28.5 C
Jakarta
Saturday, April 12, 2025

Zoroastrianisme: Agama Kuno yang Masih Bertahan Hingga Kini

KETIKA berbicara tentang Persia kuno, tak hanya kekaisarannya yang megah yang menarik perhatian, tetapi juga agama yang pernah menjadi keyakinan utama di kawasan ini Zoroastrianisme.

Sebagai salah satu agama tertua di dunia, Zoroastrianisme memiliki pengaruh besar dalam sejarah, filsafat, dan bahkan beberapa ajaran dalam agama-agama besar lainnya.

Zoroastrianisme berasal dari ajaran seorang nabi bernama Zarathustra (atau Zoroaster dalam bahasa Yunani), yang diyakini hidup sekitar 3.500 tahun yang lalu di wilayah Persia kuno (sekarang Iran dan sebagian Afganistan).

Ajarannya tertuang dalam kitab suci Avesta yang berisi doa, nyanyian, dan aturan moral yang menjadi pedoman hidup bagi para pengikutnya.

Berbeda dengan kepercayaan politeisme yang umum pada zamannya, Zoroastrianisme adalah agama monoteistik, yang menyembah satu Tuhan yang maha baik, yaitu Ahura Mazda.

Dalam ajaran ini, kehidupan manusia adalah pertarungan antara kebaikan (yang diwakili oleh Ahura Mazda) dan kejahatan (yang diperankan oleh Ahriman, roh jahat yang selalu berusaha menggoda manusia).

Baca Juga :  20 Orang di Gaza Tewas Akibat Serangan Udara Israel

Konsep utama dalam Zoroastrianisme adalah Good Thoughts, Good Words, Good Deeds (Pikiran Baik, Perkataan Baik, Perbuatan Baik), yang mengajarkan manusia untuk selalu berbuat kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika Kekaisaran Persia mencapai puncaknya di bawah kepemimpinan Cyrus Agung (559–530 SM), Zoroastrianisme menjadi agama resmi kerajaan.

Cyrus dikenal sebagai raja yang toleran terhadap berbagai agama, namun tetap menjadikan Zoroastrianisme sebagai dasar nilai-nilai pemerintahan.

Pengaruh agama ini terus berkembang selama dinasti-dinasti Persia seperti Achaemenid, Parthia, dan Sassania. Bahkan, beberapa praktik administratif dan hukum dalam kerajaan-kerajaan Persia sangat dipengaruhi oleh ajaran Zoroastrianisme.

Salah satu ritual paling terkenal dalam agama ini adalah penghormatan terhadap api. Kuil-kuil Zoroastrianisme, yang disebut Atash Behram, memiliki api suci yang terus menyala sebagai simbol kehadiran Ahura Mazda.

Baca Juga :  Viral Video Bangkai Kucing Dikuliti, Ini Negara yang Warganya Doyan Ma

Selain itu, pemakaman langit (Sky Burial) adalah tradisi unik di mana jenazah diletakkan di Menara Keheningan (Dakhma) untuk diurai oleh burung pemakan bangkai, sebagai bentuk penghormatan terhadap kesucian tanah.

Saat ini, jumlah penganut Zoroastrianisme sudah jauh berkurang, dengan komunitas terbesar berada di India (kaum Parsi), Iran, dan Amerika Utara.

Meskipun tidak lagi menjadi agama dominan di Persia modern, ajaran Zoroaster tetap hidup dalam nilai-nilai moral dan beberapa praktik budaya di Timur Tengah dan Asia Selatan.

Zoroastrianisme bukan hanya agama kuno yang pernah berjaya di Persia, tetapi juga warisan budaya dan spiritual yang masih bertahan hingga sekarang.

Pengaruhnya dalam sejarah dunia tak dapat disangkal, dari sistem kepercayaan hingga struktur pemerintahan yang menjunjung tinggi prinsip moralitas dan keadilan. (jpg)

 

KETIKA berbicara tentang Persia kuno, tak hanya kekaisarannya yang megah yang menarik perhatian, tetapi juga agama yang pernah menjadi keyakinan utama di kawasan ini Zoroastrianisme.

Sebagai salah satu agama tertua di dunia, Zoroastrianisme memiliki pengaruh besar dalam sejarah, filsafat, dan bahkan beberapa ajaran dalam agama-agama besar lainnya.

Zoroastrianisme berasal dari ajaran seorang nabi bernama Zarathustra (atau Zoroaster dalam bahasa Yunani), yang diyakini hidup sekitar 3.500 tahun yang lalu di wilayah Persia kuno (sekarang Iran dan sebagian Afganistan).

Ajarannya tertuang dalam kitab suci Avesta yang berisi doa, nyanyian, dan aturan moral yang menjadi pedoman hidup bagi para pengikutnya.

Berbeda dengan kepercayaan politeisme yang umum pada zamannya, Zoroastrianisme adalah agama monoteistik, yang menyembah satu Tuhan yang maha baik, yaitu Ahura Mazda.

Dalam ajaran ini, kehidupan manusia adalah pertarungan antara kebaikan (yang diwakili oleh Ahura Mazda) dan kejahatan (yang diperankan oleh Ahriman, roh jahat yang selalu berusaha menggoda manusia).

Baca Juga :  20 Orang di Gaza Tewas Akibat Serangan Udara Israel

Konsep utama dalam Zoroastrianisme adalah Good Thoughts, Good Words, Good Deeds (Pikiran Baik, Perkataan Baik, Perbuatan Baik), yang mengajarkan manusia untuk selalu berbuat kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika Kekaisaran Persia mencapai puncaknya di bawah kepemimpinan Cyrus Agung (559–530 SM), Zoroastrianisme menjadi agama resmi kerajaan.

Cyrus dikenal sebagai raja yang toleran terhadap berbagai agama, namun tetap menjadikan Zoroastrianisme sebagai dasar nilai-nilai pemerintahan.

Pengaruh agama ini terus berkembang selama dinasti-dinasti Persia seperti Achaemenid, Parthia, dan Sassania. Bahkan, beberapa praktik administratif dan hukum dalam kerajaan-kerajaan Persia sangat dipengaruhi oleh ajaran Zoroastrianisme.

Salah satu ritual paling terkenal dalam agama ini adalah penghormatan terhadap api. Kuil-kuil Zoroastrianisme, yang disebut Atash Behram, memiliki api suci yang terus menyala sebagai simbol kehadiran Ahura Mazda.

Baca Juga :  Viral Video Bangkai Kucing Dikuliti, Ini Negara yang Warganya Doyan Ma

Selain itu, pemakaman langit (Sky Burial) adalah tradisi unik di mana jenazah diletakkan di Menara Keheningan (Dakhma) untuk diurai oleh burung pemakan bangkai, sebagai bentuk penghormatan terhadap kesucian tanah.

Saat ini, jumlah penganut Zoroastrianisme sudah jauh berkurang, dengan komunitas terbesar berada di India (kaum Parsi), Iran, dan Amerika Utara.

Meskipun tidak lagi menjadi agama dominan di Persia modern, ajaran Zoroaster tetap hidup dalam nilai-nilai moral dan beberapa praktik budaya di Timur Tengah dan Asia Selatan.

Zoroastrianisme bukan hanya agama kuno yang pernah berjaya di Persia, tetapi juga warisan budaya dan spiritual yang masih bertahan hingga sekarang.

Pengaruhnya dalam sejarah dunia tak dapat disangkal, dari sistem kepercayaan hingga struktur pemerintahan yang menjunjung tinggi prinsip moralitas dan keadilan. (jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru