33.5 C
Jakarta
Thursday, November 21, 2024

Ledakan Besar di Gaza Utara Tewaskan Puluhan Warga Sipil

SEBUAH ledakan besar menerangi cakrawala utara Gaza pada Senin dini hari (18/11), menyusul serangan Israel sehari sebelumnya di Beit Lahiya yang menewaskan sedikitnya 30 orang.

Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Dr. Hosam Abu Safiya, melaporkan puluhan warga mengalami luka-luka, sementara banyak lainnya kemungkinan masih terjebak di bawah puing-puing bangunan.

Penduduk setempat yang berhasil melarikan diri mengungkapkan kepada Associated Press bahwa rumah-rumah mereka hancur akibat serangan tersebut.

Militer Israel menyatakan bahwa pihaknya menargetkan “sasaran teroris” di Beit Lahiya dan terus melakukan upaya evakuasi warga dari “zona perang aktif.”

Serangan intensif Israel di Gaza utara dilaporkan berlanjut, dengan alasan bahwa militan Hamas telah berkumpul kembali di wilayah tersebut.

Baca Juga :  Tertimpa Pohon, Seorang Penebang Tewas di Hutan

Militer Israel juga melaporkan dua tentaranya tewas dalam pertempuran pada Minggu (17/11).

Perang ini bermula pada 7 Oktober 2023, saat Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 250 orang.

Sebagian dari sandera telah dibebaskan dalam kesepakatan gencatan senjata, sementara sekitar 100 orang masih berada di Gaza.

Namun, diperkirakan sepertiga dari mereka telah meninggal dunia.

Hingga pertengahan November 2024, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan lebih dari 44.500 warga Palestina tewas akibat serangan darat dan udara Israel.

Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Hampir 100.000 warga terluka, dengan seperempat dari mereka mengalami cacat permanen, menurut WHO.

Baca Juga :  Pesta Bareng Influencer, Pria Singapura Dijerat Sanksi Covid-19

Krisis ini telah menyebabkan sekitar 90% dari total populasi Gaza, yang berjumlah 2,3 juta jiwa, kehilangan tempat tinggal akibat serangan besar-besaran.

Pernyataan Paus Fransiskus
Paus Fransiskus pada Minggu (17/11) menyerukan penyelidikan internasional untuk menentukan apakah serangkaian serangan Israel di Gaza memenuhi definisi genosida.

Pernyataan ini diambil dari kutipan sebuah buku yang akan segera dirilis.

Konflik ini terus menyisakan luka mendalam dan menjadi sorotan utama dunia internasional, dengan seruan untuk segera menghentikan kekerasan dan menyelesaikan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk. (rak/jpg)

SEBUAH ledakan besar menerangi cakrawala utara Gaza pada Senin dini hari (18/11), menyusul serangan Israel sehari sebelumnya di Beit Lahiya yang menewaskan sedikitnya 30 orang.

Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Dr. Hosam Abu Safiya, melaporkan puluhan warga mengalami luka-luka, sementara banyak lainnya kemungkinan masih terjebak di bawah puing-puing bangunan.

Penduduk setempat yang berhasil melarikan diri mengungkapkan kepada Associated Press bahwa rumah-rumah mereka hancur akibat serangan tersebut.

Militer Israel menyatakan bahwa pihaknya menargetkan “sasaran teroris” di Beit Lahiya dan terus melakukan upaya evakuasi warga dari “zona perang aktif.”

Serangan intensif Israel di Gaza utara dilaporkan berlanjut, dengan alasan bahwa militan Hamas telah berkumpul kembali di wilayah tersebut.

Baca Juga :  Tertimpa Pohon, Seorang Penebang Tewas di Hutan

Militer Israel juga melaporkan dua tentaranya tewas dalam pertempuran pada Minggu (17/11).

Perang ini bermula pada 7 Oktober 2023, saat Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 250 orang.

Sebagian dari sandera telah dibebaskan dalam kesepakatan gencatan senjata, sementara sekitar 100 orang masih berada di Gaza.

Namun, diperkirakan sepertiga dari mereka telah meninggal dunia.

Hingga pertengahan November 2024, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan lebih dari 44.500 warga Palestina tewas akibat serangan darat dan udara Israel.

Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Hampir 100.000 warga terluka, dengan seperempat dari mereka mengalami cacat permanen, menurut WHO.

Baca Juga :  Pesta Bareng Influencer, Pria Singapura Dijerat Sanksi Covid-19

Krisis ini telah menyebabkan sekitar 90% dari total populasi Gaza, yang berjumlah 2,3 juta jiwa, kehilangan tempat tinggal akibat serangan besar-besaran.

Pernyataan Paus Fransiskus
Paus Fransiskus pada Minggu (17/11) menyerukan penyelidikan internasional untuk menentukan apakah serangkaian serangan Israel di Gaza memenuhi definisi genosida.

Pernyataan ini diambil dari kutipan sebuah buku yang akan segera dirilis.

Konflik ini terus menyisakan luka mendalam dan menjadi sorotan utama dunia internasional, dengan seruan untuk segera menghentikan kekerasan dan menyelesaikan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk. (rak/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru