29.9 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Joe Biden Sebut Putin Pembunuh, Rusia Berang Tuntut AS Minta Maaf

PROKALTENG.CO-Rusia marah dan menarik duta besarnya untuk Amerika Serikat setelah Presiden Joe Biden mengeluarkan pernyataan yang keras. Biden mencap Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai sosok pembunuh dalam sebuah wawancara.

Dilansir dari Euronews, Kamis (18/3), Rusia membawa pulang Anatoly Antonov ke Moskow dan memicu meningkatnya ketegangan dengan pemerintahan Biden, yang telah menjatuhkan sanksi atas pemimpin oposisi Alexei Navalny. Biden mengatakan kepada ABC News dalam sebuah wawancara pada Selasa (16/3) malam bahwa dia telah mengobrol panjang dengan Putin.

Komentar itu muncul setelah AS merilis laporan intelijen yang menyatakan bahwa Putin telah mengizinkan operasi senyap untuk membantu Donald Trump dalam pemilu 2020 dan mengecilkan pencalonan Biden. Ditanya apakah menurutnya Putin pembunuh, Biden menjawab, “Ya, saya pikir benar,” kata Biden.

Baca Juga :  66 WNA Tiongkok Ditangkap di 7 Lokasi Terkait Kasus Penipuan

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova tidak mengutip alasan spesifik kembalinya Antonov. Tetapi mengatakan bahwa hubungan kedua negara saat ini berada dalam keadaan yang sulit. Kondisi itu diciptakan oleh Washington menuju jalan buntu dalam beberapa tahun terakhir.

“Kami tertarik untuk mencegah degradasi yang tidak dapat diubah,” katanya.

Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan Rusia akan dimintai pertanggungjawaban atas tindakan yang mereka lakukan. Biden melabeli Putin sebagai sosok yang tidak memiliki jiwa.

Namun, Biden mengatakan ada beberapa bidang di antara AS dan Rusia untuk tetap mempererat kerja sama. “Itu sebabnya saya ingin memperbarui perjanjian awal dengannya (Putin),” ungkap Psaki.

Baca Juga :  Khamenei Masuk Daftar Hitam AS

PROKALTENG.CO-Rusia marah dan menarik duta besarnya untuk Amerika Serikat setelah Presiden Joe Biden mengeluarkan pernyataan yang keras. Biden mencap Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai sosok pembunuh dalam sebuah wawancara.

Dilansir dari Euronews, Kamis (18/3), Rusia membawa pulang Anatoly Antonov ke Moskow dan memicu meningkatnya ketegangan dengan pemerintahan Biden, yang telah menjatuhkan sanksi atas pemimpin oposisi Alexei Navalny. Biden mengatakan kepada ABC News dalam sebuah wawancara pada Selasa (16/3) malam bahwa dia telah mengobrol panjang dengan Putin.

Komentar itu muncul setelah AS merilis laporan intelijen yang menyatakan bahwa Putin telah mengizinkan operasi senyap untuk membantu Donald Trump dalam pemilu 2020 dan mengecilkan pencalonan Biden. Ditanya apakah menurutnya Putin pembunuh, Biden menjawab, “Ya, saya pikir benar,” kata Biden.

Baca Juga :  66 WNA Tiongkok Ditangkap di 7 Lokasi Terkait Kasus Penipuan

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova tidak mengutip alasan spesifik kembalinya Antonov. Tetapi mengatakan bahwa hubungan kedua negara saat ini berada dalam keadaan yang sulit. Kondisi itu diciptakan oleh Washington menuju jalan buntu dalam beberapa tahun terakhir.

“Kami tertarik untuk mencegah degradasi yang tidak dapat diubah,” katanya.

Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan Rusia akan dimintai pertanggungjawaban atas tindakan yang mereka lakukan. Biden melabeli Putin sebagai sosok yang tidak memiliki jiwa.

Namun, Biden mengatakan ada beberapa bidang di antara AS dan Rusia untuk tetap mempererat kerja sama. “Itu sebabnya saya ingin memperbarui perjanjian awal dengannya (Putin),” ungkap Psaki.

Baca Juga :  Khamenei Masuk Daftar Hitam AS

Terpopuler

Artikel Terbaru