JAKARTA – Nilai tukar rupiah mengalami penurunan pada pembukaan perdagangan di pasar valuta asing. Penurunan ini dipicu oleh data inflasi terbaru dari Amerika Serikat yang menunjukkan peningkatan signifikan.
Dolar Amerika Serikat (AS) yang makin perkasa imbas inflasi AS yang masih tinggi membuat nilai tukar rupiah berlanjut lesu.
Mengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah menyentuh 16.229 per dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa, 16 April 2024.
Anggota Banggar DPR RI Mukhtarudin meminta pemerintah segera mengantisipasi potensi anjloknya nilai tukar rupiah yang telah menembus Rp 16.229 per dolar Amerika Serikat (AS) tersebut.
Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini mengatakan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia harus segera melakukan proyeksi nilai tukar rupiah sebagai langkah untuk mengantisipasi dampak terburuk dari tekanan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah.
“Artinya, BI harus melakukan strategi yang telah ditentukan dari hasil proyeksi tersebut, sehingga dapat menjaga kestabilan moneter,” tutur Mukhtarudin, Rabu 17 April 2024.
Mukharudin mengaku pelemahan tren nilai tukar Rupiah dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah. Terbaru, serangan balasan rudal balistik Iran ke wilayah Israel yang mengejutkan banyak pihak.
Mukharudin pun berharap Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia makin inovatif dalam merumuskan kebijakan untuk mengatasi pelemahan rupiah tersebut.
Kemenkeu, lanjut Mukhtarudin, sebagai otoritas kebijakan fiskal bisa mengakselerasi APBN semaksimal mungkin.
“Karena, APBN merupakan sumber penting dalam memutar ekonomi nasional,” beber Mukhtarudin.
Selain itu, Mukharudin mengatakan hal yang perlu didorong pada saat sulit seperti ini adalah memudahkan akses perbankan.
Menurutnya, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter bisa melonggarkan aturan dalam pemberian kredit.
“Terutama kebijakan kredit tanpa jaminan harus diperluas untuk sektor-sektor produktif usaha kecil menengah rakyat (UMKM),” pungkas Mukhtarudin.
Untuk diketahui, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
“BI selalu berada di pasar dan kami akan pastikan stabilisasi nilai tukar akan terjaga. Kami terus melakukan intervensi baik di spot maupun Non Delivery Forward (NFD),” kata Ferry. (tim)