31.7 C
Jakarta
Saturday, October 12, 2024

Debat Capres AS: Kamala Harris Serang Personal, Donald Trump Emosi

KAMALA Harris dan Donald Trump bertemu untuk kali pertama di panggung debat calon presiden di Philadelphia kemarin (11/9). Keduanya boleh jadi berjabat tangan. Namun, dua kandidat itu saling serang habis-habisan saat debat.

Sepanjang 90 menit debat itu, Harris kerap menyerang Trump dengan serangan personal yang membuat pesaingnya tersebut hilang arah dan memanaskan momen yang dinanti publik AS itu. Wapres AS tersebut memang telah mempersiapkan diri secara matang untuk debat. Dia bahkan membumbui tiap jawaban dan komentar yang disengaja untuk memancing amarah Trump.

Capres Partai Demokrat itu memberi tahu Trump bahwa para pemimpin dunia menertawakannya dan para pemimpin militer menyebutnya ’’aib’’. Harris juga blak-blakan menyebut Trump ’’lemah’’ dan “salah”.

“Donald Trump dipecat oleh 81 juta orang. Jadi, mari kita perjelas tentang itu,” ujar Harris seperti dilansir CNN. Itu merujuk kepada jumlah pemilih yang memilih Joe Biden pada 2020.

Trump sering kali lepas kendali. Dia dengan lantang dan berulang-ulang ngotot ogah mengakui bahwa dirinya kalah dalam Pemilu AS 2020. Trump membantah pernyataannya baru-baru ini bahwa dirinya mengakui kekalahannya dalam Pemilu 2020, termasuk komentar bahwa dia ’’kalah tipis’’ oleh Joe Biden. ’’Saya mengatakan itu?’’ kata Trump.

’’Apakah Anda sekarang mengakui bahwa Anda kalah pada 2020?’’ tanya moderator ABC News David Muir.

Baca Juga :  Dukung Kamala Harris, Joe Biden Mundur dari Pilpres AS 2024

’’Tidak, saya sama sekali tidak mengakui itu,’’ katanya. Trump menambahkan, dirinya tak secara sengaja mengakui bahwa dia mengalami kekalahan. ’’Itu dikatakan dengan nada sarkastis,’’ sambungnya.

Harris dengan cepat membalikkan itu dengan menyebut penantangnya tersebut delusi dan mempertahankan bahwa rakyat AS pantas mendapatkan yang lebih baik. Alih-alih mengkritik Harris atas pandangan dan kebijakan, Trump justru menanggapi dengan isu yang tidak substansial.

Di sisi lain, dilansir dari Reuters, sekelompok pemilih yang belum menentukan pilihan tetap tidak yakin bahwa Harris lebih baik daripada Trump. Reuters mewawancarai 10 orang yang masih belum yakin bagaimana mereka akan memberikan suara dalam pemilihan umum 5 November sebelum mereka menonton debat tersebut.

Enam orang mengatakan setelah itu mereka sekarang akan memilih Trump atau cenderung mendukungnya. Tiga orang mengatakan mereka sekarang akan mendukung Harris dan satu orang masih tidak yakin bagaimana dia akan memberikan suara.

Meskipun ukuran sampelnya kecil, tanggapan tersebut menunjukkan bahwa Harris mungkin perlu memberikan proposal kebijakan yang lebih terperinci untuk menarik perhatian para swing voters tersebut.

Lima orang mengatakan, mereka menganggap Harris tidak jelas selama debat itu. Terutama tentang bagaimana dia akan meningkatkan ekonomi AS dan mengatasi tingginya biaya hidup. Padahal, inflasi AS yang meroket menjadi perhatian utama para pemilih.

Baca Juga :  Drama Juga

Taylor Swift Dukung Harris

Seusai debat rampung, Harris mendapatkan dukungan istimewa. Ikon pop Taylor Swift mengumumkan dukungannya untuk Harris. Dukungan itu diumumkan langsung oleh Swift melalui akun Instagram pribadinya. Dia memposting foto dirinya sambil menggendong salah satu kucing miliknya yang bernama Benjamin Button.

’’Saya pikir dia adalah pemimpin yang tenang dan berbakat dan saya percaya kita dapat mencapai lebih banyak hal di negara ini jika kita dipimpin oleh ketenangan dan bukan kekacauan,’’ tutur Swift.

Pelantun hit Blank Space itu meyakini Harris mampu menjadi ’’pejuang’’ untuk memperjuangkan hak dan tujuan yang diemban. Dia juga mendorong Swifties –sebutan penggemar Taylor Swift– untuk mendaftar sebagai pemilih.

Swift juga menanggapi gambar-gambar yang dibuat AI yang dibagikan oleh Donald Trump pada akhir Agustus. Dia menegaskan, gambar itu keliru menggambarkan Swift dan para penggemarnya mendukung pencalonan Trump.

’’Gambar itu benar-benar membangkitkan ketakutan saya terhadap AI dan bahaya penyebaran informasi yang salah. Gambar itu membawa saya pada kesimpulan bahwa saya harus sangat transparan tentang rencana saya yang sebenarnya untuk pemilihan ini sebagai seorang pemilih,’’ katanya. (dee/c19/bay/jpg)

 

KAMALA Harris dan Donald Trump bertemu untuk kali pertama di panggung debat calon presiden di Philadelphia kemarin (11/9). Keduanya boleh jadi berjabat tangan. Namun, dua kandidat itu saling serang habis-habisan saat debat.

Sepanjang 90 menit debat itu, Harris kerap menyerang Trump dengan serangan personal yang membuat pesaingnya tersebut hilang arah dan memanaskan momen yang dinanti publik AS itu. Wapres AS tersebut memang telah mempersiapkan diri secara matang untuk debat. Dia bahkan membumbui tiap jawaban dan komentar yang disengaja untuk memancing amarah Trump.

Capres Partai Demokrat itu memberi tahu Trump bahwa para pemimpin dunia menertawakannya dan para pemimpin militer menyebutnya ’’aib’’. Harris juga blak-blakan menyebut Trump ’’lemah’’ dan “salah”.

“Donald Trump dipecat oleh 81 juta orang. Jadi, mari kita perjelas tentang itu,” ujar Harris seperti dilansir CNN. Itu merujuk kepada jumlah pemilih yang memilih Joe Biden pada 2020.

Trump sering kali lepas kendali. Dia dengan lantang dan berulang-ulang ngotot ogah mengakui bahwa dirinya kalah dalam Pemilu AS 2020. Trump membantah pernyataannya baru-baru ini bahwa dirinya mengakui kekalahannya dalam Pemilu 2020, termasuk komentar bahwa dia ’’kalah tipis’’ oleh Joe Biden. ’’Saya mengatakan itu?’’ kata Trump.

’’Apakah Anda sekarang mengakui bahwa Anda kalah pada 2020?’’ tanya moderator ABC News David Muir.

Baca Juga :  Dukung Kamala Harris, Joe Biden Mundur dari Pilpres AS 2024

’’Tidak, saya sama sekali tidak mengakui itu,’’ katanya. Trump menambahkan, dirinya tak secara sengaja mengakui bahwa dia mengalami kekalahan. ’’Itu dikatakan dengan nada sarkastis,’’ sambungnya.

Harris dengan cepat membalikkan itu dengan menyebut penantangnya tersebut delusi dan mempertahankan bahwa rakyat AS pantas mendapatkan yang lebih baik. Alih-alih mengkritik Harris atas pandangan dan kebijakan, Trump justru menanggapi dengan isu yang tidak substansial.

Di sisi lain, dilansir dari Reuters, sekelompok pemilih yang belum menentukan pilihan tetap tidak yakin bahwa Harris lebih baik daripada Trump. Reuters mewawancarai 10 orang yang masih belum yakin bagaimana mereka akan memberikan suara dalam pemilihan umum 5 November sebelum mereka menonton debat tersebut.

Enam orang mengatakan setelah itu mereka sekarang akan memilih Trump atau cenderung mendukungnya. Tiga orang mengatakan mereka sekarang akan mendukung Harris dan satu orang masih tidak yakin bagaimana dia akan memberikan suara.

Meskipun ukuran sampelnya kecil, tanggapan tersebut menunjukkan bahwa Harris mungkin perlu memberikan proposal kebijakan yang lebih terperinci untuk menarik perhatian para swing voters tersebut.

Lima orang mengatakan, mereka menganggap Harris tidak jelas selama debat itu. Terutama tentang bagaimana dia akan meningkatkan ekonomi AS dan mengatasi tingginya biaya hidup. Padahal, inflasi AS yang meroket menjadi perhatian utama para pemilih.

Baca Juga :  Drama Juga

Taylor Swift Dukung Harris

Seusai debat rampung, Harris mendapatkan dukungan istimewa. Ikon pop Taylor Swift mengumumkan dukungannya untuk Harris. Dukungan itu diumumkan langsung oleh Swift melalui akun Instagram pribadinya. Dia memposting foto dirinya sambil menggendong salah satu kucing miliknya yang bernama Benjamin Button.

’’Saya pikir dia adalah pemimpin yang tenang dan berbakat dan saya percaya kita dapat mencapai lebih banyak hal di negara ini jika kita dipimpin oleh ketenangan dan bukan kekacauan,’’ tutur Swift.

Pelantun hit Blank Space itu meyakini Harris mampu menjadi ’’pejuang’’ untuk memperjuangkan hak dan tujuan yang diemban. Dia juga mendorong Swifties –sebutan penggemar Taylor Swift– untuk mendaftar sebagai pemilih.

Swift juga menanggapi gambar-gambar yang dibuat AI yang dibagikan oleh Donald Trump pada akhir Agustus. Dia menegaskan, gambar itu keliru menggambarkan Swift dan para penggemarnya mendukung pencalonan Trump.

’’Gambar itu benar-benar membangkitkan ketakutan saya terhadap AI dan bahaya penyebaran informasi yang salah. Gambar itu membawa saya pada kesimpulan bahwa saya harus sangat transparan tentang rencana saya yang sebenarnya untuk pemilihan ini sebagai seorang pemilih,’’ katanya. (dee/c19/bay/jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru