Siapa yang tidak tahu tentang gadget?. Gadget merupakan salah satu hasil dari perkembangan teknologi yang bisa membawa banyak perubahan dalam kehidupan kita saat ini. Bagi sebagian masyarakat, gadget dengan layanan internet hampir selalu berada dalam genggaman, karena memberi kemudahan bagi banyak orang untuk dapat mengakses informasi bahkan hiburan.
Meski demikian, penggunaan yang tidak tepat atau berlebihan dapat membawa penggunanya pada ketergantungan atau kecanduan. Bahaya adiksi ini sekarang tidak hanya mengintai kita, orang dewasa, tapi juga anak-anak.
Mengapa demikian? Sebab saat ini anak-anak justru lebih dekat dengan gadget seperti smartphone atau tablet. Parahnya lagi, gadget ini sering jadi obat bagi para orang tua untuk menangani anaknya. Nggak mau makan, kasih gadget biar mau makan. Nggak mau mandi, kasih gadget biar mau mandi, begitu terus untuk membujuk anak melakukan dengan aktivitas yang memang seharusnya mereka lakukan.
Tanpa disadari, kebiasaan orang tua yang demikian berpotensi menimbulkan adiksi gadget pada anak yang sulit diobati. Kalau sudah demikian, siap-siap berbagai dampak negatif lainnya mengintai.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ternyata sering memberikan gadget pada anak menyebabkan kecanduan dan berdampak pada kesehatan mereka. Ngeri banget, bun.
Dampak negatif pertama adalah kurang tidur dan bahaya insomnia. Candu gadget bikin anak cenderung betah melek. Padahal, untuk mendukung pertumbuhan dan menjaga kesehatan tubuh, si kecil perlu mendapat waktu tidur yang cukup.
Sayangnya, kecanduan gadget bisa menyebabkan anak-anak mengalami kurang tidur. Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele, sebab kurang tidur bisa mengganggu aktivitas anak, seperti mengganggu proses belajar di sekolah yang kemudian membuat prestasinya menurun. Hal ini juga membuat perkembangan otak menjadi tidak optimal karena tidur yang cukup adalah kunci untuk perkembangan otak yang lebih optimal.
Dampak negatif selanjutnya, anak-anak yang mengalami kecanduan gadget juga rentan mengalami gangguan pada mata. Hal ini terjadi karena terlalu lama menatap layar gadget, sehingga memicu gangguan seperti mata lelah, mata kering, hingga gangguan penglihatan.
Kemudian, kecanduan gadget juga membuat Si Kecil rentan mengalami obesitas alias kelebihan berat badan. Sebab, asyik bermain gadget bisa menyebabkan anak kurang bergerak atau lebih sering duduk dan berbaring. Padahal, anak-anak seharusnya aktif bermain bersama temannya di luar rumah.
Obesitas tidak boleh dianggap sepele, sebab kondisi ini bisa meningkatkan risiko penyakit jangka panjang, seperti obesitas, stroke usia dini, hingga serangan jantung.
Terakhir dan paling ngeri, adiksi gadget pada anak juga berpotensi menyebabkan gangguan otak dan mental pada anak. Sebab, otak manusia dianggap sensitif terhadap radiasi elektromagnetik sehingga barang-barang yang memancarkan gelombang elektromagnetik seperti gadget dianggap berbahaya, khususnya bagi anak-anak.
Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan gadget dianggap bisa mengganggu aktivitas otak anak sehingga berdampak buruk terhadap kemampuan belajarnya dan berpotensi menyebabkan gangguan perilaku dan masalah mental.
Untuk mencegah adiksi gadget pada anak, biar nggak gadget melulu, anak-anak perlu diajak beraktivitas di luar ruang, entah bermain dengan sebayanya, berolahraga, rekreasi dan sebagainya.
Memahami masalah tersebut, Ferrero Group menggandeng PBSI atau Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia untuk mengajak anak-anak untuk aktif bergerak melalui permainan, sekaligus mengembangkan kemampuan penting dalam berbagai bidang seperti kebugaran fisik, koordinasi motorik, fungsi kognitif, kreativitas, dan keterampilan hidup.
Kemitraan dengan PBSI dan klub bulutangkis ternama PB Jaya Raya, Ferrero Group menyelenggarakan acara Kinder Joy of moving perdana dengan mengadopsi metodologi yang inovatif. Acara yang digelar di Hall Bulu Tangkis PB Jaya Raya Bintaro belum lama ini sukses mengumpulkan ratusan anak-anak.
Bulu tangkis sendiri merupakan olahraga yang populer di Indonesia dan telah menjadi bagian dari identitas nasional. Oleh karena itu, sejumlah elemen bulutangkis telah dimasukkan ke dalam kegiatan yang menyenangkan di acara Kinder Joy of moving.
Ketua Umum PBSI, Agung Firman, yang juga hadir dalam acara tersebut, menyampaikan, saat ini, kita berada di sebuah era di mana teknologi informasi berkembang sangat pesat dengan adanya gadget dan media sosial, dan hal ini menyebabkan anak-anak kita menjadi kurang berinteraksi satu sama lain dan juga kurang berolahraga.
“Oleh karena itu, acara Kinder Joy of moving ini merupakan inisiatif yang positif, di mana kami berharap dapat membantu anak-anak untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, berinteraksi secara sosial, dan mengenal lebih dekat teman-temannya. Kegiatan ini tidak hanya bermanfaat, tetapi juga berpotensi membentuk karakter anak,” kata Agung Firman.
Secara global, Kinder Joy of moving mengklaim telah menyelenggarakan dan mendukung berbagai program pendidikan jasmani baik di dalam dan di luar sekolah, acara olahraga untuk anak-anak, serta kompetisi sekolah yang bertujuan untuk memastikan bahwa aktivitas fisik dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak.(jpc)