Spanyol merasakan dampak dari perubahan cuaca ekstrem. Bagian timur dan selatan negara tersebut mengalami hujan lebat dan banjir pada Selasa (29/10). Tak ayal, 51 orang dilaporkan meninggal.
Dilansir The Guardian, korban meninggal itu karena terseret oleh banjir bandang. Mulanya hujan begitu lebat di kawasan selatan dan timur Spanyol. Sehingga, air sungai meluap dan terjadilah banjir bandang. Arus air dari banjir bandang itu begitu kencang hingga membuat jalanan dan rel kereta api terputus.
Kini masyarakat diimbau untuk menjauh dari jalan raya. Jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat.
“Jumlah korban awal yang dicatat oleh berbagai polisi dan layanan darurat menyebutkan jumlah korban sementara sementara 51 orang dan kami memulai proses pemulihan dan mengidentifikasi korban.” Begitu pernyataan dari Pusat koordinasi darurat pemerintahan Valencia.
Pada Rabu pagi (30/10), Presiden Regional Valencia Carlos Mazón mengatakan, saat ini masih terlalu dini untuk menyatakan berapa jumlah korban tewas.
Dalam upaya penanganan, saat ini pihkanya telah mengerahkan lebih dari 1.000 tentara dari unit cepat tanggap darurat Spanyol ke daerah-daerah yang hancur.
Akibat dari banjir bandang itu, banyak dari mobil-mobil warga yang terseret dari jalanan di Kota Letur, timur Provinsi Albacete pada Selasa.
Wali Kota Utiel Ricardo Gabaldon mengatakan, “kemarin adalah hari terburuk saya. Kami terjebak seperti tikus. Mobil dan kontainer sampah mengalir di jalanan. Air naik hingga 3 meter.”
Rabu pagi, pukul 10.00 waktu setempat, hujan di Valencia telah reda. Tetapi, diperkirakan badai akan lebih banyak terjadi hingga kamis. Hujan juga akan diperkirakan bergerak ke timur laut semenanjung Iberia.
Banjir bandang yang terjadi di Spanyol pada dua hari terakhir dinyatakann paling parah dibandingkan bencana-bencana sebelumnya.(jpc)