KALTENGPOS.CO – Ledakan sangat besar terjadi di Port of Beirut,
Lebanon pada Selasa (4/8) sekitar pukul 18.02 waktu setempat. Lokasi pelabuhan
berdekatan dengan Downtown Beirut. Tingkat kehancuran dan kerusakan properti
terjadi dalam radius beberapa kilometer dari pusat ledakan.
Ledakan itu menyebabkan 78 orang
meninggal dunia dan lebih dari 4.000 orang terluka.
Kepala Palang Merah Lebanon
George Kettaneh mengatakan, jumlah korban pasti akan bertambah. Pasalnya,
banyak yang masih terperangkap di rumah-rumah yang rusak akibat ledakan
tersebut.
Media Lebanon LBCI mengutip Hotel
Dieu Hospital di Beirut yang mengatakan bahwa mereka merawat lebih dari 500
orang dan tidak dapat menerima lebih dari itu.
Puluhan orang yang terluka perlu
operasi dan rumah sakit mulai kekurangan persediaan darah.
Rekaman ledakan yang beredar di
publik melalui media sosial menunjukkan asap naik dari distrik pelabuhan yang
diikuti oleh ledakan besar.
Mereka yang merekam apa yang
awalnya tampak seperti kobaran api besar kemudian dikejutkan oleh ledakan itu.
Presiden Libanon, Michel Aoun,
mengatakan ledakan besar yang terjadi di Ibu Kota Beirut pada Selasa (4/8)
petang berasal dari sebuah gudang yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat.
Aoun mengatakan ribuan ton
amonium nitrat itu dilaporkan tersimpan secara tidak aman di sebuah gudang
dekat pelabuhan Beirut selama kurang lebih enam tahun.
Ia menganggap penyimpanan amonium
nitrat dalam gudang tersebut tidak dapat diterima dan tidak bisa dibiarkan
begitu saja.
Aoun bersumpah akan menjatuhkan
sanksi terberat terhadap pihak yang bertanggung jawab. Ia juga menetapkan
status darurat nasional selama dua pekan terkait insiden di ibu kota ini.
Meski begitu, pihak berwenang
sampai saat ini belum bisa memastikan penyebab gudang tersebut meledak.
Sementara Duta Besar RI untuk
Lebanon Hajriyanto Y Thohari memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI)
yang menjadi korban jiwa dalam ledakan yang besar yang mengguncang Beirut, ibu
kota Lebanon. Laporan terakhir dari KBRI Lebanon menyatakan semua WNI aman.
“KBRI Beirut beserta seluruh staf
dalam kondisi aman, dan sehat walafiat. Juga tidak ada laporan WNI yang menjadi
korban, Amin,†ujar Hajriyanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima
redaksi, Rabu (5/8).
Ia menambahkan berdasarkan
informasi yang diperoleh mengatakan bahwa ledakan besar tersebut berasal dari
bahan Sodium Nitrat dalam volume besar yang disimpan di Port.
Sodium Nitrat adalah bahan putih
yang digunakan utk pengawet makanan dan bisa meledak apabila terkena api.
Hajriyanto merinci, terdapat 1.447 WNI di Lebanon, 1.234 di antaranya adalah
Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan
mahasiswa. KBRI telah menyampaikan imbauan melalui WAG dan melalui
simpul-simpul WNI.
“KBRI telah mengimbau untuk
segera melapor apabila berada dalam situasi tidak aman,†terang Hajriyanto.
Menurutnya, KBRI telah melakukan
komunikasi dengan pihak Kepolisian dan meminta laporan segera apabila ada
update mengenai WNI dan sepakat akan segera menyampaikan informasi kepada KBRI.
“Seorang WNI yang sedang di
karantina di RS Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga
sudah terkonfirmasi aman,†kata Hajriyanto.