24.5 C
Jakarta
Thursday, January 9, 2025

Israel Perintahkan RS Indonesia Dikosongkan, Ada 65 Jenazah Masih Belum Dikubur

Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza dikosongkan. Salah satu pejabat di Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa Israel kemarin (23/11) telah memerintahkan evakuasi menyeluruh terhadap fasilitas kesehatan yang terletak di Bait Lahia tersebut. Waktu yang diberikan hanya empat jam.

’’Staf rumah sakit berusaha mengatur bus untuk mengevakuasi sekitar 200 pasien, termasuk orang dewasa lanjut usia dan anak-anak yang mengalami luka bakar,’’ ujar Dirjen Kementerian Kesehatan Munir Al Boursh seperti dikutip Al Jazeera.

Dia menambahkan, RS Indonesia telah dikepung tentara Israel. Serangan juga terus terjadi di sekitarnya. Tentara yang tergabung dalam Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ingin memasuki RS untuk operasi militer. Karena itu, mereka meminta semua orang untuk pergi tanpa terkecuali.

Sehari sebelumnya, sekitar 450 pasien lebih dulu meninggalkan rumah sakit. Tersisa hanya sekitar 200 orang kemarin. Al Borsh mengungkapkan bahwa ada 65 jenazah di RS Indonesia yang belum bisa dikuburkan. Sebanyak 50 di antaranya sudah tergeletak di sana selama lebih dari 50 hari.

Terpisah, Presiden Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Sarbini Abdul Murad mengungkapkan bahwa relawan mereka di RS Indonesia telah dipindahkan ke sekolah dekat RS Eropa di Rafah.

Baca Juga :  Donald Trump Pastikan Pimpinan ISIS Tewas Saat Penyergapan

Mereka berlindung di sekolah tersebut bersama ribuan pengungsi lainnya. MER-C merupakan lembaga amal yang mendanai berdirinya RS Indonesia.

’’Rumah Sakit Indonesia sekarang kosong,’’ terang Sarbini.

’’Para dokter dan korban luka dipindahkan ke RS Eropa,’’ tambahnya. Belum jelas apakah tiga relawan dari Indonesia akan ditarik dan dipulangkan.

Umm Mohammed Al Ran, seorang perempuan yang dievakuasi dari RS Indonesia menuju Rafah, mengungkapkan bahwa ada mayat di mana-mana. Banyak korban luka yang meminta obat pereda nyeri, namun dokter tidak memiliki obat apa pun yang bisa diberikan.

Dia merekam video yang menunjukkan cacing merayap dari luka yang terinfeksi di kaki salah satu pasien. Sebagian pasien korban bom IDF harus meninggal karena kehabisan darah dan terlambat ditangani.

’’Jika saya tidak melihatnya dengan mata kepala sendiri, saya tidak akan percaya. Bau kematian ada di mana-mana di rumah sakit,’’ ujarnya.

Hingga kemarin, pengeboman masih terjadi di Gaza. Korban sipil terus berjatuhan. Banyak jenazah yang tidak bisa dikenali lagi wujudnya. Sebanyak 111 jenazah tanpa nama pada Rabu (22/11) disalati dan dimakamkan bersama di kuburan massal yang terletak di Khan Younis.

Baca Juga :  Gemetar Lagi, Markel Tetap Hadiri KKTG20

Para jenazah tersebut hanya dibungkus dengan terpal biru seadanya. ’’Karena para martir ini tidak punya siapa pun untuk mengucapkan selamat tinggal, kami menggali kuburan massal untuk menguburkan mereka. Mereka adalah martir yang tidak diketahui identitasnya,’’ ujar Bassem Dababesh dari komite darurat di Kementerian Agama Palestina kepada Agence France-Presse.

Jenazah-jenazah tersebut hanya diberi kode angka. Mereka berasal dari RS Indonesia dan RS Al Shifa di Jalur Gaza Utara. Itu belum termasuk 65 jenazah di RS Indonesia yang ditinggal tadi.

Direktur Eksekutif Unicef Catherine Russell mengungkapkan bahwa Jalur Gaza adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak.

’’Lebih dari 5.300 anak-anak Palestina dilaporkan terbunuh hanya dalam 46 hari. Itu berarti lebih dari 115 anak-anak per hari, setiap hari, selama berminggu-minggu,’’ tegas Russell saat berpidato di Dewan Keamanan (DK) PBB pada Rabu. (sha/c19/bay/jpc/ind)

Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza dikosongkan. Salah satu pejabat di Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa Israel kemarin (23/11) telah memerintahkan evakuasi menyeluruh terhadap fasilitas kesehatan yang terletak di Bait Lahia tersebut. Waktu yang diberikan hanya empat jam.

’’Staf rumah sakit berusaha mengatur bus untuk mengevakuasi sekitar 200 pasien, termasuk orang dewasa lanjut usia dan anak-anak yang mengalami luka bakar,’’ ujar Dirjen Kementerian Kesehatan Munir Al Boursh seperti dikutip Al Jazeera.

Dia menambahkan, RS Indonesia telah dikepung tentara Israel. Serangan juga terus terjadi di sekitarnya. Tentara yang tergabung dalam Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ingin memasuki RS untuk operasi militer. Karena itu, mereka meminta semua orang untuk pergi tanpa terkecuali.

Sehari sebelumnya, sekitar 450 pasien lebih dulu meninggalkan rumah sakit. Tersisa hanya sekitar 200 orang kemarin. Al Borsh mengungkapkan bahwa ada 65 jenazah di RS Indonesia yang belum bisa dikuburkan. Sebanyak 50 di antaranya sudah tergeletak di sana selama lebih dari 50 hari.

Terpisah, Presiden Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Sarbini Abdul Murad mengungkapkan bahwa relawan mereka di RS Indonesia telah dipindahkan ke sekolah dekat RS Eropa di Rafah.

Baca Juga :  Donald Trump Pastikan Pimpinan ISIS Tewas Saat Penyergapan

Mereka berlindung di sekolah tersebut bersama ribuan pengungsi lainnya. MER-C merupakan lembaga amal yang mendanai berdirinya RS Indonesia.

’’Rumah Sakit Indonesia sekarang kosong,’’ terang Sarbini.

’’Para dokter dan korban luka dipindahkan ke RS Eropa,’’ tambahnya. Belum jelas apakah tiga relawan dari Indonesia akan ditarik dan dipulangkan.

Umm Mohammed Al Ran, seorang perempuan yang dievakuasi dari RS Indonesia menuju Rafah, mengungkapkan bahwa ada mayat di mana-mana. Banyak korban luka yang meminta obat pereda nyeri, namun dokter tidak memiliki obat apa pun yang bisa diberikan.

Dia merekam video yang menunjukkan cacing merayap dari luka yang terinfeksi di kaki salah satu pasien. Sebagian pasien korban bom IDF harus meninggal karena kehabisan darah dan terlambat ditangani.

’’Jika saya tidak melihatnya dengan mata kepala sendiri, saya tidak akan percaya. Bau kematian ada di mana-mana di rumah sakit,’’ ujarnya.

Hingga kemarin, pengeboman masih terjadi di Gaza. Korban sipil terus berjatuhan. Banyak jenazah yang tidak bisa dikenali lagi wujudnya. Sebanyak 111 jenazah tanpa nama pada Rabu (22/11) disalati dan dimakamkan bersama di kuburan massal yang terletak di Khan Younis.

Baca Juga :  Gemetar Lagi, Markel Tetap Hadiri KKTG20

Para jenazah tersebut hanya dibungkus dengan terpal biru seadanya. ’’Karena para martir ini tidak punya siapa pun untuk mengucapkan selamat tinggal, kami menggali kuburan massal untuk menguburkan mereka. Mereka adalah martir yang tidak diketahui identitasnya,’’ ujar Bassem Dababesh dari komite darurat di Kementerian Agama Palestina kepada Agence France-Presse.

Jenazah-jenazah tersebut hanya diberi kode angka. Mereka berasal dari RS Indonesia dan RS Al Shifa di Jalur Gaza Utara. Itu belum termasuk 65 jenazah di RS Indonesia yang ditinggal tadi.

Direktur Eksekutif Unicef Catherine Russell mengungkapkan bahwa Jalur Gaza adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak.

’’Lebih dari 5.300 anak-anak Palestina dilaporkan terbunuh hanya dalam 46 hari. Itu berarti lebih dari 115 anak-anak per hari, setiap hari, selama berminggu-minggu,’’ tegas Russell saat berpidato di Dewan Keamanan (DK) PBB pada Rabu. (sha/c19/bay/jpc/ind)

Terpopuler

Artikel Terbaru