27.3 C
Jakarta
Friday, September 20, 2024

Black Box Sudah Ditemukan, Pemerintah Langsung Lakukan Investigasi

Pesawat terbang penumpang dari maskapai Voepass di Brasil Jatuh pada Jumat (9/8) waktu setempat. Kecelakaan pesawat terbang berjenis ATR 72 twin turboprop tersebut berlangsung cepat namun tragis.

Pasalnya, kecelakaan tersebut terjadi di atas area pemukiman warga. Pesawat terbang penumpang itu jatuh setelah berputar-putar cepat di langit dan menewaskan puluhan penumpang serta awaknya.

Dilansir dari VOVWORLD, dalam perkembangan terkait kecelakaan pesawat tersebut, otoritas penerbangan Brasil mengatakan kotak hitam atau black box dari penerbangan Voepass 2283, yang jatuh di Vinhedo, negara bagian Sao Paulo, telah ditemukan. Selanjutnya, kotak hitam tersebut akan dikirim ke ibu kota Brasil, Brasilia, untuk dianalisis.

Dalam konferensi pers di Brasilia, pejabat dari Pusat Investigasi dan Pencegahan Kecelakaan Penerbangan (Cenipa) dan Otoritas Penerbangan Sipil Nasional Brasil (ANAC) menyatakan bahwa tidak ada peringatan darurat dari pilot sebelum kecelakaan yang merenggut nyawa 61 orang, termasuk 57 penumpang dan 4 awak pesawat.

Marcelo Moreno, Direktur Cenipa, mengkonfirmasi bahwa kotak hitam masih utuh, tetapi mencatat bahwa masih terlalu dini untuk menentukan penyebab kecelakaan.

Baca Juga :  Masjid Nabawi Kembali Dibuka

Pesawat yang terlibat adalah ATR-72 yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan Brasil Voepass Linhas Aereas. Pesawat itu jatuh di Vinhedo pada pukul 1:30 siang pada tanggal 8 Agustus (waktu setempat) saat dalam perjalanan dari Cascavel di negara bagian Parana menuju Guarulhos di negara bagian Sao Paulo.

Lokasi kecelakaan terletak 80 km di barat laut kota Sao Paulo. Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan pesawat kehilangan keseimbangan, menabrak kawasan permukiman, dan terbakar. Pihak berwenang melaporkan bahwa tidak ada seorang pun di darat yang terluka.

Sementara melansir SkyNews, para pejabat setempat di Brasil mengatakan hanya satu rumah yang rusak setelah pesawat Voepass jatuh di kotamadya Vinhedono dan tidak ada penduduk yang terluka.

Voepass mengatakan pesawat itu membawa 57 penumpang dan empat awak, tetapi pada hari Sabtu perusahaan itu mengonfirmasikan ada penumpang lain yang tidak diketahui keberadaannya dalam pesawat itu, sehingga jumlah korban mencapai 62.

Baca Juga :  Gonjang Ganjing Kerajaan Penjaga Kota Suci Yerusalem

Polisi federal Brasil mengatakan pihaknya telah memulai penyelidikan dan telah mengirim spesialis dalam kecelakaan pesawat dan identifikasi korban bencana.

Rekaman yang disiarkan oleh stasiun TV Brasil GloboNews menunjukkan area yang luas terbakar dan asap tampak mengepul dari badan pesawat.

Selain itu, video yang dibagikan di media sosial menunjukkan pesawat berputar di luar kendali sebelum jatuh di balik area pepohonan di dekat rumah-rumah penduduk.

Situs pelacak penerbangan FlightRadar24 mengatakan ada peringatan aktif untuk “lapisan es yang parah” pada ketinggian antara 12.000 kaki dan 21.000 kaki, dan bahwa pesawat tersebut telah terbang pada ketinggian 17.000 kaki sesaat sebelum kecelakaan.

Pembekuan melibatkan tetesan air yang membeku dan terkumpul di permukaan seperti sayap dan bilah baling-baling. Pembekuan dapat menghambat kinerja pesawat dengan mengurangi daya dorong, mengurangi daya angkat, dan meningkatkan hambatan.(jpc)

Pesawat terbang penumpang dari maskapai Voepass di Brasil Jatuh pada Jumat (9/8) waktu setempat. Kecelakaan pesawat terbang berjenis ATR 72 twin turboprop tersebut berlangsung cepat namun tragis.

Pasalnya, kecelakaan tersebut terjadi di atas area pemukiman warga. Pesawat terbang penumpang itu jatuh setelah berputar-putar cepat di langit dan menewaskan puluhan penumpang serta awaknya.

Dilansir dari VOVWORLD, dalam perkembangan terkait kecelakaan pesawat tersebut, otoritas penerbangan Brasil mengatakan kotak hitam atau black box dari penerbangan Voepass 2283, yang jatuh di Vinhedo, negara bagian Sao Paulo, telah ditemukan. Selanjutnya, kotak hitam tersebut akan dikirim ke ibu kota Brasil, Brasilia, untuk dianalisis.

Dalam konferensi pers di Brasilia, pejabat dari Pusat Investigasi dan Pencegahan Kecelakaan Penerbangan (Cenipa) dan Otoritas Penerbangan Sipil Nasional Brasil (ANAC) menyatakan bahwa tidak ada peringatan darurat dari pilot sebelum kecelakaan yang merenggut nyawa 61 orang, termasuk 57 penumpang dan 4 awak pesawat.

Marcelo Moreno, Direktur Cenipa, mengkonfirmasi bahwa kotak hitam masih utuh, tetapi mencatat bahwa masih terlalu dini untuk menentukan penyebab kecelakaan.

Baca Juga :  Masjid Nabawi Kembali Dibuka

Pesawat yang terlibat adalah ATR-72 yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan Brasil Voepass Linhas Aereas. Pesawat itu jatuh di Vinhedo pada pukul 1:30 siang pada tanggal 8 Agustus (waktu setempat) saat dalam perjalanan dari Cascavel di negara bagian Parana menuju Guarulhos di negara bagian Sao Paulo.

Lokasi kecelakaan terletak 80 km di barat laut kota Sao Paulo. Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan pesawat kehilangan keseimbangan, menabrak kawasan permukiman, dan terbakar. Pihak berwenang melaporkan bahwa tidak ada seorang pun di darat yang terluka.

Sementara melansir SkyNews, para pejabat setempat di Brasil mengatakan hanya satu rumah yang rusak setelah pesawat Voepass jatuh di kotamadya Vinhedono dan tidak ada penduduk yang terluka.

Voepass mengatakan pesawat itu membawa 57 penumpang dan empat awak, tetapi pada hari Sabtu perusahaan itu mengonfirmasikan ada penumpang lain yang tidak diketahui keberadaannya dalam pesawat itu, sehingga jumlah korban mencapai 62.

Baca Juga :  Gonjang Ganjing Kerajaan Penjaga Kota Suci Yerusalem

Polisi federal Brasil mengatakan pihaknya telah memulai penyelidikan dan telah mengirim spesialis dalam kecelakaan pesawat dan identifikasi korban bencana.

Rekaman yang disiarkan oleh stasiun TV Brasil GloboNews menunjukkan area yang luas terbakar dan asap tampak mengepul dari badan pesawat.

Selain itu, video yang dibagikan di media sosial menunjukkan pesawat berputar di luar kendali sebelum jatuh di balik area pepohonan di dekat rumah-rumah penduduk.

Situs pelacak penerbangan FlightRadar24 mengatakan ada peringatan aktif untuk “lapisan es yang parah” pada ketinggian antara 12.000 kaki dan 21.000 kaki, dan bahwa pesawat tersebut telah terbang pada ketinggian 17.000 kaki sesaat sebelum kecelakaan.

Pembekuan melibatkan tetesan air yang membeku dan terkumpul di permukaan seperti sayap dan bilah baling-baling. Pembekuan dapat menghambat kinerja pesawat dengan mengurangi daya dorong, mengurangi daya angkat, dan meningkatkan hambatan.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru