PEMERINTAH harus segera ambil tindakan untuk mengatasi peristiwa
kerusuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat. Pasalnya, diendus ada campur
tangan asing dalam kerusuhan tersebut di Bumi Cenderawasih.
โSangat kentara ada indikasi
kuat propaganda dari luar negeri (asing) soal Papua terjadi sangat masif dan
sistematis, โ kata pengamat intelijen dan terorisme Harits Abu Ulya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (1/9).
Menurutnya, anasir asing ikut
bermain dipicu dengan isu dugaan rasialisme dan pelanggaran HAM. Mereka mencuri
kesempatan agar Papua merdeka dari Indonesia.
โDi samping etalase
perlawanan utama dari pihak kontra NKRI direpresentasikan oleh separatis OPM
juga cukup gencar membangun opini dan lobi-lobi internasional jelang sidang
PBB,โ katanya.
Direktur eksekutif CIIA ini juga
mendapatkan informasi terkait dinamika sosial politik dan keamanan di Papua dan
Papua Barat hingga membuat kewalahan aparat keamanan setempat.
โAda potensi menjadi konflik
sosial di sebagian besar wilayah Papua dan Papua Barat. Dan cenderung makin
mengeskalasi di luar kendali, akan membuat repot pihak Polri maupun TNI. Karena
bola salju demontrasi gerakan masarakat sipil makin membesar,โ ujarnya.
Pihak asing, lanjut Harits,
memanfaatkan momen kerusuhan tersebut dengan berbagai cara agar masyarakat
Papua mendesak pemerintah referendum.
โDua komponen di atas saat
ini mendapatkan โangin surgaโ untuk terus bekerja mematangkan
langkah-lankah politik menuju Papua merdeka. Paling tidak melalui langkah
politik refrendum; bekerja dengan massif mengagitasi masarakat sipil Papua
bergerak larut bersama gerakan politik separatis OPM,โ ucapnya.
โDan kedua adalah perlawanan
bersenjata dari unsur sayap militer OPM yang disokong masyarakat sipil yang pro
OPM dan bahkan inflitrasi dari pihak asing,โ tandas Harits menambahkan. (rmol/kpc)