25.4 C
Jakarta
Saturday, September 21, 2024

Donald Trump Resmi Putuskan Hubungan AS dan WHO

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menghentikan
hubungan negaranya dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat (29/5/2020).
Dengan demikian AS menghentikan semua pendananan secara permanen.

Dalam pernyataan di hadapan
media, Sabtu (30/5) dini hari WIB, Trump memulai pernyataan dengan menyinggung
penghentian pendanaan terhadap WHO yang ia putuskan pada bulan lalu.
Menurutnya, keputusan itu diambil karena menilai ada kesalahan manajemen dalam
mengendalikan pandemi global oleh WHO.

Sebelumnya Trump memberikan waktu
30 hari kepada WHO untuk memperbaiki diri. Badan PBB itu dituding terlalu memihak
Cina terkait wabah Covid-19.

Trump menuduh, Cina tak
transparan sejak awal sehingga virus menyebar ke seluruh dunia dan telah
merenggut lebih dari 362.000 nyawa.

AS merupakan penyumbang terbesar
bagi WHO. Pada 2019, kontribusi Negeri Paman Sam ke WHO mencapai 400 juta dolar
atau sekitar Rp6,2 triliun.

“Karena mereka gagal melakukan reformasi
seperti diminta dan sangat dibutuhkan, hari ini kami mengakhiri hubungan dengan
Organisasi Kesehatan Dunia,” kata Trump, dikutip dari AFP, Sabtu (30/5/2020).

Baca Juga :  Tameng Trump Hadapi Pemakzulan: Politik atau Ekonomi

Trump melanjutkan, AS akan
mengalihkan dana yang sebelumnya dialokasikan ke WHO ke negara lain yang
membutuhkan penangaan kesehatan mendesak.

Meski demikian, Trump tak
mengurang tekanan ke Cina agar negara itu transparan soal wabah yang pertama
kali muncul di Wuhan itu.

“Dunia membutuhkan jawaban dari
China tentang virus. Kami harus mendapatkan transparansi,” kata Trump.

Cina berkali-kali membantah
tuduhan AS, menganggap enteng ancaman virus corona sejak awal. Negara itu juga
siap dengan penyelidikan independen melibatkan para pakar internasional untuk
mengungkap asal muasal virus yang pertama kali muncul di Wuhan, akhir 2019.

Cina menyebut, Amerika Serikat
sedang mencoba melalaikan tanggung jawabnya kepada WHO dan menyalahkan Beijing
atas respons lambat dalam penanganan virus corona di negaranya sendiri.

Baca Juga :  Unggah Video Joget TikTok, Miss Papua Nugini 2019 Dipecat

Amerika Serikat diketahui
merupakan penyumbang dana terbesar kepada WHO, sekitar setidaknya US$400 juta
pada tahun lalu.

Pada pekan lalu, Badan PBB
tersebut meluncurkan program pendanaan mandiri mereka untuk donasi secara
privat. Organisasi itu berharap program itu akan memberikan kendali yang lebih
besar untuk WHO mengarahkan donasi para filantropi ke masalah publik yang
mendesak, seperti krisis Covid-19.

Sebagian besar anggaran WHO
diketahui merupakan kontribusi secara berkala, yang datang langsung dari negara
dan pendonor lain ke tujuan yang dipilih sendiri oleh si pendonor.

Oleh karena itu, WHO hanya
memiliki kendali atas pengeluaran kontribusi yang dinilai dari si negara
pendonor, yang dihitung berdasarkan kesejahteraan dan populasinya.

Direktur Jenderal WHO Tedros
Adhanom Ghebreyesus menyebut program baru ini tidak terkait dengan ancaman dari
Donald Trump.

“Tak ada hubungannya dengan
masalah pendanaan baru-baru ini,” kata Ghebreyesus, Rabu (27/5).

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menghentikan
hubungan negaranya dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat (29/5/2020).
Dengan demikian AS menghentikan semua pendananan secara permanen.

Dalam pernyataan di hadapan
media, Sabtu (30/5) dini hari WIB, Trump memulai pernyataan dengan menyinggung
penghentian pendanaan terhadap WHO yang ia putuskan pada bulan lalu.
Menurutnya, keputusan itu diambil karena menilai ada kesalahan manajemen dalam
mengendalikan pandemi global oleh WHO.

Sebelumnya Trump memberikan waktu
30 hari kepada WHO untuk memperbaiki diri. Badan PBB itu dituding terlalu memihak
Cina terkait wabah Covid-19.

Trump menuduh, Cina tak
transparan sejak awal sehingga virus menyebar ke seluruh dunia dan telah
merenggut lebih dari 362.000 nyawa.

AS merupakan penyumbang terbesar
bagi WHO. Pada 2019, kontribusi Negeri Paman Sam ke WHO mencapai 400 juta dolar
atau sekitar Rp6,2 triliun.

“Karena mereka gagal melakukan reformasi
seperti diminta dan sangat dibutuhkan, hari ini kami mengakhiri hubungan dengan
Organisasi Kesehatan Dunia,” kata Trump, dikutip dari AFP, Sabtu (30/5/2020).

Baca Juga :  Tameng Trump Hadapi Pemakzulan: Politik atau Ekonomi

Trump melanjutkan, AS akan
mengalihkan dana yang sebelumnya dialokasikan ke WHO ke negara lain yang
membutuhkan penangaan kesehatan mendesak.

Meski demikian, Trump tak
mengurang tekanan ke Cina agar negara itu transparan soal wabah yang pertama
kali muncul di Wuhan itu.

“Dunia membutuhkan jawaban dari
China tentang virus. Kami harus mendapatkan transparansi,” kata Trump.

Cina berkali-kali membantah
tuduhan AS, menganggap enteng ancaman virus corona sejak awal. Negara itu juga
siap dengan penyelidikan independen melibatkan para pakar internasional untuk
mengungkap asal muasal virus yang pertama kali muncul di Wuhan, akhir 2019.

Cina menyebut, Amerika Serikat
sedang mencoba melalaikan tanggung jawabnya kepada WHO dan menyalahkan Beijing
atas respons lambat dalam penanganan virus corona di negaranya sendiri.

Baca Juga :  Unggah Video Joget TikTok, Miss Papua Nugini 2019 Dipecat

Amerika Serikat diketahui
merupakan penyumbang dana terbesar kepada WHO, sekitar setidaknya US$400 juta
pada tahun lalu.

Pada pekan lalu, Badan PBB
tersebut meluncurkan program pendanaan mandiri mereka untuk donasi secara
privat. Organisasi itu berharap program itu akan memberikan kendali yang lebih
besar untuk WHO mengarahkan donasi para filantropi ke masalah publik yang
mendesak, seperti krisis Covid-19.

Sebagian besar anggaran WHO
diketahui merupakan kontribusi secara berkala, yang datang langsung dari negara
dan pendonor lain ke tujuan yang dipilih sendiri oleh si pendonor.

Oleh karena itu, WHO hanya
memiliki kendali atas pengeluaran kontribusi yang dinilai dari si negara
pendonor, yang dihitung berdasarkan kesejahteraan dan populasinya.

Direktur Jenderal WHO Tedros
Adhanom Ghebreyesus menyebut program baru ini tidak terkait dengan ancaman dari
Donald Trump.

“Tak ada hubungannya dengan
masalah pendanaan baru-baru ini,” kata Ghebreyesus, Rabu (27/5).

Terpopuler

Artikel Terbaru