32.5 C
Jakarta
Saturday, April 19, 2025

Umumkan Darurat Nasional, Trump Larang Penggunaan Alat Komunikasi Made

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump Rabu (15/5) mendeklarasikan
status darurat nasional mengenai keamanan komunikasi. Diapun melarang
penggunaan perangkat komunikasi asing untuk mencegah kebocoran informasi
rahasia.

Trump meminta semua perusahaan
Paman Sam tidak menggunakan teknologi dan suku cadang piranti komunikasi dari
luar negeri. Langkah ini diduga sebagai upaya menekan perusahaan komunikasi
raksasa China, Huawei.

Meski demikian, Trump berkilah
bahwa putusannya untuk memastikan tidak ada informasi vital negara yang bocor
ke pihak asing dan merugikan AS.

Berbagai negara, termasuk AS,
telah mengungkapkan kerisauan mereka bahwa produk-produk perusahaan tersebut
dapat dipakai pemerintah China untuk memata-matai. Huawei berkeras produk
mereka tidak menimbulkan ancaman.

Berdasarkan pernyataan yang
dikeluarkan Gedung Putih, kemarin, dijelaskan bahwa perintah Trump bertujuan
“melindungi Amerika dari musuh-musuh asing yang secara aktif terus menciptakan
dan mengeksploitasi kerentanan dalam infrastruktur dan layanan informasi serta
komunikasi.”

Baca Juga :  Gagal Negosiasi dengan AS, Presiden Korut Eksekusi Mati 5 Pejabatnya

Perintah itu memberi kewenangan
kepada menteri perdagangan untuk “melarang transaksi yang menimbulkan risiko
terhadap keamanan nasional yang tidak bisa diterima”.

Langkah Trump disambut baik Ketua
Komisi Komunikasi Federal Ajit Pai, yang menyebut tindakan tersebut “sebuah
langkah signifikan menuju pengamanan jejaring Amerika.”

Sebelum Trump mengumumkan darurat
nasional, pemerintah AS telah melarang lembaga-lembaga federal menggunakan
semua produk Huawei sekaligus mendorong para negara sekutu untuk menolak
perusahaan itu.

Sejauh ini Australia dan Selandia
Baru telah memblokir peranti Huawei dalam penggunaan jaringan 5G.

Akan tetapi, Huawei menolak
tuduhan itu mentah-mentah. Dalam pertemuan di London, Selasa (14/5), Direktur
Huawei, Liang Hua, menyatakan pihaknya “bersedia menandatangani kesepakatan
larangan memata-matai dengan pemerintah- pemerintah.”

Baca Juga :  Catat Kasus Terendah, Singapura Sukses Tekan Gelombang Covid-19 Kedua

Langkah Trump terkini amat
mungkin memperkeruh hubungan dengan China, yang sudah memburuk akibat perang
dagang.

Jumat pekan lalu (10/5), AS
menambah bea masuk lebih dari dua kali lipat untuk produk-produk China senilai
200 miliar dolar AS. China kemudian membalas dengan langkah serupa.

Di tengah aksi saling balas ini,
pasar saham cukup stabil pada Rabu (15/5) lantaran ada harapan kedua negara
melanjutkan perundingan bulan depan. Trump berkata dia bakal bertemu Presiden
China, Xi Jinping, pada pertemuan G20 di Jepang.

Juru Bicara Kementerian Luar
Negeri China, Geng Shuang, menyatakan kedua pemimpin “melangsungkan kontak
melalui berbagai cara.” (Reuters/AP/DAY/RM/KPC)

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump Rabu (15/5) mendeklarasikan
status darurat nasional mengenai keamanan komunikasi. Diapun melarang
penggunaan perangkat komunikasi asing untuk mencegah kebocoran informasi
rahasia.

Trump meminta semua perusahaan
Paman Sam tidak menggunakan teknologi dan suku cadang piranti komunikasi dari
luar negeri. Langkah ini diduga sebagai upaya menekan perusahaan komunikasi
raksasa China, Huawei.

Meski demikian, Trump berkilah
bahwa putusannya untuk memastikan tidak ada informasi vital negara yang bocor
ke pihak asing dan merugikan AS.

Berbagai negara, termasuk AS,
telah mengungkapkan kerisauan mereka bahwa produk-produk perusahaan tersebut
dapat dipakai pemerintah China untuk memata-matai. Huawei berkeras produk
mereka tidak menimbulkan ancaman.

Berdasarkan pernyataan yang
dikeluarkan Gedung Putih, kemarin, dijelaskan bahwa perintah Trump bertujuan
“melindungi Amerika dari musuh-musuh asing yang secara aktif terus menciptakan
dan mengeksploitasi kerentanan dalam infrastruktur dan layanan informasi serta
komunikasi.”

Baca Juga :  Gagal Negosiasi dengan AS, Presiden Korut Eksekusi Mati 5 Pejabatnya

Perintah itu memberi kewenangan
kepada menteri perdagangan untuk “melarang transaksi yang menimbulkan risiko
terhadap keamanan nasional yang tidak bisa diterima”.

Langkah Trump disambut baik Ketua
Komisi Komunikasi Federal Ajit Pai, yang menyebut tindakan tersebut “sebuah
langkah signifikan menuju pengamanan jejaring Amerika.”

Sebelum Trump mengumumkan darurat
nasional, pemerintah AS telah melarang lembaga-lembaga federal menggunakan
semua produk Huawei sekaligus mendorong para negara sekutu untuk menolak
perusahaan itu.

Sejauh ini Australia dan Selandia
Baru telah memblokir peranti Huawei dalam penggunaan jaringan 5G.

Akan tetapi, Huawei menolak
tuduhan itu mentah-mentah. Dalam pertemuan di London, Selasa (14/5), Direktur
Huawei, Liang Hua, menyatakan pihaknya “bersedia menandatangani kesepakatan
larangan memata-matai dengan pemerintah- pemerintah.”

Baca Juga :  Catat Kasus Terendah, Singapura Sukses Tekan Gelombang Covid-19 Kedua

Langkah Trump terkini amat
mungkin memperkeruh hubungan dengan China, yang sudah memburuk akibat perang
dagang.

Jumat pekan lalu (10/5), AS
menambah bea masuk lebih dari dua kali lipat untuk produk-produk China senilai
200 miliar dolar AS. China kemudian membalas dengan langkah serupa.

Di tengah aksi saling balas ini,
pasar saham cukup stabil pada Rabu (15/5) lantaran ada harapan kedua negara
melanjutkan perundingan bulan depan. Trump berkata dia bakal bertemu Presiden
China, Xi Jinping, pada pertemuan G20 di Jepang.

Juru Bicara Kementerian Luar
Negeri China, Geng Shuang, menyatakan kedua pemimpin “melangsungkan kontak
melalui berbagai cara.” (Reuters/AP/DAY/RM/KPC)

Terpopuler

Artikel Terbaru