26.1 C
Jakarta
Friday, April 25, 2025

DPR Soroti Pengembangan Cadangan Energi untuk Stabilitas Ekonomi dan Energi

JAKARTA – Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin menilai cadangan penyangga energi (energy buffer reserve) di Indonesia memiliki peran krusial untuk menjaga ketahanan dan stabilitas energi nasional.

“Cadangan penyangga energi adalah investasi strategis untuk menjamin keberlanjutan dan ketahanan energi Indonesia di tengah tantangan global dan domestik saat ini,” tutur Mukhtarudin, Jumat (25/4/2025).

Menurut Mukhtarudin cadangan penyangga energi seperti stok bahan bakar minyak, gas, atau baterai penyimpan energi terbarukan itu dapat memastikan pasokan energi tetap tersedia saat terjadi gangguan rantai pasok global.

Mengingat, lanjut Mukhtarudin, indonesia hingga saat ini masih bergantung pada impor energi, seperti BBM dan LPG.

“Maka cadangan penyangga bisa membantu mengurangi risiko fluktuasi harga energi global yang dapat memengaruhi inflasi dan biaya hidup masyarakat,” beber Mukhtarudin.

Anggota Komisi XII DPR RI ini bilang langkah yang harus diprioritaskan untuk pengembangan cadangan penyangga energi yakni fokus pada pengembangan sistem penyimpanan energi modern, seperti Battery Energy Storage Systems (BESS), fasilitas BBM/gas di wilayah rawan gangguan pasokan, seperti daerah terpencil atau kepulauan di Indonesia.

Baca Juga :  Mukhtarudin: Game Online yang Mengandung Kekerasan Berdampak Pada Perilaku Anak

Alasannya, politisi Dapil Kalteng ini menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur dan penguatan regulasi adalah fondasi utama untuk memastikan cadangan penyangga dapat berfungsi efektif.

Selain itu, kata Mukhtarudin, diversifikasi sumber energi penting akan memastikan pasokan energi yang stabil untuk industri, transportasi, dan rumah tangga.

“Stabilitas ini mengurangi risiko gangguan produksi, yang penting untuk pertumbuhan sektor manufaktur dan jasa,” ungkap Mukhtarudin.

Saat ditanya, apakah langkah-langkah prioritas pengembangan cadangan penyangga energi dapat mewujudkan target pertumbuhan ekonomi 8% seperti yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo.

Menurut Mukhtarudin, untuk mencapai target 8%, langkah ini saja tidak cukup. Diperlukan sinergi dengan kebijakan lain seperti hilirisasi, reformasi investasi, dan stimulus konsumsi.

Baca Juga :  Mukhtarudin: Hilirisasi Adalah Kunci Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

“Artinya, dalam skenario terbaik, cadangan energi bisa menyumbang 1-2% ke pertumbuhan PDB dalam 3-5 tahun, asalkan implementasinya cepat dan terkoordinasi,” pungkas Mukhtarudin.

Saat ini Menteri ESDM Bahlil Lahadalia anggota DEN juga telah membahas mengenai Cadangan Penyangga Energi.

Bahlil menyebutkan bahwa konsumsi minyak nasional mencapai 1,5 – 1,6 juta barel per hari, namun produksi lifting minyak Indonesia berada pada angka 580 ribu – 610 ribu barel per hari.

“Pak Presiden memberikan arahan kepada kami untuk membangun kilang 1 juta barel untuk meningkatkan ketahanan energi nasional kita,” imbuhnya.

Menindaklanjuti hal tersebut, Bahlil mengatakan akan membentuk tim yang melibatkan Kementerian ESDM, SKK Migas, PT Pertamina (Persero), dan DEN untuk melakukan kajian pendalaman terkait kelayakan pembangunan kilang minyak. (tim)

JAKARTA – Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin menilai cadangan penyangga energi (energy buffer reserve) di Indonesia memiliki peran krusial untuk menjaga ketahanan dan stabilitas energi nasional.

“Cadangan penyangga energi adalah investasi strategis untuk menjamin keberlanjutan dan ketahanan energi Indonesia di tengah tantangan global dan domestik saat ini,” tutur Mukhtarudin, Jumat (25/4/2025).

Menurut Mukhtarudin cadangan penyangga energi seperti stok bahan bakar minyak, gas, atau baterai penyimpan energi terbarukan itu dapat memastikan pasokan energi tetap tersedia saat terjadi gangguan rantai pasok global.

Mengingat, lanjut Mukhtarudin, indonesia hingga saat ini masih bergantung pada impor energi, seperti BBM dan LPG.

“Maka cadangan penyangga bisa membantu mengurangi risiko fluktuasi harga energi global yang dapat memengaruhi inflasi dan biaya hidup masyarakat,” beber Mukhtarudin.

Anggota Komisi XII DPR RI ini bilang langkah yang harus diprioritaskan untuk pengembangan cadangan penyangga energi yakni fokus pada pengembangan sistem penyimpanan energi modern, seperti Battery Energy Storage Systems (BESS), fasilitas BBM/gas di wilayah rawan gangguan pasokan, seperti daerah terpencil atau kepulauan di Indonesia.

Baca Juga :  Mukhtarudin: Game Online yang Mengandung Kekerasan Berdampak Pada Perilaku Anak

Alasannya, politisi Dapil Kalteng ini menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur dan penguatan regulasi adalah fondasi utama untuk memastikan cadangan penyangga dapat berfungsi efektif.

Selain itu, kata Mukhtarudin, diversifikasi sumber energi penting akan memastikan pasokan energi yang stabil untuk industri, transportasi, dan rumah tangga.

“Stabilitas ini mengurangi risiko gangguan produksi, yang penting untuk pertumbuhan sektor manufaktur dan jasa,” ungkap Mukhtarudin.

Saat ditanya, apakah langkah-langkah prioritas pengembangan cadangan penyangga energi dapat mewujudkan target pertumbuhan ekonomi 8% seperti yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo.

Menurut Mukhtarudin, untuk mencapai target 8%, langkah ini saja tidak cukup. Diperlukan sinergi dengan kebijakan lain seperti hilirisasi, reformasi investasi, dan stimulus konsumsi.

Baca Juga :  Mukhtarudin: Hilirisasi Adalah Kunci Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

“Artinya, dalam skenario terbaik, cadangan energi bisa menyumbang 1-2% ke pertumbuhan PDB dalam 3-5 tahun, asalkan implementasinya cepat dan terkoordinasi,” pungkas Mukhtarudin.

Saat ini Menteri ESDM Bahlil Lahadalia anggota DEN juga telah membahas mengenai Cadangan Penyangga Energi.

Bahlil menyebutkan bahwa konsumsi minyak nasional mencapai 1,5 – 1,6 juta barel per hari, namun produksi lifting minyak Indonesia berada pada angka 580 ribu – 610 ribu barel per hari.

“Pak Presiden memberikan arahan kepada kami untuk membangun kilang 1 juta barel untuk meningkatkan ketahanan energi nasional kita,” imbuhnya.

Menindaklanjuti hal tersebut, Bahlil mengatakan akan membentuk tim yang melibatkan Kementerian ESDM, SKK Migas, PT Pertamina (Persero), dan DEN untuk melakukan kajian pendalaman terkait kelayakan pembangunan kilang minyak. (tim)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/