PROKALTENG.CO– Dunia internasional kembali dikejutkan oleh pernyataan keji dan tidak manusiawi dari politikus Israel, Moshe Feiglin. Dalam sebuah wawancara di saluran televisi Channel 14, mantan anggota Knesset itu secara terang-terangan menyebut bahwa “setiap anak, setiap bayi di Gaza adalah musuh.”
Tak berhenti di situ, Feiglin menyerukan agar Israel menduduki penuh Gaza dan menghapus seluruh penduduknya, termasuk anak-anak, dari muka bumi.
“Musuh kita bukan Hamas, bukan juga sayap militernya. Musuh kita adalah setiap anak di Gaza. Kita harus menduduki Gaza, menetap di sana, dan tidak boleh ada satu pun anak Gaza yang tersisa. Tidak ada kemenangan lain,” katanya dikutip via News18.
Pernyataan ini langsung memicu gelombang kemarahan, tidak hanya dari masyarakat dunia, tetapi juga dari kalangan dalam negeri Israel sendiri. Yair Golan, mantan Wakil Kepala Staf IDF dan kini pemimpin partai baru The Democrats, tak tinggal diam.
Dalam konferensi pers yang membakar emosi, Golan menuduh pemerintah Netanyahu telah menjadikan pembunuhan bayi sebagai ‘hobi’.
Ia menggambarkan situasi di Gaza sebagai tragedi moral dan menyebut Israel sedang meluncur cepat menuju status negara terasing seperti Afrika Selatan di masa apartheid.
“Negara yang waras tidak membantai warga sipil, tidak membunuh bayi sebagai hobi, dan tidak melakukan pengusiran massal penduduk. Tapi yang kita miliki saat ini hanyalah pemimpin-pemimpin pendendam tanpa moral dan tanpa kemampuan untuk mengelola negara di tengah krisis. Ini membahayakan keberadaan kita sendiri,” tegas Golan.
Pernyataan Feiglin menambah daftar panjang retorika ekstrem yang menandai pergeseran politik Israel ke arah yang makin radikal. Namun kali ini, eskalasinya menabrak batas kemanusiaan.
Menyebut bayi sebagai ‘musuh’ yang harus dimusnahkan bukan hanya menjijikkan, tapi juga mengarah pada retorika genosida terang-terangan.
Kecaman dari netizen global pun membanjiri media sosial. Tagar seperti #GazaGenocide, #FeiglinOut, dan #StopIsrael sempat trending di berbagai negara. Banyak yang menyerukan agar Moshe Feiglin dan para pejabat terkait diseret ke Mahkamah Pidana Internasional.
“Ini bukan sekadar konflik. Ini adalah pembersihan etnis yang dibungkus dalih keamanan,” tulis seorang pengguna X.
Sementara itu, badan-badan HAM dunia menuntut penyelidikan internasional atas potensi kejahatan perang yang dilakukan oleh pemerintah Israel.
Dunia kini menatap Gaza dengan ngeri, bukan hanya karena perang yang tak kunjung usai, tapi karena wajah kebencian yang mulai tanpa malu-malu menyasar bahkan bayi yang belum tahu arti peperangan.
Israel, yang selama ini berdalih membela diri, kini harus menjawab satu pertanyaan besar: Jika bayi pun dianggap musuh, lalu kemanusiaan seperti apa yang masih tersisa? (jpg)