30 C
Jakarta
Tuesday, June 3, 2025

Pancasila, Cahaya Penuntun Generasi Muda Bangsa di Era Digital

Oleh: Mukhtarudin

SEBAGAI anggota DPR RI, saya menyampaikan refleksi tentang peran Pancasila bagi generasi muda di tengah dinamika zaman yang kian kompleks.

Pada peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2025, kita diingatkan bahwa Pancasila bukan sekadar ideologi negara, tetapi juga cahaya penuntun yang relevan bagi generasi muda untuk membangun Indonesia yang harmonis, adil, dan maju.

Sebagai wakil rakyat, saya melihat urgensi untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan generasi muda, terutama di era digital yang penuh peluang sekaligus tantangan.

Pancasila, sebagai dasar ideologi negara Indonesia, tetap menjadi kompas moral dan panduan kehidupan berbangsa yang relevan bagi generasi muda hingga kini.

Di tengah arus globalisasi, kemajuan teknologi, dan tantangan sosial seperti polarisasi dan intoleransi, Pancasila menawarkan nilai-nilai yang tidak hanya memperkuat identitas nasional, tetapi juga membekali generasi muda untuk menghadapi dinamika zaman dengan bijaksana.

Menjaga Identitas Nasional di Era Globalisasi

Generasi muda saat ini hidup dalam era di mana budaya global, media sosial, dan tren internasional dengan mudah memengaruhi pola pikir dan gaya hidup.

Nilai-nilai Pancasila, khususnya sila ketiga, Persatuan Indonesia, mengingatkan pentingnya menjaga identitas nasional di tengah gempuran budaya asing.

Generasi muda dapat menggunakan Pancasila sebagai filter untuk memilah nilai-nilai global yang sesuai dengan karakter bangsa, seperti menghargai keragaman budaya lokal sambil tetap terbuka terhadap inovasi.

Misalnya, melalui konten digital di media sosial, generasi muda dapat mempromosikan budaya Indonesia, seperti tarian tradisional atau kuliner lokal, tanpa kehilangan jati diri.

Membangun Karakter Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menjadi pedoman bagi generasi muda untuk bersikap empati dan menghormati hak asasi manusia.

Di tengah maraknya ujaran kebencian di media sosial dan konflik berbasis identitas, Pancasila mengajarkan pentingnya toleransi dan keadilan.

Generasi muda, yang aktif di dunia digital, dapat menerapkan sila ini dengan menciptakan konten yang mendukung inklusivitas, melawan hoaks, dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menghargai perbedaan.

Baca Juga :  Mukhtarudin: Subsidi BBM Harus Tepat Sasaran, Data BLT Dinilai Jadi Solusi

Contohnya, banyak anak muda kini menggunakan platform seperti YouTube atau Instagram untuk mengkampanyekan isu-isu sosial, seperti kesetaraan gender atau perlindungan lingkungan, yang sejalan dengan nilai kemanusiaan Pancasila.

Mendorong Partisipasi dalam Demokrasi yang Bermartabat

Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, relevan bagi generasi muda yang kini memiliki akses luas untuk menyuarakan pendapat melalui platform media sosial atau media daring lainnya.

Namun, kebebasan berekspresi ini sering disalahgunakan, seperti melalui polarisasi politik atau debat yang tidak produktif.

Pancasila mengajarkan generasi muda untuk berpartisipasi dalam demokrasi dengan cara yang konstruktif, melalui musyawarah dan dialog yang berbasis fakta dan akal sehat.

Misalnya, generasi muda dapat terlibat dalam diskusi publik atau inisiatif masyarakat sipil untuk mendukung kebijakan yang mencerminkan aspirasi rakyat, seperti isu pendidikan atau perubahan iklim.

Mewujudkan Keadilan Sosial di Era Digital

Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menjadi panggilan bagi generasi muda untuk mengatasi ketimpangan sosial yang masih ada, termasuk di ranah digital.

Banyak anak muda saat ini menjadi pelaku usaha startup atau konten kreator, yang dapat memanfaatkan teknologi untuk menciptakan peluang ekonomi yang inklusif.

Contohnya, platform e-commerce yang dikembangkan anak muda dapat membantu UMKM di daerah terpencil menjangkau pasar yang lebih luas, sejalan dengan semangat keadilan sosial.

Selain itu, generasi muda juga dapat menggunakan teknologi untuk mengadvokasi isu-isu seperti akses pendidikan atau kesehatan bagi masyarakat marginal.

Kepercayaan pada Tuhan sebagai Landasan Moral

Sila pertama, K Ketuhan Yang Maha Esa, memberikan landasan moral bagi generasi muda untuk menjalani kehidupan dengan integritas dan tanggung jawab.

Di tengah tantangan seperti materialisme atau hedonisme yang sering dipromosikan di media sosial, sila ini mengingatkan pentingnya menjaga nilai-nilai spiritual dan etika dalam setiap tindakan.

Baca Juga :  Mukhtarudin Apresiasi Duta Qasidah Putri Kapuas Kalteng yang Raih Juara 1 Nasional

Generasi muda dapat menerapkannya dengan menjadi teladan dalam komunitas mereka, misalnya melalui kegiatan sosial atau amal yang mencerminkan nilai-nilai keimanan dan kebaikan.

Tantangan dan Harapan

Meski Pancasila memiliki peran penting, generasi muda menghadapi tantangan dalam menerapkannya.

Salah satunya adalah rendahnya pemahaman mendalam tentang Pancasila akibat kurangnya pendidikan karakter yang efektif di sekolah atau lingkungan.

Selain itu, polarisasi di media sosial sering kali memperlebar jurang antar kelompok, yang dapat melemahkan semangat persatuan.

Namun, dengan pendekatan yang relevan, seperti mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam konten digital atau program pendidikan berbasis teknologi, generasi muda dapat lebih mudah memahami dan mengamalkan Pancasila.

Peringatan Hari Lahir Pancasila menjadi momentum untuk mengingatkan generasi muda akan tanggung jawab mereka dalam menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

Melalui kreativitas, teknologi, dan semangat kolaborasi, generasi muda dapat menjadikan Pancasila sebagai inspirasi untuk membangun Indonesia yang lebih adil, harmonis, dan maju menuju visi Indonesia Emas 2045.

Pancasila bukan sekadar ideologi negara, tetapi juga panduan hidup yang relevan bagi generasi muda di era modern.

Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang memperkuat persatuan, menjunjung keadilan, dan memajukan bangsa di tengah tantangan global.

Mari jadikan Hari Lahir Pancasila 2025 sebagai titik tolak untuk memperbarui komitmen ini, baik di dunia nyata maupun digital.

Saya mengajak generasi muda untuk menjadikan Pancasila sebagai inspirasi dalam setiap langkah mereka, baik di dunia nyata maupun digital.

Bersama, kita wujudkan Indonesia yang bersatu, adil, dan sejahtera menuju visi Indonesia Emas 2045. Sebagai anggota DPR, saya siap mendampingi generasi muda dengan kebijakan yang mendukung kreativitas, keadilan, dan persatuan, demi masa depan bangsa yang lebih cerah.

*) Penulis adalah Sekretaris Fraksi Golkar DPR, Anggota Komisi XII Daerah Pemilihan Kalimantan Tengah

Oleh: Mukhtarudin

SEBAGAI anggota DPR RI, saya menyampaikan refleksi tentang peran Pancasila bagi generasi muda di tengah dinamika zaman yang kian kompleks.

Pada peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2025, kita diingatkan bahwa Pancasila bukan sekadar ideologi negara, tetapi juga cahaya penuntun yang relevan bagi generasi muda untuk membangun Indonesia yang harmonis, adil, dan maju.

Sebagai wakil rakyat, saya melihat urgensi untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan generasi muda, terutama di era digital yang penuh peluang sekaligus tantangan.

Pancasila, sebagai dasar ideologi negara Indonesia, tetap menjadi kompas moral dan panduan kehidupan berbangsa yang relevan bagi generasi muda hingga kini.

Di tengah arus globalisasi, kemajuan teknologi, dan tantangan sosial seperti polarisasi dan intoleransi, Pancasila menawarkan nilai-nilai yang tidak hanya memperkuat identitas nasional, tetapi juga membekali generasi muda untuk menghadapi dinamika zaman dengan bijaksana.

Menjaga Identitas Nasional di Era Globalisasi

Generasi muda saat ini hidup dalam era di mana budaya global, media sosial, dan tren internasional dengan mudah memengaruhi pola pikir dan gaya hidup.

Nilai-nilai Pancasila, khususnya sila ketiga, Persatuan Indonesia, mengingatkan pentingnya menjaga identitas nasional di tengah gempuran budaya asing.

Generasi muda dapat menggunakan Pancasila sebagai filter untuk memilah nilai-nilai global yang sesuai dengan karakter bangsa, seperti menghargai keragaman budaya lokal sambil tetap terbuka terhadap inovasi.

Misalnya, melalui konten digital di media sosial, generasi muda dapat mempromosikan budaya Indonesia, seperti tarian tradisional atau kuliner lokal, tanpa kehilangan jati diri.

Membangun Karakter Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menjadi pedoman bagi generasi muda untuk bersikap empati dan menghormati hak asasi manusia.

Di tengah maraknya ujaran kebencian di media sosial dan konflik berbasis identitas, Pancasila mengajarkan pentingnya toleransi dan keadilan.

Generasi muda, yang aktif di dunia digital, dapat menerapkan sila ini dengan menciptakan konten yang mendukung inklusivitas, melawan hoaks, dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menghargai perbedaan.

Baca Juga :  Mukhtarudin: Subsidi BBM Harus Tepat Sasaran, Data BLT Dinilai Jadi Solusi

Contohnya, banyak anak muda kini menggunakan platform seperti YouTube atau Instagram untuk mengkampanyekan isu-isu sosial, seperti kesetaraan gender atau perlindungan lingkungan, yang sejalan dengan nilai kemanusiaan Pancasila.

Mendorong Partisipasi dalam Demokrasi yang Bermartabat

Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, relevan bagi generasi muda yang kini memiliki akses luas untuk menyuarakan pendapat melalui platform media sosial atau media daring lainnya.

Namun, kebebasan berekspresi ini sering disalahgunakan, seperti melalui polarisasi politik atau debat yang tidak produktif.

Pancasila mengajarkan generasi muda untuk berpartisipasi dalam demokrasi dengan cara yang konstruktif, melalui musyawarah dan dialog yang berbasis fakta dan akal sehat.

Misalnya, generasi muda dapat terlibat dalam diskusi publik atau inisiatif masyarakat sipil untuk mendukung kebijakan yang mencerminkan aspirasi rakyat, seperti isu pendidikan atau perubahan iklim.

Mewujudkan Keadilan Sosial di Era Digital

Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menjadi panggilan bagi generasi muda untuk mengatasi ketimpangan sosial yang masih ada, termasuk di ranah digital.

Banyak anak muda saat ini menjadi pelaku usaha startup atau konten kreator, yang dapat memanfaatkan teknologi untuk menciptakan peluang ekonomi yang inklusif.

Contohnya, platform e-commerce yang dikembangkan anak muda dapat membantu UMKM di daerah terpencil menjangkau pasar yang lebih luas, sejalan dengan semangat keadilan sosial.

Selain itu, generasi muda juga dapat menggunakan teknologi untuk mengadvokasi isu-isu seperti akses pendidikan atau kesehatan bagi masyarakat marginal.

Kepercayaan pada Tuhan sebagai Landasan Moral

Sila pertama, K Ketuhan Yang Maha Esa, memberikan landasan moral bagi generasi muda untuk menjalani kehidupan dengan integritas dan tanggung jawab.

Di tengah tantangan seperti materialisme atau hedonisme yang sering dipromosikan di media sosial, sila ini mengingatkan pentingnya menjaga nilai-nilai spiritual dan etika dalam setiap tindakan.

Baca Juga :  Mukhtarudin Apresiasi Duta Qasidah Putri Kapuas Kalteng yang Raih Juara 1 Nasional

Generasi muda dapat menerapkannya dengan menjadi teladan dalam komunitas mereka, misalnya melalui kegiatan sosial atau amal yang mencerminkan nilai-nilai keimanan dan kebaikan.

Tantangan dan Harapan

Meski Pancasila memiliki peran penting, generasi muda menghadapi tantangan dalam menerapkannya.

Salah satunya adalah rendahnya pemahaman mendalam tentang Pancasila akibat kurangnya pendidikan karakter yang efektif di sekolah atau lingkungan.

Selain itu, polarisasi di media sosial sering kali memperlebar jurang antar kelompok, yang dapat melemahkan semangat persatuan.

Namun, dengan pendekatan yang relevan, seperti mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam konten digital atau program pendidikan berbasis teknologi, generasi muda dapat lebih mudah memahami dan mengamalkan Pancasila.

Peringatan Hari Lahir Pancasila menjadi momentum untuk mengingatkan generasi muda akan tanggung jawab mereka dalam menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

Melalui kreativitas, teknologi, dan semangat kolaborasi, generasi muda dapat menjadikan Pancasila sebagai inspirasi untuk membangun Indonesia yang lebih adil, harmonis, dan maju menuju visi Indonesia Emas 2045.

Pancasila bukan sekadar ideologi negara, tetapi juga panduan hidup yang relevan bagi generasi muda di era modern.

Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang memperkuat persatuan, menjunjung keadilan, dan memajukan bangsa di tengah tantangan global.

Mari jadikan Hari Lahir Pancasila 2025 sebagai titik tolak untuk memperbarui komitmen ini, baik di dunia nyata maupun digital.

Saya mengajak generasi muda untuk menjadikan Pancasila sebagai inspirasi dalam setiap langkah mereka, baik di dunia nyata maupun digital.

Bersama, kita wujudkan Indonesia yang bersatu, adil, dan sejahtera menuju visi Indonesia Emas 2045. Sebagai anggota DPR, saya siap mendampingi generasi muda dengan kebijakan yang mendukung kreativitas, keadilan, dan persatuan, demi masa depan bangsa yang lebih cerah.

*) Penulis adalah Sekretaris Fraksi Golkar DPR, Anggota Komisi XII Daerah Pemilihan Kalimantan Tengah

Terpopuler

Artikel Terbaru