31 C
Jakarta
Sunday, September 22, 2024

Pemulangan Jamaah Haji Gelombang Pertama Tuntas

Pemulangan kloter
terakhir jamaah haji gelombang pertama berjalan lancar Sabtu (31/8) malam waktu
Arab Saudi. Praktis saat ini tinggal jamaah haji gelombang dua yang masih
berada di Makkah. Secara bertahap mereka didorong menuju Madinah.

Total jamaah haji
gelombang pertama terdiri dari 299 kloter. Pemulangan terakhir adalah kloter
BTH 15 dari embarkasi Batam. Prosesi pemulangan kloter terakhir di Hotel Sabiq
Tower 2 dipimpin langsung oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU)
Kementerian Agama (Kemenag) Nizar Ali.

Dalam sambutannya
Nizar mengucapkan syukur dan berharap jamaah haji bisa menjaga kemabrurannya.
“Saya yakin bapak dan ibu semuanya mendapat haji mabrur,” katanya.

Dia juga mengatakan
jamaah haji tahun ini merasakan sejumlah pembaharuan atau inovasi pelayanan.
Diantaranya adalah layanan AC atau pendingin udara di tenda di Arafah.

Sehingga jamaah haji
menjadi lebih nyaman untuk berdoa selama prosesi wukuf. “Meskipun AC-nya sempat
ada pemadaman,” jelasnya.

Tidak lupa Nizar juga
menyampaikan ucapan maaf. Dia mewakili panitia penyelenggara ibadah haji dan
pemerintah, mengatakan dalam pelayanan tentu tidak sempurna.

Baca Juga :  Berada di Arab Saudi, Ustad Bachtiar Nasir Batal Penuhi Panggilan Poli

Dia berharap jamaah
haji secara ikhlas memaafkan petugas ketika ada pelayanan yang kurang
memuaskan. Dia juga meminta supaya petugas didoakan. Sebab petugas haji di
Makkah masih bertugas sampai pendorongan terakhir jamaah menuju Madinah pada 6
September nanti.

Sementara itu jumlah
jamaah haji wafat tahun ini sudah melampaui catatan tahun lalu. Padahal masa
operasional haji 2019 masih berjalan sampai 6 September depan. Kasus serangan
jantung akut menjadi penyebab tertinggi kematian jamaah haji.

Tahun lalu jumlah
jamaah wafat sampai akhir masa operasional haji berjumlah 388 orang. Sementara
itu memasuki hari ke-57 operasional, Sabtu (31/8) jumlah jamaah haji meninggal
mencapai 392 orang. Kasus kematian paling banyak ada di kota Makkah dengan
jumlah 314 orang.

Dilihat dari asal embarkasinya,
kasus kematian terbanyak untuk jamaah Surabaya (SUB) dan Bekasi (JKS).
Masing-masing 62 orang. Kemudian dari Embarkasi Solo (SOC) berjumlah 55 orang.
Catatan kematian terkecil ada di Embarkasi Lombok (LOP) yakni tujuh orang.

Baca Juga :  Kuota Internet Gratis Untuk PJJ Mulai Disalurkan

Kepala Seksi (Kasi)
Kesehatan Daker Makkah M. Imran menuturkan penyebab angka kematian tahun ini
lebih tinggi dari sebelumnya karena kelelahan. “Pasca armuzna, jamaah haji
terus melakukan tawaf ifadah,” katanya, Sabtu (31/8). Setelah itu melakukan
ibadah sunnah seperti tawaf wada.

Imran menuturkan
faktor kelelahan itu dapat memicu kondisi darurat. Misalnya memperparah
penyakit yang diderita sejak dari tanah air. Atau bisa juga memicu penyakit
baru. Dia mengatakan banyak kasus jamaah wafat karena serangan jantung akut.

“Faktor cuaca juga
berpengaruh. Cuacanya ekstrem. Panas sekali,” jelasnya.

