JAKARTA – Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI mendorong pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di tanah air, karena Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Mukhtarudin menjelaskan alasan pengembangan PLTP perlu dilakukan, mengingat potensi besar Indonesia yang memiliki cadangan panas bumi sekitar 23-28 GW itu tersebar di berbagai pulau seperti Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Maluku.
Sebagai contoh aktual, pada 7 April 2025, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memerintahkan PLN untuk membangun PLTP berkapasitas 40 MW di Provinsi Maluku.
Menurut Mukhtarudin, hal Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memanfaatkan potensi panas bumi di wilayah timur Indonesia, yang selama ini kurang tergarap.
Namun, Mukhtarudin mengaku hingga 2025, baru sekitar 2.356 MW yang dimanfaatkan kurang dari 10% potensi totalnya.
“Dengan permintaan listrik terus naik. Maka PLTP ini saya kira bisa mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang semakin mahal dan terbatas saat ini,” tutur Mukhtarudin, Senin (7/4/2025).
Anggota Komisi XII DPR RI ini menilai pentingnya pengembangan PLTP, karena dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
“Misalnya melalui pemanfaatan uap untuk pertanian atau pariwisata,” ungkap Mukhtarudin.
PLTP juga, kata Mukhtaridin dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, apalagi Indonesia masih bergantung pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak.
“PLTP menawarkan alternatif energi bersih yang dapat mengurangi emisi karbon dan membantu mencapai target net-zero emission yang dicanangkan pemerintah,” imbuh Mukhtarudin.
Kendati demikian, Mukhtarudin mengatakan kolaborasi kemitraan antara BUMN (seperti PLN atau Pertamina Geothermal Energy) dan sektor swasta dapat mempercepat pengembangan PLTP tersebut.
“Karena sumber tenaga panas bumi ini penting mewujudkan ketahanan energi nasional,” beber Mukhtarudin.
Kata Mukhtarudun yang perlu diperhatikan juga adalah sosialisasi dan edukasi masyarakat sangat penting guna untuk mengurangi resistensi lokal terhadap proyek PLTP.
Jadi, Fraksi Golkar Senayan menilai pengembangan PLTP sangat diperlukan untuk masa depan energi yang berkelanjutan.
“Tetapi membutuhkan strategi terpadu untuk mengatasi hambatan finansial, teknis, dan sosial,” ujar Mukhtarudin.
Mukhtarudin berharap tantangan seperti biaya investasi awal yang tinggi, regulasi, dan dampak lingkungan lokal perlu segera diatasi agar PLTP dapat berkembang secara maksimal.
“Dengan pengelolaan yang baik, PLTP bisa menjadi tulang punggung transisi energi hijau di Indonesia,” pungkas Mukhtarudin. (tim)