29.4 C
Jakarta
Wednesday, December 4, 2024

11 Pemimpin Hamas Gugur dalam Serangan Israel, Terbaru Ada Yahya Sinwar

PEMERINTAH Israel sedang memeriksa sidik jari dan catatan gigi dari jasad yang diyakini sebagai Pimpinan Hamas Yahya Sinwar. Pemeriksaan itu dilakukan seiring tes DNA di laboratorium forensik di Tel Aviv. Demikian dikutip dari laporan Al Arabiya, Jumat 18 Oktober 2024.

Pemerintah Israel mengklaim memiliki data biometrik Yahya Sinwar, karena ia menjadi tahanan Isreal selama 23 tahun atas tuduhan pembunuhan. Namun, ia akhirnya dibebaskan sebagai ganti sandera tentara Israel, Gilad Shalit pada 2011.

Yahya Sinwar kemudian menjadi komandan senior di Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, sebelum mengambil alih kepemimpinan keseluruhan gerakan di Gaza. Sosok Yahya Sinwar dijuluki ‘dead man walking’ atau orang mati berjalan.

Kini, jumlah Pemimpin Hamas yang gugur di dalam tugasnya berjumlah 11 orang. Meskipun mereka telah gugur, namun jasanya dalam mempertahankan bangsa dan negara Palestina patut diperhitungkan.
Berikut ini profil singkat Pimpinan Hamas yang tewas di medan perang melawan kekejaman Israel:

Sinwar
Israel melaporkan tewasnya Yahya Sinwar ke sekutu utama mereka, Amerika Serikat (AS). Menurut pengujian DNA awal, Israel menyakini jasad Yahya Sinwar karena memiliki data biometrik selama ia menjadi tahanan Isreal 23 tahun atas tuduhan pembunuhan.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, juga telah mengumumkan tewasnya Yahya Sinwar. Dia menuding Sinwar sebagai dalang serangan kelompok Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Hamas sendiri belum memberikan keterangan apapun terkait klaim Israel ini.

Hassan Akasha
Hassan Akasha merupakan tokoh sentral di Suriah yang bertanggung jawab atas serangan roket Hamas terhadap Israel. Hassan Akasha telah dihilangkan di Beit Jinn, sebuah wilayah di bawah kendali pemerintah Suriah. Pembunuhan itu terjadi saat ketegangan regional. Ketika perang Israel melawan kelompok militan Palestina Hamas berkecamuk di Jalur Gaza.

Baca Juga :  Tiongkok Kembali Vonis Mati Pelanggar Prokes Covid-19

Saleh Al Arouri
Wakil Pemimpin Hamas menjadi juru bicara, Saleh Al Arouri juga tewas dibunuh oleh militer Israel dengan menggunakan drone di ibu kota Lebanon, 3 Januari 2024.

Emad Akel
Emad Akel pernah mendapat julukan sebagai The Ghost berkat kemampuan penyamarannya untuk melancarkan pasukan. Emad Amel bergabung dengan Hamas kemudian dibunuh oleh pasukan Israel. Tapi, ia berhasil ditemukan oleh intelijen Israel melalui informan. Ia tewas usia 22 tahun.

Yahya Ayyash
Insinyur bom untuk menyerang kelompok Israel adalah Yahya Ayyash. Ia juga merupakan komandan batalyon Brogade Al-Qassam di Tepi Barat (West Bank).
Ia tewas dibunuh pasukan Israel di usia 29 tahun. Israel menempatkan alat peledak di teleponnya dan meledakkannya dari jarak jauh setelah Ayyash menerima telepon dari ayahnya.

Ahmed Yassin
Ahmed Yasin merupakan pendiri sekaligus penggerak kelompok Hamas paling berpengaruh. Ia dibunuh oleh pasukan Israel usia 67 tahun pada 22 Maret 2004 silam. Ahmed Yassin yang saat itu lumpuh dibunuh dengan rudal Hellfire yang ditembakan Israel melalui Helikopter Apache Israel.

Salah Shehadeh
Salah Shehadeh merupakan pemimpin Brigade Qassa selama Intifada Kedua. Ia tewas di usia 49 tahun bersama seluruh keluarganya, setelah Angkatan Udara (AU) Israel menjatuhkan bom satu ton ke rumahnya di Al-Daraj, Kota Gaza.
Ia bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan Israel. Dan juga bertanggung jawab mengawasi pembuatan roket Qassam serta melakukan penyelundulan ke gudang senjata Hamas.

Baca Juga :  Satu Pejabat Tinggi Iran Meninggal Akibat Virus Corona

Abdel Aziz al-Rantisi
Al-Rantisi diangkat sebagai pemimpin baru Hamas setelah pembunuhan Yassin pada 22 Maret 2004. Saat itu ia telah menjadi dokter di Universitas Alexandria dan sudah melalui berbagai upaya pembunuhan serta deportasi ke Lebanon.

Namun, ia berhasil dilacak pasukan Israel dan kemudian dibunuh oleh rudal Hellfire yang ditembakkan ke mobilnya oleh helikopter Apache Israel di Kota Gaza pada April 2004. Ia tewas dalam usia 56 tahun.

Adnan Al-Ghoul
Al-Ghoul terkenal sebagai ‘Bapak Qassam’ berkat karyanya dalam membangun sistem pengiriman roket Hamas yang ekstensif. Sebelum dibunuh Israel, ia juga bekerja sebagai asisten Yahya Ayyash.
Al-Ghoul dibunuh pada tahun 2004 dalam usia 42 tahun. Ia dibunuh oleh Israel yang melacaknya dan mengirim dua rudal tepat saat Al-Ghoul menaiki mobil.

Mahmoud Al-Mabhouh
Staf Logitisk Hamas merupakan sosok yang bertanggung besar persentaan dan perlatan Hamas. Sayangnya, Mahmoud Al-Mabhouh tewas pada 2010 silam. embunuhan terjadi setelah ia dilacak dengan cermat oleh 11 agen Mossad menggunakan paspor asing. Pembunuhan ini dilakukan di kamar Hotel Almarhum dengan kondisi yang mengenaskan.

Ismail Haniyeh
Ismail Haniyeh merupakan kepada biro politik Hamas yang tewas setelah rumahnya di serang oleh pihak Israel. Ia Kepala Biro Politik Hamas sejak 2017 juga sempat menjadi Kepala Hamas di Jalur Gaza serta sempat menjadi Perdana Menteri (PM) Palestina.
Ia diketahui sering berada di luar Gaza untuk menghindari serangan dan blokade yang dilakukan oleh Israel, sembari menjalankan komunikasi dengan beberapa mitra Hamas seperti Qatar dan Iran. (jpg)

PEMERINTAH Israel sedang memeriksa sidik jari dan catatan gigi dari jasad yang diyakini sebagai Pimpinan Hamas Yahya Sinwar. Pemeriksaan itu dilakukan seiring tes DNA di laboratorium forensik di Tel Aviv. Demikian dikutip dari laporan Al Arabiya, Jumat 18 Oktober 2024.

Pemerintah Israel mengklaim memiliki data biometrik Yahya Sinwar, karena ia menjadi tahanan Isreal selama 23 tahun atas tuduhan pembunuhan. Namun, ia akhirnya dibebaskan sebagai ganti sandera tentara Israel, Gilad Shalit pada 2011.

Yahya Sinwar kemudian menjadi komandan senior di Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, sebelum mengambil alih kepemimpinan keseluruhan gerakan di Gaza. Sosok Yahya Sinwar dijuluki ‘dead man walking’ atau orang mati berjalan.

Kini, jumlah Pemimpin Hamas yang gugur di dalam tugasnya berjumlah 11 orang. Meskipun mereka telah gugur, namun jasanya dalam mempertahankan bangsa dan negara Palestina patut diperhitungkan.
Berikut ini profil singkat Pimpinan Hamas yang tewas di medan perang melawan kekejaman Israel:

Sinwar
Israel melaporkan tewasnya Yahya Sinwar ke sekutu utama mereka, Amerika Serikat (AS). Menurut pengujian DNA awal, Israel menyakini jasad Yahya Sinwar karena memiliki data biometrik selama ia menjadi tahanan Isreal 23 tahun atas tuduhan pembunuhan.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, juga telah mengumumkan tewasnya Yahya Sinwar. Dia menuding Sinwar sebagai dalang serangan kelompok Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Hamas sendiri belum memberikan keterangan apapun terkait klaim Israel ini.

Hassan Akasha
Hassan Akasha merupakan tokoh sentral di Suriah yang bertanggung jawab atas serangan roket Hamas terhadap Israel. Hassan Akasha telah dihilangkan di Beit Jinn, sebuah wilayah di bawah kendali pemerintah Suriah. Pembunuhan itu terjadi saat ketegangan regional. Ketika perang Israel melawan kelompok militan Palestina Hamas berkecamuk di Jalur Gaza.