Imran menuturkan
sampai saat ini masih ada 49 jamaah yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji
Indonesia (KKHI) Makkah. Kemudian ada 111 jamaah di RS Arab Saudi. Mereka akan
terus dirawat dan distabilkan sehingga bisa menempuh perjalanan ke Madinah.(jpg)

 

Pemulangan kloter
terakhir jamaah haji gelombang pertama berjalan lancar Sabtu (31/8) malam waktu
Arab Saudi. Praktis saat ini tinggal jamaah haji gelombang dua yang masih
berada di Makkah. Secara bertahap mereka didorong menuju Madinah.

Total jamaah haji
gelombang pertama terdiri dari 299 kloter. Pemulangan terakhir adalah kloter
BTH 15 dari embarkasi Batam. Prosesi pemulangan kloter terakhir di Hotel Sabiq
Tower 2 dipimpin langsung oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU)
Kementerian Agama (Kemenag) Nizar Ali.

Dalam sambutannya
Nizar mengucapkan syukur dan berharap jamaah haji bisa menjaga kemabrurannya.
“Saya yakin bapak dan ibu semuanya mendapat haji mabrur,” katanya.

Dia juga mengatakan
jamaah haji tahun ini merasakan sejumlah pembaharuan atau inovasi pelayanan.
Diantaranya adalah layanan AC atau pendingin udara di tenda di Arafah.

Sehingga jamaah haji
menjadi lebih nyaman untuk berdoa selama prosesi wukuf. “Meskipun AC-nya sempat
ada pemadaman,” jelasnya.

Tidak lupa Nizar juga
menyampaikan ucapan maaf. Dia mewakili panitia penyelenggara ibadah haji dan
pemerintah, mengatakan dalam pelayanan tentu tidak sempurna.

Baca Juga :  Berada di Arab Saudi, Ustad Bachtiar Nasir Batal Penuhi Panggilan Poli

Dia berharap jamaah
haji secara ikhlas memaafkan petugas ketika ada pelayanan yang kurang
memuaskan. Dia juga meminta supaya petugas didoakan. Sebab petugas haji di
Makkah masih bertugas sampai pendorongan terakhir jamaah menuju Madinah pada 6
September nanti.

Sementara itu jumlah
jamaah haji wafat tahun ini sudah melampaui catatan tahun lalu. Padahal masa
operasional haji 2019 masih berjalan sampai 6 September depan. Kasus serangan
jantung akut menjadi penyebab tertinggi kematian jamaah haji.

Tahun lalu jumlah
jamaah wafat sampai akhir masa operasional haji berjumlah 388 orang. Sementara
itu memasuki hari ke-57 operasional, Sabtu (31/8) jumlah jamaah haji meninggal
mencapai 392 orang. Kasus kematian paling banyak ada di kota Makkah dengan
jumlah 314 orang.

Dilihat dari asal embarkasinya,
kasus kematian terbanyak untuk jamaah Surabaya (SUB) dan Bekasi (JKS).
Masing-masing 62 orang. Kemudian dari Embarkasi Solo (SOC) berjumlah 55 orang.
Catatan kematian terkecil ada di Embarkasi Lombok (LOP) yakni tujuh orang.

Baca Juga :  Kuota Internet Gratis Untuk PJJ Mulai Disalurkan

Kepala Seksi (Kasi)
Kesehatan Daker Makkah M. Imran menuturkan penyebab angka kematian tahun ini
lebih tinggi dari sebelumnya karena kelelahan. “Pasca armuzna, jamaah haji
terus melakukan tawaf ifadah,” katanya, Sabtu (31/8). Setelah itu melakukan
ibadah sunnah seperti tawaf wada.

Imran menuturkan
faktor kelelahan itu dapat memicu kondisi darurat. Misalnya memperparah
penyakit yang diderita sejak dari tanah air. Atau bisa juga memicu penyakit
baru. Dia mengatakan banyak kasus jamaah wafat karena serangan jantung akut.

“Faktor cuaca juga
berpengaruh. Cuacanya ekstrem. Panas sekali,” jelasnya.

Imran menuturkan
sampai saat ini masih ada 49 jamaah yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji
Indonesia (KKHI) Makkah. Kemudian ada 111 jamaah di RS Arab Saudi. Mereka akan
terus dirawat dan distabilkan sehingga bisa menempuh perjalanan ke Madinah.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru