31.9 C
Jakarta
Saturday, September 21, 2024

Arab Saudi Kian Membuka Diri, Silakan Bersenang-senang dengan Santun

Kerajaan
Arab Saudi masih berambisi untuk menghapus status industri migas sebagai tulang
punggung ekonomi negara. Salah satu industri yang menjadi harapan ikut menopang
PDB nasional adalah pariwisata. Jumat (27/9) pemerintahan Tanah Suci
mengumumkan langkah penting untuk mewujudkan mimpi tersebut.

—

YA, Arab Saudi kian membuka
diri. Sudah bukan lagi misteri. Mereka menegaskan bahwa semua pengunjung dari
berbagai belahan dunia bakal dirangkul dengan hangat.

”Arab Saudi sudah buka. Kami sudah membuka ekonomi dan komunitas
di dalam negeri,” ujar Ahmed Al Khateeb, kepala pariwisata Arab Saudi, saat
peluncurkan proyek Ad Diriyah kepada Agence France-Presse.

Per 27 September, negara terbesar di Timur Tengah itu sudah
membuka layanan visa pariwisata. Warga dari 49 negara seperti Australia dan AS
juga mendapat layanan visa online atau visa on arrival.

Ya, layanan visa tersebut diluncurkan untuk menggaet pariwisata
nonreligi. Khateeb ingin membuka mata dunia bahwa pengalaman yang disediakan
rezim Al Saud bukan hanya spiritual. ”Ini adalah momen bersejarah bagi kami.
Dunia pasti akan terkejut dengan harta karun yang akan kami tunjukkan,” ungkap
Khateeb seperti dilansir Sky News.

Khateeb menyebutkan bahwa lima situs warisan budaya UNESCO di
Arab Saudi bakal dibuka untuk umum. Sebelum kebijakan baru, Arab Saudi terbiasa
menjaga rapat situs-situs bersejarah mereka.

Ingin hiburan modern? Soal itu akan menyusul. Pemerintah sudah
memulai proyek Red Sea yang akan mengubah pesisir barat sebagai kawasan resor
terintegrasi. Belum lagi proyek Jeddah Tower yang diharapkan selesai tahun
depan.

Negara yang dipimpin Raja Salman itu juga mengadakan
pertandingan gulat WWE dan konser pop yang dihadiri rapper 50 Cent dan diva
Janet Jackson. Mereka pun mengejar posisi tuan rumah untuk balap Formula E.

”Ini jelas perubahan untuk industri pariwisata Saudi.
Sebelumnya, mereka hanya fokus di pariwisata agama atau bisnis,” ungkap Imad
Damrah, managing director agen realestat Colliers International Arab Saudi.

Namun, Arab Saudi tak serta-merta melepas aturan lamanya. Versi
mereka, wisatawan berhak untuk bersenang-senang asal santun. Memang, perempuan
tak lagi diwajibkan mengenakan abaya, jubah longgar yang biasa dipakai penduduk
lokal.

Baca Juga :  138 Negara Akui Kedaulatan Palestina, Kecuali 55 Negara Ini

Namun, bukan berarti mereka bisa menggunakan pakaian ketat.
Pemerintah mengatakan bahwa perempuan harus mengenakan pakaian yang menutupi
tubuh dari lutut sampai pundak. Pakaian wisatawan pun tak boleh mempunyai
gambar atau tulisan yang menyinggung.

”Arab Saudi tak akan pernah mengungguli Dubai. Dan saya rasa
mereka memang tak berharap bisa menang dari negara tetangganya,” ungkap Kevin
Newton, direktur eksekutif dari lembaga analisis negara muslim Newton
Analytical, kepada CNN.

Posisi antara Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) jelas berbeda. Uni
Emirat Arab adalah negara bekas jajahan Inggris. Budaya bebas ala Barat masih
melekat di wilayah tujuh emirat itu. Di sana, wisatawan bisa bebas berpesta
dengan minuman beralkohol.

Arab Saudi, sebagai tuan rumah Makkah dan Madinah, tentu tak
ingin dicerca banyak negara dengan mengizinkan barang haram beredar bebas.
Mereka sudah memasukkan mabuk sebagai daftar kegiatan yang dilarang.

Tapi, bukan berarti Arab tak bisa mencapai tujuannya. Newton
mengatakan bahwa target utama mereka bukanlah negara-negara Barat. Melainkan
negara muslim. Dengan pengalaman sebagai penyelenggara haji, Arab Saudi punya
modal untuk menggaet 1,8 juta jiwa muslim global dengan atraksi nonreligi.

”Bukan berarti wisatawan Barat tak dihiraukan,” ungkapnya.

Terhambat Skandal Bertubi-tubi

Bukan hanya alkohol yang jadi penghambat turis untuk datang ke
Arab Saudi. Negara pemasok minyak dunia itu punya momok yang membuat pengunjung
sedikit keder. Citra negatif yang sudah mendunia itu susah dihapus.

Tahun lalu pembunuhan Jamal Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di
Turki menghebohkan dunia. Sampai saat ini, aktivis HAM pun tak pernah
membiarkan publik internasional lupa tentang aksi tersebut. Akibatnya, nama
Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS) lebih terkenal sebagai penindas.

Pada tahun yang sama LSM Amnesty International melaporkan bahwa
otoritas kerajaan membatasi kebebasan berpendapat dan berorganisasi. Hal
tersebut tentu membuat banyak turis khawatir. Salah sedikit, mereka bisa
dipenjara. ”Meski sudah ada kemajuan, hak asasi perempuan belum menyamai
standar internasional,” ujar Direktur Eksekutif Newton Analytical Kevin Newton.

Baca Juga :  Kim Jong Un Ancam Hukum Mati Warganya yang Jadi Fans K-Pop

Belum lagi isu pelanggaran HAM di luar negeri. Aksi koalisi Arab
Saudi di Yaman menuai banyak kritik dari berbagai pihak. Karena hal itu pula,
keamanan Arab Saudi terganggu. Bahkan, beberapa bulan terakhir serangan
mengarah ke wilayah sipil seperti bandara.

Dua minggu lalu kilang Abqaiq milik Saudi Aramco pun jadi korban
serangan drone. Kementerian Luar Negeri AS sampai memberikan imbauan tentang bahaya
terorisme di negara tersebut.

”Mereka mengandalkan ilmu bahwa dunia punya ingatan jangka
pendek. Saat ini berita listing Aramco di bursa saham lebih dilihat daripada
pembunuhan Khashoggi,” ungkap Newton.

— 

Ke Mana Saja di Saudi?

Sebagai sebuah negeri yang telah lama merentang peradaban, Arab
Saudi punya beragam tujuan pelesir. Selain berwisata rohani, para pelancong
bisa menikmati sejumlah jejak peradaban. Baik yang kuno maupun modern. Ini
beberapa di antaranya.

  • Madain Salih, Situs arkeologi
    yang menyimpan 111 makam dari era Kerajaan Nabatea. Salah satu yang
    menarik adalah makam yang terpisah dari kumpulan lainnya dan belum selesai
    terbangun. Makam tersebut disebut Qasr Al Farid atau Istana Kesepian.
  • Air Mancur King Fahd, Air mancur
    tertinggi di dunia dengan ketinggian mencapai 312 meter. Air mancur itu
    terlihat dari seluruh kota Jeddah dengan memanfaatkan air Laut Merah.
  • Jeddah Tower, Proyek gedung
    pencakar langit ini berlangsung sejak 2013, tetapi belum selesai. Gedung
    tersebut diprediksi mengalahkan Burj Khalifa dengan ketinggian 1
    kilometer.
  • Kawah Al Wahbah, Sempat dipercaya
    sebagai kawah akibat meteor yang jatuh. Luasnya mencapai 2 kilometer
    dengan kedalaman 250 meter. Di tengah kawah terdapat garam putih serta
    dipenuhi rumput dan pohon palem. Padahal, kawasan tersebut dikelilingi
    gurun.
  • Ukiran Batu Jubbah, Tempat ukiran batu
    paling terkenal di Arab Saudi. Sudah mendapatkan status warisan budaya
    dunia oleh UNESCO pada 2015.

—

Target Industri Pariwisata
Saudi 2030

  • Meningkatkan
    kontribusi industri pariwisata untuk PDB dari 3 persen menjadi 10 persen.
  • Mengundang 100
    juta wisatawan asing.
  • Menciptakan 1 juta
    pekerjaan baru untuk warga Arab Saudi.(jpg)

 

Kerajaan
Arab Saudi masih berambisi untuk menghapus status industri migas sebagai tulang
punggung ekonomi negara. Salah satu industri yang menjadi harapan ikut menopang
PDB nasional adalah pariwisata. Jumat (27/9) pemerintahan Tanah Suci
mengumumkan langkah penting untuk mewujudkan mimpi tersebut.

—

YA, Arab Saudi kian membuka
diri. Sudah bukan lagi misteri. Mereka menegaskan bahwa semua pengunjung dari
berbagai belahan dunia bakal dirangkul dengan hangat.

”Arab Saudi sudah buka. Kami sudah membuka ekonomi dan komunitas
di dalam negeri,” ujar Ahmed Al Khateeb, kepala pariwisata Arab Saudi, saat
peluncurkan proyek Ad Diriyah kepada Agence France-Presse.

Per 27 September, negara terbesar di Timur Tengah itu sudah
membuka layanan visa pariwisata. Warga dari 49 negara seperti Australia dan AS
juga mendapat layanan visa online atau visa on arrival.

Ya, layanan visa tersebut diluncurkan untuk menggaet pariwisata
nonreligi. Khateeb ingin membuka mata dunia bahwa pengalaman yang disediakan
rezim Al Saud bukan hanya spiritual. ”Ini adalah momen bersejarah bagi kami.
Dunia pasti akan terkejut dengan harta karun yang akan kami tunjukkan,” ungkap
Khateeb seperti dilansir Sky News.

Khateeb menyebutkan bahwa lima situs warisan budaya UNESCO di
Arab Saudi bakal dibuka untuk umum. Sebelum kebijakan baru, Arab Saudi terbiasa
menjaga rapat situs-situs bersejarah mereka.

Ingin hiburan modern? Soal itu akan menyusul. Pemerintah sudah
memulai proyek Red Sea yang akan mengubah pesisir barat sebagai kawasan resor
terintegrasi. Belum lagi proyek Jeddah Tower yang diharapkan selesai tahun
depan.

Negara yang dipimpin Raja Salman itu juga mengadakan
pertandingan gulat WWE dan konser pop yang dihadiri rapper 50 Cent dan diva
Janet Jackson. Mereka pun mengejar posisi tuan rumah untuk balap Formula E.

”Ini jelas perubahan untuk industri pariwisata Saudi.
Sebelumnya, mereka hanya fokus di pariwisata agama atau bisnis,” ungkap Imad
Damrah, managing director agen realestat Colliers International Arab Saudi.

Namun, Arab Saudi tak serta-merta melepas aturan lamanya. Versi
mereka, wisatawan berhak untuk bersenang-senang asal santun. Memang, perempuan
tak lagi diwajibkan mengenakan abaya, jubah longgar yang biasa dipakai penduduk
lokal.

Baca Juga :  138 Negara Akui Kedaulatan Palestina, Kecuali 55 Negara Ini

Namun, bukan berarti mereka bisa menggunakan pakaian ketat.
Pemerintah mengatakan bahwa perempuan harus mengenakan pakaian yang menutupi
tubuh dari lutut sampai pundak. Pakaian wisatawan pun tak boleh mempunyai
gambar atau tulisan yang menyinggung.

”Arab Saudi tak akan pernah mengungguli Dubai. Dan saya rasa
mereka memang tak berharap bisa menang dari negara tetangganya,” ungkap Kevin
Newton, direktur eksekutif dari lembaga analisis negara muslim Newton
Analytical, kepada CNN.

Posisi antara Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) jelas berbeda. Uni
Emirat Arab adalah negara bekas jajahan Inggris. Budaya bebas ala Barat masih
melekat di wilayah tujuh emirat itu. Di sana, wisatawan bisa bebas berpesta
dengan minuman beralkohol.

Arab Saudi, sebagai tuan rumah Makkah dan Madinah, tentu tak
ingin dicerca banyak negara dengan mengizinkan barang haram beredar bebas.
Mereka sudah memasukkan mabuk sebagai daftar kegiatan yang dilarang.

Tapi, bukan berarti Arab tak bisa mencapai tujuannya. Newton
mengatakan bahwa target utama mereka bukanlah negara-negara Barat. Melainkan
negara muslim. Dengan pengalaman sebagai penyelenggara haji, Arab Saudi punya
modal untuk menggaet 1,8 juta jiwa muslim global dengan atraksi nonreligi.

”Bukan berarti wisatawan Barat tak dihiraukan,” ungkapnya.

Terhambat Skandal Bertubi-tubi

Bukan hanya alkohol yang jadi penghambat turis untuk datang ke
Arab Saudi. Negara pemasok minyak dunia itu punya momok yang membuat pengunjung
sedikit keder. Citra negatif yang sudah mendunia itu susah dihapus.

Tahun lalu pembunuhan Jamal Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di
Turki menghebohkan dunia. Sampai saat ini, aktivis HAM pun tak pernah
membiarkan publik internasional lupa tentang aksi tersebut. Akibatnya, nama
Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS) lebih terkenal sebagai penindas.

Pada tahun yang sama LSM Amnesty International melaporkan bahwa
otoritas kerajaan membatasi kebebasan berpendapat dan berorganisasi. Hal
tersebut tentu membuat banyak turis khawatir. Salah sedikit, mereka bisa
dipenjara. ”Meski sudah ada kemajuan, hak asasi perempuan belum menyamai
standar internasional,” ujar Direktur Eksekutif Newton Analytical Kevin Newton.

Baca Juga :  Kim Jong Un Ancam Hukum Mati Warganya yang Jadi Fans K-Pop

Belum lagi isu pelanggaran HAM di luar negeri. Aksi koalisi Arab
Saudi di Yaman menuai banyak kritik dari berbagai pihak. Karena hal itu pula,
keamanan Arab Saudi terganggu. Bahkan, beberapa bulan terakhir serangan
mengarah ke wilayah sipil seperti bandara.

Dua minggu lalu kilang Abqaiq milik Saudi Aramco pun jadi korban
serangan drone. Kementerian Luar Negeri AS sampai memberikan imbauan tentang bahaya
terorisme di negara tersebut.

”Mereka mengandalkan ilmu bahwa dunia punya ingatan jangka
pendek. Saat ini berita listing Aramco di bursa saham lebih dilihat daripada
pembunuhan Khashoggi,” ungkap Newton.

— 

Ke Mana Saja di Saudi?

Sebagai sebuah negeri yang telah lama merentang peradaban, Arab
Saudi punya beragam tujuan pelesir. Selain berwisata rohani, para pelancong
bisa menikmati sejumlah jejak peradaban. Baik yang kuno maupun modern. Ini
beberapa di antaranya.

  • Madain Salih, Situs arkeologi
    yang menyimpan 111 makam dari era Kerajaan Nabatea. Salah satu yang
    menarik adalah makam yang terpisah dari kumpulan lainnya dan belum selesai
    terbangun. Makam tersebut disebut Qasr Al Farid atau Istana Kesepian.
  • Air Mancur King Fahd, Air mancur
    tertinggi di dunia dengan ketinggian mencapai 312 meter. Air mancur itu
    terlihat dari seluruh kota Jeddah dengan memanfaatkan air Laut Merah.
  • Jeddah Tower, Proyek gedung
    pencakar langit ini berlangsung sejak 2013, tetapi belum selesai. Gedung
    tersebut diprediksi mengalahkan Burj Khalifa dengan ketinggian 1
    kilometer.
  • Kawah Al Wahbah, Sempat dipercaya
    sebagai kawah akibat meteor yang jatuh. Luasnya mencapai 2 kilometer
    dengan kedalaman 250 meter. Di tengah kawah terdapat garam putih serta
    dipenuhi rumput dan pohon palem. Padahal, kawasan tersebut dikelilingi
    gurun.
  • Ukiran Batu Jubbah, Tempat ukiran batu
    paling terkenal di Arab Saudi. Sudah mendapatkan status warisan budaya
    dunia oleh UNESCO pada 2015.

—

Target Industri Pariwisata
Saudi 2030

  • Meningkatkan
    kontribusi industri pariwisata untuk PDB dari 3 persen menjadi 10 persen.
  • Mengundang 100
    juta wisatawan asing.
  • Menciptakan 1 juta
    pekerjaan baru untuk warga Arab Saudi.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru