28.4 C
Jakarta
Saturday, September 21, 2024

Rusia Kecam Uji Coba Rudal Amerika

RUSIA menyesalkan adanya uji coba rudal jelajah darat oleh Amerika
Serikat (AS). Hal itu dikhawatirkan, dapat meningkatkan ketegangan militer
antara Moskow dan Washington pasca-bubarnya perjanjian INF.

“Semua itu disesalkan. AS jelas
telah menetapkan arah untuk meningkatkan ketegangan militer. Kami tidak
menyerah pada provokasi,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov,
seperti dilansir laman kantor berita Rusia, TASS, Selasa (20/8)

Menurut Sergei, uji coba rudal
itu membuktikan bahwa AS telah mengembangkan sistem tersebut cukup lama.

“Hampir tidak ada konfirmasi yang
lebih jelas dan lebih eksplisit tentang fakta bahwa AS telah mengembangkan
sistem semacam itu untuk waktu yang lama, dan persiapan untuk menarik diri dari
perjanjian termasuk, khususnya, penelitian, serta pengembangan yang relevan,”
ujarnya.

Sergei menegaskan, bahwa Rusia
tidak akan terseret ke dalam perlombaan senjata. Ia menegaskan, bahwa Moskow
masih tidak berniat untuk mengerahkan rudal kecuali Amerika Serikat
melakukannya terlebih dahulu.

Baca Juga :  Kerusuhan di Penjara, 57 Orang Tewas

“Rusia tidak akan menyerah pada
provokasi uji coba rudal jelajah AS. Seperti yang dikatakan Presiden Rusia
(Vladimir Putin) di Prancis kemarin, kami tegaskan kembali komitmen kami pada
moratorium unilateral dalam penerapan sistem jarak menengah berbasis darat
sampai AS menyebarkan sistem semacam itu di beberapa bagian dunia,” tuturnya.

Sergei menambahkan, bahwa
pemerintah Rusia masih siap menjalin dialog dengan AS untuk membahas tentang
rudal jarak menengah dan pendek.

“Kami menjaga pintu (dialog)
tetap terbuka. Selama AS tidak menyebarkan sistem (rudal) seperti itu ke Eropa,
kami tidak akan melakukan hal yang sama, dan selama tidak ada rudal AS di Asia,
tidak akan ada rudal kami di kawasan,” imbuhnya.

Baca Juga :  Terima Dubes Iran-AS, Ini Permintaan Tegas Menlu Retno Marsudi

AS memang berencana menempatkan
rudal jarak menengah di Asia. Hal itu telah diumumkan Menteri Pertahanan AS
Mark Esper. Dia menginginkan penempatan rudal itu dapat direalisasikan dalam
waktu beberapa bulan.

“Tapi hal-hal ini cenderung
memakan waktu yang lebih lama dari yang Anda perkirakan,” ujarnya.

AS diketahui telah melakukan uji coba
rudal jelajah darat. Uji coba rudal tersebut dilakukan di Pulai San Nicolas,
Kalifornia. Menurut Pentagon, rudal berhasil menjangkau dan mengenai target
setelah menempuh jarak lebih dari 500 kilometer.

“Data yang dikumpulkan dan
pelajaran yang diperoleh dari tes ini akan memberi informasi kepada Departemen
Pertahanan untuk mengembangkan kemampuan (rudal jarak menengah di masa
mendatang,” kata Pentagon. (der/rts/fin/kpc)

RUSIA menyesalkan adanya uji coba rudal jelajah darat oleh Amerika
Serikat (AS). Hal itu dikhawatirkan, dapat meningkatkan ketegangan militer
antara Moskow dan Washington pasca-bubarnya perjanjian INF.

“Semua itu disesalkan. AS jelas
telah menetapkan arah untuk meningkatkan ketegangan militer. Kami tidak
menyerah pada provokasi,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov,
seperti dilansir laman kantor berita Rusia, TASS, Selasa (20/8)

Menurut Sergei, uji coba rudal
itu membuktikan bahwa AS telah mengembangkan sistem tersebut cukup lama.

“Hampir tidak ada konfirmasi yang
lebih jelas dan lebih eksplisit tentang fakta bahwa AS telah mengembangkan
sistem semacam itu untuk waktu yang lama, dan persiapan untuk menarik diri dari
perjanjian termasuk, khususnya, penelitian, serta pengembangan yang relevan,”
ujarnya.

Sergei menegaskan, bahwa Rusia
tidak akan terseret ke dalam perlombaan senjata. Ia menegaskan, bahwa Moskow
masih tidak berniat untuk mengerahkan rudal kecuali Amerika Serikat
melakukannya terlebih dahulu.

Baca Juga :  Kerusuhan di Penjara, 57 Orang Tewas

“Rusia tidak akan menyerah pada
provokasi uji coba rudal jelajah AS. Seperti yang dikatakan Presiden Rusia
(Vladimir Putin) di Prancis kemarin, kami tegaskan kembali komitmen kami pada
moratorium unilateral dalam penerapan sistem jarak menengah berbasis darat
sampai AS menyebarkan sistem semacam itu di beberapa bagian dunia,” tuturnya.

Sergei menambahkan, bahwa
pemerintah Rusia masih siap menjalin dialog dengan AS untuk membahas tentang
rudal jarak menengah dan pendek.

“Kami menjaga pintu (dialog)
tetap terbuka. Selama AS tidak menyebarkan sistem (rudal) seperti itu ke Eropa,
kami tidak akan melakukan hal yang sama, dan selama tidak ada rudal AS di Asia,
tidak akan ada rudal kami di kawasan,” imbuhnya.

Baca Juga :  Terima Dubes Iran-AS, Ini Permintaan Tegas Menlu Retno Marsudi

AS memang berencana menempatkan
rudal jarak menengah di Asia. Hal itu telah diumumkan Menteri Pertahanan AS
Mark Esper. Dia menginginkan penempatan rudal itu dapat direalisasikan dalam
waktu beberapa bulan.

“Tapi hal-hal ini cenderung
memakan waktu yang lebih lama dari yang Anda perkirakan,” ujarnya.

AS diketahui telah melakukan uji coba
rudal jelajah darat. Uji coba rudal tersebut dilakukan di Pulai San Nicolas,
Kalifornia. Menurut Pentagon, rudal berhasil menjangkau dan mengenai target
setelah menempuh jarak lebih dari 500 kilometer.

“Data yang dikumpulkan dan
pelajaran yang diperoleh dari tes ini akan memberi informasi kepada Departemen
Pertahanan untuk mengembangkan kemampuan (rudal jarak menengah di masa
mendatang,” kata Pentagon. (der/rts/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru