Menjaga pola makan yang sehat adalah kunci untuk mendapatkan asupan nutrisi yang optimal bagi tubuh. Namun, ada kebiasaan yang tanpa disadari bisa menghambat penyerapan nutrisi penting, salah satunya adalah minum teh setelah makan. Meskipun teh dikenal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, waktu konsumsinya juga perlu diperhatikan agar tidak memberikan dampak negatif.
Dilansir dari laman YouTube Tirta PengPengPeng, minum teh setelah makan dapat mengganggu penyerapan zat besi dan beberapa mikronutrien lainnya. Hal ini disebabkan oleh kandungan dalam teh yang dapat berinteraksi dengan nutrisi tertentu dalam makanan yang baru saja dikonsumsi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui efek dari kebiasaan ini agar tubuh tetap mendapatkan manfaat penuh dari makanan yang dikonsumsi.
Dalam banyak kasus, kebiasaan ini lebih sering terjadi tanpa disadari, terutama karena teh sering dijadikan minuman pendamping saat makan. Padahal, jika dikonsumsi dalam waktu yang kurang tepat, teh bisa mengurangi efektivitas nutrisi yang seharusnya diserap tubuh. Lalu, bagaimana sebenarnya mekanisme yang membuat teh dapat menghambat penyerapan nutrisi?
Kandungan dalam Teh yang Menghambat Penyerapan Nutrisi
Teh mengandung beberapa senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti antioksidan, polifenol, dan katekin. Namun, salah satu senyawa dalam teh, yaitu tanin, dapat berinteraksi dengan zat besi non-heme, yaitu jenis zat besi yang berasal dari tumbuhan. Akibatnya, tubuh menjadi lebih sulit untuk menyerap zat besi tersebut, yang pada jangka panjang bisa meningkatkan risiko anemia.
Selain zat besi, teh juga dapat mengganggu penyerapan mineral penting lainnya seperti magnesium dan zinc. Polifenol dalam teh dapat mengikat mineral-mineral ini, membuat tubuh kesulitan dalam menyerapnya secara optimal. Akibatnya, meskipun seseorang mengonsumsi makanan yang kaya akan mineral, manfaatnya bisa berkurang jika langsung disertai dengan konsumsi teh.
Kandungan asam oksalat dalam teh juga bisa menjadi faktor lain yang perlu diperhatikan. Asam oksalat ini dapat berikatan dengan kalsium dalam makanan, sehingga membentuk senyawa yang sulit diserap oleh tubuh. Jika terjadi dalam jangka panjang, kondisi ini bisa berisiko mengurangi kepadatan tulang dan meningkatkan risiko penyakit seperti osteoporosis.
Manfaat Teh Jika Dikonsumsi dengan Cara yang Tepat
Meskipun ada efek negatifnya jika diminum setelah makan, teh tetap memiliki banyak manfaat jika dikonsumsi dengan cara yang benar. Teh hijau, misalnya, mengandung epigallocatechin gallate (EGCG), salah satu antioksidan yang sangat kuat dalam menangkal radikal bebas. Selain itu, teh juga dapat membantu meningkatkan metabolisme dan memberikan efek relaksasi berkat kandungan L-theanine-nya.
Agar mendapatkan manfaat optimal dari teh tanpa mengganggu penyerapan nutrisi, sebaiknya beri jeda waktu sekitar 1–2 jam setelah makan sebelum mengonsumsinya. Dengan begitu, tubuh memiliki cukup waktu untuk menyerap nutrisi dari makanan sebelum senyawa dalam teh mulai berinteraksi dengan mineral dan zat gizi lainnya.
Selain itu, jika ingin tetap menikmati teh setelah makan, pilihan terbaik adalah mengonsumsi teh herbal tanpa kafein dan tanpa tambahan gula. Jenis teh seperti chamomile atau peppermint tidak memiliki kandungan tanin yang tinggi, sehingga lebih aman dikonsumsi setelah makan dibandingkan teh hitam atau teh hijau biasa.
Minum teh setelah makan memang sudah menjadi kebiasaan banyak orang, tetapi efeknya terhadap penyerapan nutrisi tidak boleh diabaikan. Tanin dan polifenol dalam teh dapat menghambat penyerapan zat besi non-heme serta beberapa mineral lainnya, yang bisa berdampak pada kesehatan dalam jangka panjang.
Untuk tetap mendapatkan manfaat dari teh tanpa merugikan tubuh, penting untuk memperhatikan waktu konsumsinya. Dengan memberi jeda setelah makan, memilih jenis teh yang tepat, dan tidak menambahkan gula berlebihan, teh tetap bisa menjadi minuman yang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan.(jpc)