Baca Juga :  Tiongkok Kembali Vonis Mati Pelanggar Prokes Covid-19

Saleh Al Arouri
Wakil Pemimpin Hamas menjadi juru bicara, Saleh Al Arouri juga tewas dibunuh oleh militer Israel dengan menggunakan drone di ibu kota Lebanon, 3 Januari 2024.

Emad Akel
Emad Akel pernah mendapat julukan sebagai The Ghost berkat kemampuan penyamarannya untuk melancarkan pasukan. Emad Amel bergabung dengan Hamas kemudian dibunuh oleh pasukan Israel. Tapi, ia berhasil ditemukan oleh intelijen Israel melalui informan. Ia tewas usia 22 tahun.

Yahya Ayyash
Insinyur bom untuk menyerang kelompok Israel adalah Yahya Ayyash. Ia juga merupakan komandan batalyon Brogade Al-Qassam di Tepi Barat (West Bank).
Ia tewas dibunuh pasukan Israel di usia 29 tahun. Israel menempatkan alat peledak di teleponnya dan meledakkannya dari jarak jauh setelah Ayyash menerima telepon dari ayahnya.

Ahmed Yassin
Ahmed Yasin merupakan pendiri sekaligus penggerak kelompok Hamas paling berpengaruh. Ia dibunuh oleh pasukan Israel usia 67 tahun pada 22 Maret 2004 silam. Ahmed Yassin yang saat itu lumpuh dibunuh dengan rudal Hellfire yang ditembakan Israel melalui Helikopter Apache Israel.

Salah Shehadeh
Salah Shehadeh merupakan pemimpin Brigade Qassa selama Intifada Kedua. Ia tewas di usia 49 tahun bersama seluruh keluarganya, setelah Angkatan Udara (AU) Israel menjatuhkan bom satu ton ke rumahnya di Al-Daraj, Kota Gaza.
Ia bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan Israel. Dan juga bertanggung jawab mengawasi pembuatan roket Qassam serta melakukan penyelundulan ke gudang senjata Hamas.

Baca Juga :  Satu Pejabat Tinggi Iran Meninggal Akibat Virus Corona

Abdel Aziz al-Rantisi
Al-Rantisi diangkat sebagai pemimpin baru Hamas setelah pembunuhan Yassin pada 22 Maret 2004. Saat itu ia telah menjadi dokter di Universitas Alexandria dan sudah melalui berbagai upaya pembunuhan serta deportasi ke Lebanon.

Namun, ia berhasil dilacak pasukan Israel dan kemudian dibunuh oleh rudal Hellfire yang ditembakkan ke mobilnya oleh helikopter Apache Israel di Kota Gaza pada April 2004. Ia tewas dalam usia 56 tahun.

Adnan Al-Ghoul
Al-Ghoul terkenal sebagai ‘Bapak Qassam’ berkat karyanya dalam membangun sistem pengiriman roket Hamas yang ekstensif. Sebelum dibunuh Israel, ia juga bekerja sebagai asisten Yahya Ayyash.
Al-Ghoul dibunuh pada tahun 2004 dalam usia 42 tahun. Ia dibunuh oleh Israel yang melacaknya dan mengirim dua rudal tepat saat Al-Ghoul menaiki mobil.

Mahmoud Al-Mabhouh
Staf Logitisk Hamas merupakan sosok yang bertanggung besar persentaan dan perlatan Hamas. Sayangnya, Mahmoud Al-Mabhouh tewas pada 2010 silam. embunuhan terjadi setelah ia dilacak dengan cermat oleh 11 agen Mossad menggunakan paspor asing. Pembunuhan ini dilakukan di kamar Hotel Almarhum dengan kondisi yang mengenaskan.

Ismail Haniyeh
Ismail Haniyeh merupakan kepada biro politik Hamas yang tewas setelah rumahnya di serang oleh pihak Israel. Ia Kepala Biro Politik Hamas sejak 2017 juga sempat menjadi Kepala Hamas di Jalur Gaza serta sempat menjadi Perdana Menteri (PM) Palestina.
Ia diketahui sering berada di luar Gaza untuk menghindari serangan dan blokade yang dilakukan oleh Israel, sembari menjalankan komunikasi dengan beberapa mitra Hamas seperti Qatar dan Iran. (jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru