28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Pengembangan Food Estate di Kalteng Sebagai Model Bisnis Pertanian yan

PROKALTENG.CO-
Menteri
Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitanmengatakan Food
Estate yang tengah digarap pemerintah saat ini, merupakan kesempatan emas bagi
Indonesia untuk mewujudkan modernisasi pertanian.

Luhut menegaskan bahwa sesuai arahan Presiden
Joko Widodo (Jokowi), pertanian ke depan harus terintegrasi. “Food estate
adalah golden opportunity untuk bisa mulai membangun pertanian maju dan
modern,” kata Luhut saat mengunjungi Balai Besar Pengembangan Mekansiasi
Pertanian (BBP Mektan), Serpong, Tangerang, Banten, Rabu (27/1) siang.

Seperti diketahui, pemerintah saat ini tengah
membangun Food Estate di sejumlah kawasan, seperti Kabupaten Pulang Pisau dan
Kapuas, Kalimantan Tengah, serta Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

Selain dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan
nasional, pengembangan Food Estate juga diarahkan sebagai model bisnis
pertanian yang terintegrasi. Luhut pun mendukung sinergi yang dibangun
Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT), maupun lembaga-lembaga lainnya dalam pengembangan riset
pertanian serta rekayasa alat dan mesin pertanian (alsintan) khususnya.

Terlebih lagi, pengembangan alsintan
merupakan langkah penting untuk mewujudkan pertanian modern. “Tidak ada yang
bisa dikerjakan sendiri, harus harus bekerja sama dalam wujudkan pertanian
modern,” ungkap pensiunan TNI berpangkat Jenderal itu. Luhut mengatakan
modernisasi pertanian bisa terus ditingkatkan dengan tiga pengungkit utama,
yaitu bibit, pupuk, serta alsintan.

Baca Juga :  Iuran BPJS Kesehatan Sebelum Putusan MA Tak Bisa Dikembalikan, Ini Ala

Ia pun mengharapkan Kementan bisa terus
mendorong pengembangan varietas benih unggul, serta distribusi pupuk sehingga
bisa tepat sasaran. Khusus alsintan, Luhut menilai mekanisasi memang harus
dimasifkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Teknologi alsintan
seperti drone, water drip irrigation, dan transplanter diharapkan bisa
mendukung pertanian modern yang lebih terintegrasi.

“Sebutlah punya lahan 7,5 juta hektare,
alsintan cukup dimasifkan separuhnya saja. Bayangkan berapa peningkatan
produktivitas yang bisa dihasilkan. Jangan impor-impor lagi. Kita bahkan bisa
ekspor,” ungkap Luhut.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan
SYL) menyebutkan Kementan memang sedang fokus dalam meningkatkan penggunaan
alsintan oleh petani di lapangan. Apalagi mekanisasi pertanian memang dipercaya
dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan produksi.

“Penggunaan alsintan bisa menekan angka
losses (susut hasil) hingga di bawah 3 persen – 5 persen. Kalau mau tingkatkan
produktivitas berbagai komoditas strategis, mulai dari padi, kedelai, hingga
gula, maka mekanisasi pertanian harus menjadi bagian penting dari program kita,”
terang Syahrul.

Baca Juga :  DPR Ajak Pemerintah Rancang Kebijakan Dampak Perang Dagang AS-Tiongkok

Berdasar data kajian Kementan, mekanisasi
terbukti dapat mengurangi susut dan meningkatkan mutu hasil pertanian.Misalnya,
susut hasil panen padi secara manual sebesar kurang lebih 9,4 persen. Namun,
penggunaan alsintan yang mengurangi sehingga berada di kisaran 3 persen.

Syahrul menyebutkan peneliti Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) juga perlu diberikan akses untuk
terlibat dalam pengembangan setiap tahapan pembangunan pertanian, dari hulu
hingga ke hilir. “Kami bisa siapkan (teknologi) itu, saya yakin sekali. Saya
dan kawan-kawan siap kerja di lapangan,” sebut Syahrul.

Kunjungan ke BBP
Mektan kali ini merupakan bagian dari upaya memastikan kesiapan rekayasa dan
manufaktur alsintan nasional guna mendukung pengembangan program Food Estate.
BBP Mektan yang berada di bawah Kementan memiliki tugas melaksanakan
penelitian, perekayasaan, pengembangan mekanisasi pertanian, standarisasi,
serta pengujian alat dan mesin pertanian. 

PROKALTENG.CO-
Menteri
Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitanmengatakan Food
Estate yang tengah digarap pemerintah saat ini, merupakan kesempatan emas bagi
Indonesia untuk mewujudkan modernisasi pertanian.

Luhut menegaskan bahwa sesuai arahan Presiden
Joko Widodo (Jokowi), pertanian ke depan harus terintegrasi. “Food estate
adalah golden opportunity untuk bisa mulai membangun pertanian maju dan
modern,” kata Luhut saat mengunjungi Balai Besar Pengembangan Mekansiasi
Pertanian (BBP Mektan), Serpong, Tangerang, Banten, Rabu (27/1) siang.

Seperti diketahui, pemerintah saat ini tengah
membangun Food Estate di sejumlah kawasan, seperti Kabupaten Pulang Pisau dan
Kapuas, Kalimantan Tengah, serta Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

Selain dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan
nasional, pengembangan Food Estate juga diarahkan sebagai model bisnis
pertanian yang terintegrasi. Luhut pun mendukung sinergi yang dibangun
Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT), maupun lembaga-lembaga lainnya dalam pengembangan riset
pertanian serta rekayasa alat dan mesin pertanian (alsintan) khususnya.

Terlebih lagi, pengembangan alsintan
merupakan langkah penting untuk mewujudkan pertanian modern. “Tidak ada yang
bisa dikerjakan sendiri, harus harus bekerja sama dalam wujudkan pertanian
modern,” ungkap pensiunan TNI berpangkat Jenderal itu. Luhut mengatakan
modernisasi pertanian bisa terus ditingkatkan dengan tiga pengungkit utama,
yaitu bibit, pupuk, serta alsintan.

Baca Juga :  Iuran BPJS Kesehatan Sebelum Putusan MA Tak Bisa Dikembalikan, Ini Ala

Ia pun mengharapkan Kementan bisa terus
mendorong pengembangan varietas benih unggul, serta distribusi pupuk sehingga
bisa tepat sasaran. Khusus alsintan, Luhut menilai mekanisasi memang harus
dimasifkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Teknologi alsintan
seperti drone, water drip irrigation, dan transplanter diharapkan bisa
mendukung pertanian modern yang lebih terintegrasi.

“Sebutlah punya lahan 7,5 juta hektare,
alsintan cukup dimasifkan separuhnya saja. Bayangkan berapa peningkatan
produktivitas yang bisa dihasilkan. Jangan impor-impor lagi. Kita bahkan bisa
ekspor,” ungkap Luhut.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan
SYL) menyebutkan Kementan memang sedang fokus dalam meningkatkan penggunaan
alsintan oleh petani di lapangan. Apalagi mekanisasi pertanian memang dipercaya
dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan produksi.

“Penggunaan alsintan bisa menekan angka
losses (susut hasil) hingga di bawah 3 persen – 5 persen. Kalau mau tingkatkan
produktivitas berbagai komoditas strategis, mulai dari padi, kedelai, hingga
gula, maka mekanisasi pertanian harus menjadi bagian penting dari program kita,”
terang Syahrul.

Baca Juga :  DPR Ajak Pemerintah Rancang Kebijakan Dampak Perang Dagang AS-Tiongkok

Berdasar data kajian Kementan, mekanisasi
terbukti dapat mengurangi susut dan meningkatkan mutu hasil pertanian.Misalnya,
susut hasil panen padi secara manual sebesar kurang lebih 9,4 persen. Namun,
penggunaan alsintan yang mengurangi sehingga berada di kisaran 3 persen.

Syahrul menyebutkan peneliti Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) juga perlu diberikan akses untuk
terlibat dalam pengembangan setiap tahapan pembangunan pertanian, dari hulu
hingga ke hilir. “Kami bisa siapkan (teknologi) itu, saya yakin sekali. Saya
dan kawan-kawan siap kerja di lapangan,” sebut Syahrul.

Kunjungan ke BBP
Mektan kali ini merupakan bagian dari upaya memastikan kesiapan rekayasa dan
manufaktur alsintan nasional guna mendukung pengembangan program Food Estate.
BBP Mektan yang berada di bawah Kementan memiliki tugas melaksanakan
penelitian, perekayasaan, pengembangan mekanisasi pertanian, standarisasi,
serta pengujian alat dan mesin pertanian. 

Terpopuler

Artikel Terbaru