25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Perkantoran Jadi Klaster Baru Penyebaran Corona

KALTENGPOS.CO – Era adaptasi kebiasaan baru (AKB) yang sebelumnya
disebut dengan New Normal membuat perekonomian dan perkantoran kembali
bergeliat. Hampir semua kantor kini sudah menerapkan kembali kebijakan bekerja
di kantor atau Work From Office, tak
lagi di rumah. Sayangnya, protokol kesehatan yang tak dipatuhi dan mengabaikan physical distancing membuat angka kasus
positif di tanah air makin bertambah.

Klaster perkantoran harus
diwaspadai dalam upaya percepatan penanganan Covid-19. Klaster perkantoran bisa
menjadi ancaman baru penyebaran virus.

Juru Bicara Pemerintah Untuk
Covid-19 Achmad Yurianto mengungkapkan, tingginya angka kasus positif selama sepekan
karena berasal dari aktivitas perkantoran. Dia berharap setiap kantor dan
industri bisa mematuhi dan menciptakan suasana yang aman dari Covid-19.

“Dalam satu minggu terakhir kita
lihat penambahan kasus positif lebih banyak dari tracing yang berasal dari
aktivitas perkantoran yang selama ini bekerja dilakukan di rumah dan sekarang
dikerjakan di kantor,” ungkapnya dalam konferensi pers, Senin (20/7).

Salah satu penyumbang terbesar
dalam aktivitas perkantoran adalah akibat penyelenggaraan rapat di kantor.
Ruangan rapat yang tidak menjaga jarak, menghidangkan makan dan minum, membuat
para pegawai sulit menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

Baca Juga :  Pidato Mas Mendikbud Bagaimana supaya Guru Lebih Kreatif

“Salah satunya adalah
penyelenggaraan rapat. Atau pertemuan di perkantoran. Kami ingatkan lagi, kalau
memang rapat harus dilaksanakan, maka laksanakan di ruang yang sirkulasi
udaranya baik. Jika diperlukan laksanakan di pagi hari, buka semua jendela.
Matikan AC agar udara bergerak lebih baik,” katanya.

Yurianto meminta perusahaan
membatasi kapasitas orang di ruang rapat. Jika harus diikuti banyak orang,
dipastikan akan lebih baik dengan metode daring.

“Bahwa ruang yang baik akan
memudahkan karyawan untuk bisa jaga jarak. Batasi juga waktu pembicara.
Upayakan rapat tak lebih dari setengah jam,” katanya.

“Hindari sajian minum makan di
ruang rapat yang memaksa karyawan membuka masker. Inilah AKB di kantor,”
jelasnya.

Dia juga meminta para pegawai
untuk memperhatikan kebersihan benda-benda dan menjaga jarak aman pada
fasilitas yang digunakan bersama di dalam kantor. Misalnya lift, toilet, dan
tangga.

“Dan secara selektif hanya orang
yang tak sakit, yang boleh bekerja dari kantor. Ingat bila kita terinfeksi di
tempat kerja, akan sangat berisiko untuk anak-anak, orang tua kita, yang punya
penyakit komorbit,” tegasnya.

Anggota Tim Pakar untuk
Percepatan Penanganan COVID-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin,
Hidayatullah Muttaqin meminta masyarakat mewaspadai penyebaran virus corona
baru dari perkantoran.

Baca Juga :  Airlangga Tekankan Penanganan Pandemi Covid-19 hingga Pengentasan Kemiskinan

“Ruangan yang tertutup seperti
perkantoran sangat rentan terjadi penyebaran. Seiring menyambut adaptasi
kebiasaan baru, aktivitas kerja mulai normal dan karyawan diharuskan ke kantor
dan belakangan muncul kasus terkonfirmasi positif beberapa diantaranya adalah
pegawai kantor,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/7).

Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan
Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis ULM itu, mengatakan relaksasi
ekonomi di tengah wabah mendorong masyarakat untuk bekerja, berbelanja,
berolahraga dan mendapatkan hiburan.

Untuk itu, masyarakat harus
berhati-hati akan potensi penyebaran COVID-19 di perkantoran, pusat
perbelanjaan, restoran dan rumah makan.

“Protokol kesehatan harus
diterapkan dengan ketat ketika berada di tempat-tempat tersebut. Setiap bertemu
kerumunan segera hindari, apalagi jika itu terjadi di dalam ruangan tertutup
seperti di perkantoran,” tuturnya.

Menurutnya jika virus corona
menyebar melalui interaksi manusia, maka virus ini akan semakin mudah menyebar
apabila jarak antara satu individu dengan individu lainnya sangat dekat.

“Terlebih jika terdapat banyak
orang di tempat yang sama dalam ruangan yang tertutup,” ungkapnya.

KALTENGPOS.CO – Era adaptasi kebiasaan baru (AKB) yang sebelumnya
disebut dengan New Normal membuat perekonomian dan perkantoran kembali
bergeliat. Hampir semua kantor kini sudah menerapkan kembali kebijakan bekerja
di kantor atau Work From Office, tak
lagi di rumah. Sayangnya, protokol kesehatan yang tak dipatuhi dan mengabaikan physical distancing membuat angka kasus
positif di tanah air makin bertambah.

Klaster perkantoran harus
diwaspadai dalam upaya percepatan penanganan Covid-19. Klaster perkantoran bisa
menjadi ancaman baru penyebaran virus.

Juru Bicara Pemerintah Untuk
Covid-19 Achmad Yurianto mengungkapkan, tingginya angka kasus positif selama sepekan
karena berasal dari aktivitas perkantoran. Dia berharap setiap kantor dan
industri bisa mematuhi dan menciptakan suasana yang aman dari Covid-19.

“Dalam satu minggu terakhir kita
lihat penambahan kasus positif lebih banyak dari tracing yang berasal dari
aktivitas perkantoran yang selama ini bekerja dilakukan di rumah dan sekarang
dikerjakan di kantor,” ungkapnya dalam konferensi pers, Senin (20/7).

Salah satu penyumbang terbesar
dalam aktivitas perkantoran adalah akibat penyelenggaraan rapat di kantor.
Ruangan rapat yang tidak menjaga jarak, menghidangkan makan dan minum, membuat
para pegawai sulit menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

Baca Juga :  Pidato Mas Mendikbud Bagaimana supaya Guru Lebih Kreatif

“Salah satunya adalah
penyelenggaraan rapat. Atau pertemuan di perkantoran. Kami ingatkan lagi, kalau
memang rapat harus dilaksanakan, maka laksanakan di ruang yang sirkulasi
udaranya baik. Jika diperlukan laksanakan di pagi hari, buka semua jendela.
Matikan AC agar udara bergerak lebih baik,” katanya.

Yurianto meminta perusahaan
membatasi kapasitas orang di ruang rapat. Jika harus diikuti banyak orang,
dipastikan akan lebih baik dengan metode daring.

“Bahwa ruang yang baik akan
memudahkan karyawan untuk bisa jaga jarak. Batasi juga waktu pembicara.
Upayakan rapat tak lebih dari setengah jam,” katanya.

“Hindari sajian minum makan di
ruang rapat yang memaksa karyawan membuka masker. Inilah AKB di kantor,”
jelasnya.

Dia juga meminta para pegawai
untuk memperhatikan kebersihan benda-benda dan menjaga jarak aman pada
fasilitas yang digunakan bersama di dalam kantor. Misalnya lift, toilet, dan
tangga.

“Dan secara selektif hanya orang
yang tak sakit, yang boleh bekerja dari kantor. Ingat bila kita terinfeksi di
tempat kerja, akan sangat berisiko untuk anak-anak, orang tua kita, yang punya
penyakit komorbit,” tegasnya.

Anggota Tim Pakar untuk
Percepatan Penanganan COVID-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin,
Hidayatullah Muttaqin meminta masyarakat mewaspadai penyebaran virus corona
baru dari perkantoran.

Baca Juga :  Airlangga Tekankan Penanganan Pandemi Covid-19 hingga Pengentasan Kemiskinan

“Ruangan yang tertutup seperti
perkantoran sangat rentan terjadi penyebaran. Seiring menyambut adaptasi
kebiasaan baru, aktivitas kerja mulai normal dan karyawan diharuskan ke kantor
dan belakangan muncul kasus terkonfirmasi positif beberapa diantaranya adalah
pegawai kantor,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/7).

Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan
Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis ULM itu, mengatakan relaksasi
ekonomi di tengah wabah mendorong masyarakat untuk bekerja, berbelanja,
berolahraga dan mendapatkan hiburan.

Untuk itu, masyarakat harus
berhati-hati akan potensi penyebaran COVID-19 di perkantoran, pusat
perbelanjaan, restoran dan rumah makan.

“Protokol kesehatan harus
diterapkan dengan ketat ketika berada di tempat-tempat tersebut. Setiap bertemu
kerumunan segera hindari, apalagi jika itu terjadi di dalam ruangan tertutup
seperti di perkantoran,” tuturnya.

Menurutnya jika virus corona
menyebar melalui interaksi manusia, maka virus ini akan semakin mudah menyebar
apabila jarak antara satu individu dengan individu lainnya sangat dekat.

“Terlebih jika terdapat banyak
orang di tempat yang sama dalam ruangan yang tertutup,” ungkapnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru