JAKARTA – Anggota Komisi XII DPR RI, Mukhtarudin menegaskan pentingnya percepatan pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) melalui proyek Indonesia Grand Package.
Mukhtarudin menyoroti potensi Indonesia sebagai pemain kunci dalam industri kendaraan listrik global, berkat cadangan nikel terbesar di dunia, kebijakan hilirisasi, dan pasar domestik yang besar.
“Kita harus memanfaatkan peluang global di sektor energi baru terbarukan. Proyek baterai EV Indonesia Grand Package harus dipercepat untuk mendukung hilirisasi dan memperkuat posisi Indonesia sebagai hub produksi baterai dunia,” tutur Mukhtarudin, Kamis 22 Mei 2025.
Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI ini juga mendorong pemerintah untuk memastikan kelancaran investasi dan kerja sama dengan mitra strategis, seperti Huayou Cobalt Co, Ltd yang kini menggantikan LG dalam konsorsium proyek senilai USD 9,8 miliar ini (sekitar Rp145,43 triliun asumsi kurs saat ini.
“Saya kira keberhasilan proyek ini tidak hanya akan meningkatkan nilai tambah komoditas nikel, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mendukung visi Indonesia bebas emisi karbon.
Dirinya optimistis, dengan komitmen kuat dan koordinasi yang baik, Indonesia bisa menjadi pemimpin di industri kendaraan listrik global.
Kendati demikian, Mukhtarudin mendesak agar pemerintah lebih proaktif dalam mengatasi tantangan, seperti fluktuasi pasar global dan kendala logistik domestik, yang dapat menghambat progres.
Selain itu, politisi Dapil Kalteng ini juga berharap pemerintah harus meningkatkan keterlibatan pelaku industri lokal dan memastikan manfaat proyek ini dirasakan langsung oleh masyarakat, seperti melalui penciptaan lapangan kerja dan transfer teknologi.
Mengingat, lanjut Mukhtarudin Proyek Indonesia Grand Package adalah peluang emas untuk menjadikan Indonesia pemimpin di industri baterai kendaraan listrik.
“Karena ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga warisan masa depan hijau kita,” pungkas Mukhtarudin.
Diketahui, Prabowo saat ini menggelar rapat terbatas membahas kelanjutan hilirisasi baterai electric vehicle (EV).
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa rapat membahas kelanjutan hilirisasi baterai EV. Termasuk peralihan investasi dari LG ke Huayou.
Proyek Indonesia Grand Package menargetkan pembangunan baterai kendaraan listrik dengan kapasitas 30 GWh
“Dalam perjalanannya, LG sudah membangun 10 GWh pertama dan kini tersisa 20 GWh yang akan dilanjutkan oleh Huayou,” pungkas Bahlil. ***