakat bagaimana menyelam dengan baik
sekaligus menjaga laut,†kata Frans Rattu dalam keterangan persnya, Jumat (1/11).
Terkait kehadiran SDM
di bidang wisata selam tersebut, Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia
(PUWSI) memberikan perhatian khusus. Sebab, peluang penyerapan tenaga kerjanya
semakin terbuka.
Sementara itu,
berdasar data Kementerian Pariwisata, potensi bisnis selam rekreasi mencapai 35
persen dari total nilai potensi wisata bahari di dalam negeri. Angka itu
diperkirakan mencapai USD 4 miliar.
Oleh karena itu,
Kementerian Pariwisata menerbitkan peraturan menteri untuk mendukung
pertumbuhan bisnis tersebut melalui Peraturan Menteri Pariwisata No.7/2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Wisata Selam Rekreasi.
Frans Rattu menyatakan
bahwa selam adalah wisata minat khusus dan ekstrem. Tentunya olahraga wisata
itu memerlukan penanganan secara khusus. Misalnya, syarat adanya sertifikasi
bagi wisatawan selam maupun pemandu wisata dan operator.
Kini, kata Frans
Rattu, lembaga akademik yang memiliki perhatian terhadap industri wisata bahari
dan wisata selam baru terdapat di Politeknik Negeri Manado. Di perguruan tinggi
itu selalu menerima minial 24 mahasiswa setiap tahunnya untuk jurusan wisata
selam.
Frans Rattu menyebut,
seluruh mahasiswa lulusan wisata selam di Politeknik Negeri Manado terserap di
berbagai daerah. Bahkan dia kewalahan memenuhi permintaan tenaga kerja
berkualitas dari para pengusaha atau operator selam.
Sementara itu, Ketua
Umum PUWSI Ricky Soerapoetra menyebut, Manado memiliki potensi untuk menjadi
contoh pembangunan industry selam berkelanjutan. Itu dibuktikan dengan daya
Tarik Taman Nasional Bunaken dan dukungan sumber daya manusia dari Politeknik
Negeri Manado.
Dengan adanya
perhatian dari pemerintah pusat dan daerah, industri selam rekreasi dapat
bertumbuh secara berkelanjutan. Mengingat, sudah ada kerangka aturan yang dapat
menguntungkan semua pihak, terutama pelaku industry lokal. Apalagi, operator
selam yang telah berafiliasi kepada Lembaga standarisasi telah banyak ditemukan
di Indonesia. Wisatawan pun wajib memiliki sertifikasi selam yang memenuhi
standar Pendidikan selam rekreasi sesuai ketentuan sebelum melakukan kegiatan
penyelaman.
“Indonesia adalah
negara kepulauan terbesar di dunia dengan musim tropis yang panjang. Dunia
sudah mengakui bahwa Indonesia menyimpan keanekaragaman hayati bawah laut yang
tinggi, maka tugas industri adalah menjaga keberlanjutan usaha dengan menjaga
alam sekitarnya. Tidak hanya menjaga alam dan potensi usaha yang ada, namun
industri wajib mengutamakan keselamatan bekerja dan kenyamanan wisatawan,†kata
Ricky.
Berdasar data Dinas
Pariwisata Sulawesi Utara, kunjungan wisatawan mancanegara untuk wisata selam
naik lebih dari 500 persen dalam 5 tahun terakhir. Salah satu kontribusinya
dari daya tarik Taman Nasional Bunaken.(jpc)