BRASILIA –
Penduduk Brasil berang. Mereka turun ke jalan pada Kamis (30/5). Bukan belasan
atau puluhan orang, melainkan puluhan ribu penduduk di puluhan kota secara
serentak. Massa yang terdiri atas pelajar, akademisi, dan guru itu memprotes
rencana pemerintah untuk memotong pembiayaan di bidang pendidikan.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro ingin membekukan
30 persen kucuran dana untuk universitas negeri pada paro kedua tahun ini. Dia
juga berencana menghentikan beasiswa pascasarjana bagi mahasiswa sains dan
humaniora. Wacana itulah yang membuat berang banyak pihak.
”Saya khawatir bahwa generasi berikutnya tidak
memperoleh semua hak atas pendidikan seperti yang pernah saya dapatkan,” ujar
Kaio Duarte, salah seorang mahasiswa yang ikut aksi, sebagaimana dikutip AFP.
Potongan 30 persen itu dianggap tidak adil dan
justru akan menghalangi warga miskin untuk mendapatkan pendidikan di jenjang
yang lebih tinggi. Sebab, biaya pendidikan tentu bakal naik drastis. Bagi
massa, itulah kemunduran di dunia pendidikan.
Aksi massa dimulai di Brasilia dan diikuti lebih
dari 100 kota lainnya. Sebagian massa menduduki pusat kota. Di Rio de Janeiro,
massa membawa spanduk bertulisan ”Bolsonaro Musuh Pendidikan”. Arsitek
sekaligus peneliti Guilherme Adamo membawa spanduk bertulisan ”Brasil Bersatu
demi Pendidikan”. Pria 42 tahun itu ingin pemerintah mendengar keluhan
rakyatnya dan berinvestasi pada masa depan. Yaitu, pendidikan. ”Pemerintahan
saat ini kurang berdialog dengan rakyat,” terangnya.
Massa tak menghiraukan imbauan dari Kementerian
Pendidikan Brasil beberapa jam sebelumnya. Guru, dosen, pelajar, serta orang
tua dilarang berpartisipasi dalam aksi protes pada jam sekolah. Beberapa guru
dan dosen menolak diwawancarai atau namanya disebut karena takut menerima
hukuman. (sha/c14/dos)