PROKALTENG.CO-Laut Merah kembali bergolak. Setelah relatif tenang sejak Desember lalu, kelompok pemberontak Houthi dari Yaman kembali beraksi.
Mereka melancarkan serangan dramatis ke kapal kargo Magic Seas yang terdaftar di Liberia. Serangan ini bukan cuma pakai senjata ringan atau RPG, tapi juga melibatkan drone laut alias Unmanned Surface Vehicles (USVs).
Hasilnya? Kapal terbakar dan Laut Merah makin panas, secara harfiah dan geopolitik.
Mengutip The War Zone, kapal Magic Seas saat itu sedang melintas sekitar 51 mil laut barat daya dari pelabuhan Hodeidah, Yaman, ketika delapan sekoci milik Houthi mengepung dan menembakinya.
Tak lama, empat drone laut ikut menghantam sisi kiri kapal, merusak muatan. Untungnya, dua drone berhasil dihancurkan oleh tim keamanan bersenjata di kapal (AST), yang juga membalas serangan awal dengan tembakan balik.
Meski begitu, kapal sempat terbakar dan kini dalam kondisi darurat. Houthi mengklaim serangan ini sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina dalam konflik Israel-Hamas yang masih berkecamuk.
Dalam pernyataan lewat kanal Telegram mereka, Houthi menyebut bahwa Magic Seas memenuhi kriteria target yang dalam konteks mereka, artinya kapal itu layak dijadikan sasaran karena diduga terlibat dalam logistik pihak-pihak yang ‘berseberangan’.
Sejak akhir 2023, Houthi memang menjadikan Laut Merah sebagai panggung demonstrasi militer untuk menekan Barat dan Israel. Dampaknya tidak main-main: rute pelayaran global terganggu, Suez Canal jadi sepi, dan biaya logistik naik tajam—bahkan disebut mencapai USD 200 miliar.
Beberapa kapal sudah tenggelam, awak meninggal dunia, dan ada yang sampai disandera.
Meski sempat diredam lewat serangkaian serangan udara Amerika Serikat dan kesepakatan gencatan senjata, kejadian terbaru ini memunculkan pertanyaan besar: apakah ini cuma aksi tunggal atau sinyal dimulainya kembali kampanye serangan Laut Merah versi Houthi?
Pihak Angkatan Laut AS maupun pasukan keamanan laut gabungan Eropa (Operation Aspides) belum merilis tanggapan resmi. Tapi yang jelas, serangan ke Magic Seas ini menunjukkan bahwa Laut Merah belum benar-benar aman.
Setiap kapal yang melintas kini harus ekstra waspada, terutama jika profilnya mendekati ‘kriteria target’ versi Houthi. (jpg)