PROKALTENG.CO – Pemerintah Belanda yang dipimpin oleh Perdana
Menteri Mark Rutte secara kolektif mengundurkan diri dari jabatannya pada Jumat
(14/1/2021). Pengunduran diri itu menyusul munculnya laporan yang menyalahkan
kabinet atas salah urus dana subsidi pengasuhan anak.
Rutte mengaku telah menyerahkan
surat pengunduran diri kepada Raja Belanda, Raja Willem-Alexander. Para menteri
akan tetap sebagai bagian dari pemerintahan sementara sampai koalisi baru
terbentuk.
“Kami sependapat bahwa jika
seluruh sistem gagal, kita semua harus bertanggung jawab, dan itu mengarah pada
kesimpulan bahwa saya baru mengunduran diri,” ucap dia dalam
pernyataannya, seperti dilansir dari Sky
News, Sabtu (16/1/2021).
Dia menambahkan dirinya juga akan
terus memantau untuk memberikan kompensasi kepada orang tua yang terkena dampak
tersebut.
Sebelumnya, pada Desember 2020,
komite parlemen yang ditugaskan untuk menyelidiki urusan tersebut menyimpulkan
bahwa sejumlah besar orang tua telah menjadi korban dari pemerintah.
Media lokal sekitar juga
melaporkan bahwa kecurigaan pertama kali muncul ketika 230 keluarga mengalami
masalah keuangan yang serius, karena mereka tiba-tiba terputus dari program
bantuan pengasuhan anak. Sehingga, hal ini menyebabkan kasus pengangguran,
kebangkrutan dan perceraian yang semakin meningkat. Ditambah lagi, banyak
keluarga yang menjadi sasaran berdasarkan asal etnis atau kewarganegaraan
ganda.
Sementara itu, salah satu orang
tua yang menjadi korban bernama Janet Ramesar, mengapresiasi akan tindakan
pengunduran diri Rutte. “Ini penting bagi saya karena Rutte mengakui.
Mereka telah melakukan kesalahan dan mereka harus bertanggung jawab,”
katanya.
Sebagai informasi, pengunduran
diri Rutte kepada Raja Willem-Alexander ini menjadi keruntuhan pemerintahan
pertama di negara itu sejak 2012 lalu.